-
"Hey, Utahime. Cepat buka pintu!!"
Ketukan bertubi-tubi menganggu dirinya yang baru terlelap dini hari tadi.
"Iya iya tunggu"
Utahime menghela napasnya. Indah sekali mengawali hari dengan di datangi penagih hutang."Utahime Iori, mana uang yang kamu janjikan hari ini. Aku tidak menerima penundaan lagi, aku juga butuh makan!"
"Maafkan aku oba-san, aku belum bisa mendapatkan uangnya"
"Bagaimana bisa belum dapat, kata pemilik cafe tempatmu bekerja kamu sudah di gaji"
Utahime kembali menghela nafas kasar "kakakku merampas semuanya.."
Oba-san ikut menghela nafas merasa iba "kakakmu mei mei memang cantik, tapi dia sungguh orang yang menyeramkan. Bagaimana bisa dia..."
Utahime hanya menunduk, membenarkan bahwa kakaknya memang menyeramkan. Dia rela melakukan 'apapun' demi mendapatkan uang.
"Baiklah aku beri kau waktu dua hari. Jika tidak bisa membayar tolong enyah dari kuil ini"
Utahime mengangguk pasrah. Dari dulu ingin sekali dia meninggalkan kuil tua ini. Terlalu banyak kenangan pahit yang dia alami di sini. Seperti kematian kakeknya dan tragisnya kakaknya meninggalkannya tanpa pamit. Dia merasa menjadi gadis termalang di muka bumi ini.
Hanya karena wasiat kakeknya untuk tetap memertahankan kuil ini lah yang menjadi alasannya berat untuk pergi.
"Sial, pekerjaan paruh waktu apa lagi yang harus ku ambil!"
Tak terhitung banyaknya pekerjaan yang Utahime tekuni demi bertahan hidup. Dia tidak bisa menerima pekerjaan yang layak karena kebanyakan perusahaan tidak menerima pegawai berwajah cacat.
Bagian lain yang Utahime benci dari dirinya. Wajah cacatnya yang tergores bekas terjatuh dari ayunan ketika masih kecil.
Ketika bersekolah dulu sudah menjadi makanan sehari-hari baginya mendapat cemooh dan pandangan merendahkan dari orang lain.
"Ahh aku benci diriku.."
-
Sore hari tiba, waktunya Utahime partime di cafe dekat tempat tinggalnya.
"Bos, boleh aku minta tolong?"
"Apa? Mau berhutang lagi?!"
Utahime kembali menunduk malu, tak berani memandang Yaga-san bosanya.
"Maafkan aku Utahime, kali ini tidak ada yang bisa kulakukan untukmu. Kau lihat saja cafe ini sangat sepi."
Utahime paham dengan kondisi Yaga saat ini. Kondisi finansialnya juga sedang terganggu.
Kini tinggal satu orang yang bisa dia minta pertolongan. Sahabatnya Shouko.
Utahime pamit setelah menyelesaikan pekerjaannya. Ketika dia keluar cafe, ada seorang pemuda tinggi berambut putih yang memasuki cafe.
"Maaf cafe ini sudah tutup, silahkan kembali besok"
Pemuda itu menyeringai.
"Minggir!"Utahime menatap sengit pemuda itu.
"Utahime biarkan dia masuk, aku mengenalnya!"
Utahime pun menyingkir dan pergi ke rumah Shouko.
-
"Shouko, ini aku Utahime" teriaknya di depan pintu rumah Shouko.
Kemudian seorang gadis berambut gelap membuka pintu, tak lupa dengan sebatang rokok di tangannya.
"Yo! Hime-chan"
"Ah, bisakah kau singkirkan rokok dari hidupmu"
Shouko justru sengaja menghembuskan asap rokok ke wajah Utahime.
"Apa yang terjadi denganmu?"
Shouko mempersilahkan Utahime masuk.
"Shouko, aku butuh uang"
"Biar ku tebak, kakakmu berulah lagi?"
Utahime mengangguk lesu."Hhh, kau butuh uang cepat kan. Ayo ikut aku berkerja"
"Pekerjaan apa yang kau maksud?"
"Jual diri"
Utahime langsung menyilangkan tangan di depan dada.
"Shouko!!"Shouku terkekeh "aku berkerja menjadi bartender sekarang. Kalau kau mau, kau bisa jadi pelayan. Nanti aku usahakan minta bayaran di muka ke bos ku. Tapi jika sesuatu terjadi padamu aku tidak tanggung jawab ya."
Utahime paham betul maksud Shouko. "Tenang saja, kalau ada yang macam-macam. Orang itu akan aku banting"
Shouko terkekeh "Aku berangkat kerja jam 11, mau ikut langsung?"
Utahime mengangguk semangat "Tentu, lebih cepat dapat uang lebih baik"
"Dasar mata duitan"
"Miskin lebih tepatnya"
-
Diluar kendali Utahime, malam itu kesialan besar kembali menimpanya
-
hai hai, gojohime shipper. sorry ya kalau ada typo penulisan. hope u enjoy my story <3
KAMU SEDANG MEMBACA
ABARENA | Jujutsu Kaisen | gojohime
FanfictionAbarena (暴れな) means going crazy. Utahime Iori, seorang gadis penjaga kuil kecil di pinggiran kota. Awalnya semua hal terasa monoton baginya, tapi semua itu berubah ketika pemuda misterius itu memasuki kehidupannya. Pemuda berkacamata hitam yang seti...