*4 tahun lalu*"Pah, Mah. Nanda gak mau kalian berantem! Kenapa kalian jahat sama Nanda? Kenapa? Kalian gak tau perasaan Nanda kan? Nanda cape denger kalian berantem terus! DAN AYAH, AYAH GAK MIKIRIN PERASAAN NANDA KAN? KAN!!! S-sakit yah, sak-kit!... Ayah selalu pentingin selingkuhan ayah." Bentak Ananda dengan air mata yang membasahi pipinya serta isak tangis yang mendampinginya.
Untuk pertama kalinya ia melontar kan kata-kata yang selama ini ditahan kepada Fatur-Ayah Ananda. Karna Fatur sudah keterlaluan pada Zahra-Mamanya Ananda. Sekarang dirinya merangkul mamanya,yang sekarang sudah tak kuasa menahan air mata dan meluncur dengan deras tanpa mengeluarkan suara, dilantai.
Tanpa basa basi, Zahra pun melontarkan kata Cerai pada lelaki yang selama ini telah menyakiti dirinya dan putrinya. "Fatur! Sekarang juga aku ingin cerai sama kamu!" Dengan sekuat tenaga menahan isak tangisnya, dirinya menatap tajam Fatur dengan mata yang masih mengeluarkan cairan bening.
"Okay fine, besok aku urus surat cerai kita. Aku sudah bosan dengan kisah hidup yang membosankan ini!" Suara lelaki itu menggema di dalam ruangan tersebut, dirinya pun pergi keluar begitu saja meninggalkan Nanda dan Zahra yang sedang menangis sambil berpelukan.
Sebelum kejadian ini.. mamanya sempat pingsan dan harus dibawa kerumah sakit karena ulah Fatur. Ya karna pertengkaran itulah Zahra harus dibawa kerumah sakit.
Hidup mereka pun lebih baik setelah perpisahan, namun sejak saat itu Nanda tak pernah telihat ceria, walau hanya menampakkan bulan sabit dibibirnya sebentar pun enggan untuk melakukannya. Entahlah apa yang membuat dirinya seperti itu, namun dia berusaha terlihat bahagia dan menjalani hari-harinya walau tampak begitu suram untuk dirinya lewati.
-<>-
"Eh itu Nanda kan?" Ucap Clara Aulia-sahabat Nanda sejak dari SMP. Dan sudah pasti tahu permasalahan keluarga Nanda, karena dialah yang selalu mendampingi kala Nanda terpuruk disaat keluarganya bermasalah."Iya tuh, Samperin yuk Ra" Jawab Calistassya zafirah-Yang tentunya juga sahabat Nanda dan Clara dari dulu hingga sekarang. walaupun sedikit cerewet, namun dirinya tahu semua tentang Nanda dan selalu menguatkan Nanda saat moodnya tidak bagus.
"Keknya ada masalah lagi deh, mukanya balik kek dulu lagi" cemas Clara sambil berlari kearah Nanda, Disusul oleh Tassya.
...
"NANDA!!" Teriak Clara dan Tassya serempak, tanpa perduli orang lain memperhatikan mereka.
"Eh kalian, ngagetin aja" Langkah Nanda terhenti. Dengan wajah yang tampak terkejut Ia menjawab, dan mengubah wajahnya kembali seperti semula.
"Kenapa? Kok ga kaya biasanya tuh muka? Ada masalah ya? Sini cerita" tanya Tassya sambil menatap Nanda yang masih mengarah kedepan dengan tatapan kosong.
"Gapapa kok" kini Nanda membalas tatapan Tassya yang berada disamping Kanannya dan tersenyum paksa.
"Hmm.. yaudah kalo gitu, ayok kita masuk kelas. Hari ini ada mapel Matematika nihhh. Kalian udah ngerjain belom? Nyontek dong, tadi malam lupa ngerjain demi apa!" Tassya bertanya. Dengan wajah panik pasalnya dia lupa mengerjakan PR matematika, jika tidak mengerjakan dapat dipastikan hukuman dari Ibu Dahlia-guru matematika. salah satu guru killer di SMA DARMA BANGSA ini.
"Yakali ada PR MTK? serius Tass? Ngapain diingetin dah.. gimana nih gue juga belum ngerjain soalnya! Eh Nan pasti udah ngerjainkan? Nyontek ya?!" Permohonan Clara pada Nanda, namun tampak seperti Paksaan. Seperti biasa Nanda lah penyelamat dan harapan mereka.
Ananda Putri Az-Zahra itu adalah nama lengkapnya, dengan kulit putih bersih, dikenal sebagai orang yang cuek akan hal yang tak penting baginya dan tentunya tidak banyak tingkah seperti dua sahabatnya ini, serta sifat keras kepala dan wajah yang selalu datar membuat orang-orang dilingkungannya, harus berpikir berulang kali untuk mendekatinya, mereka berpikir Nanda adalah murid terdingin disekolah ini dan tak mudah untuk bergaul dengannya. Namun tak disangka dibalik sifatnya yang seperti itu, dia adalah murid yang rajin dan cerdas. Jika dikatakan pintar, dirinya tak begitu pintar dan sebaliknya jika dirinya bodoh, dia pun tak begitu bodoh.
"Iya gue contekin, gue kan baik. Apa sih yang enggak buat kalian" ucap Nanda dengan senyum manisnya. Yang tentunya hanya ditunjukkan pada dua sahabatnya ini.
"Makasih Ananda Putri Az-zahra yang cantik nan baik hati ini huwaaaaa" teriak Tassya lebay sambil memeluk Nanda dan hanya di balas dengan senyum oleh Nanda.
"Udah ah buruaan, Alay banget si lo Tass. Bel jam pertama dah mau bunyi nihh, ntar ga sempat nyalin lagi kan berabe urusannya" kini Clara berlari setelah mengucapkan kalimat terakhirnya. Yang tentunya disusul Nanda dan Tassya.
...
Suasana ricuh terdengar di kelas XI IPS 1. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 08.45Am dan seharusnya sudah ada guru yang mengajar di kelas mereka.
"Woy kayanya JamKos, Asekkk" teriak Gilang Tukang ricuh dikelas
"Ihiiiwww asek ga ada MTK-MTK an hari ini" balas Bima tak kalah nyaring dari Gilang
Nanda yang sedari tadi hanya mengamati mereka sambil bersandar di dinding, Karena tempat duduk Nanda berada di paling samping kiri tepatnya berdampingan dengan dinding kelas. Tak jarang pula ia menguap, karna rasa kantuk yang tak tertahan, Saking bosannya menunggu Guru datang.
"Heemmm kalo sampe beneran Bu Dahlia ga masuk... beuh sia sia gue ngejar waktu buat nyalin punya Nanda huh" keluhan Clara pada dirinya sendiri pelan namun masih tetap terdengar jelas di telinga Nanda dan Tassya. Clara duduk disamping Nanda dengan tangan yang dilipat di atas meja dengan kepala yang menindihinya.
"Tapi.. gapapa juga si, kan jadinya Nilai gue terobati" sambungnya sambil memejamkan matanya.
"Alaaah lo harusnya bersyukur Ra, soalnya masih ada yang mau contekin lo" balas Tassya yang duduk tepat dibelakang Nanda dan Clara. Sambil membaca novel yang selalu ia dibawa di dalam tasnya.
"Dah deh gausah banyak omong, cape gue dengernya tau ga. Nih ya Ra, masih mending lo sempet nyalin, dari pada kena hukuman kan lo juga yang susah haha" kini Nanda yang berbicara dengan tawa yang sedikit dipaksakan. "Tapi kalo lo yang dihukum sih gue sih fine-fine aja,soalnya gue ga rugi" ejek Nanda menatap Clara dengan bibir yang ingin tertawa.
"Apaan sih Nan jahat banget lo, yaudah Iye iyee.. makasih ya Nan, kalo ga ada lo ga bisa dibayangin hidup gue kaya gimana di sekolah ini" jawab Clara yang telah bangun dengan muka cemberutnya kemudian senyum yang mengembang pada kedua sahabatnya ini.
Mereka pun sibuk melanjutkan dengan aktivitas masing-masing yang entah mencoret-coret buku dan lain-lain.
Berselang beberapa menit kemudian, ruang kelas yang tadinya rame seperti pasar, kini hening karena guru yang mengajar datang.
"Assalamualaikum, ribut aja kerjaannya." Sindir Dahlia-guru matematika. "Maaf atas keterlambatannya, baiklah sekarang kumpulkan PR yang minggu lalu ibu suruh sekarang juga." Pinta Bu Dahlia dengan suara tegasnya.
"Iya Bu" sahut beberapa murid dan segera mengumpulkan bukunya kemeja guru.
"Baiklah, berhubung ibu masih ada kesibukan yang mengharuskan meninggalkan kelas, maka ibu akhiri pertemuan kita hari ini sampai sini. Jangan ribut atau keluar kelas, sebelum bel istirahat berbunyi!. Assalamualaikum wr. wb." Setelah semua buku terkumpul, Ibu Dahlia mengakhiri kalimatnya dengan salam dan dijawab semua penghuni kelas yang berada di tempat, Kemudian melenggang pergi meninggalkan kelas.
"Yah ga asik nih, ga bisa bolos kekantin" dengan wajah yang memelas Gilang duduk diam ditempatnya.
TEMAN" KALO ADA TYPO BOLEH DI KOMEN YEUU...
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANDA
Teen FictionKenapa harus aku? Apakah mereka tidak akan pernah merasakan apa yang aku rasa? Sungguh terlalu rumit untuk ku jelaskan tentang perasaan ini. Kenapa aku harus bertemu dia. Dia yang membuatku tersadar, akan banyak hal didunia ini yang seharusnya ku...