A/N: Untuk tulisan Kellan
Untuk tulisan Andri★Hope you like this★
Jika kau lihat, aku adalah satu-satunya orang yang mengerti dirimu. Tapi kenapa kau tidak melihatnya?
Kedua ruangan itu berasal dari dua bangunan yang berbeda, namun berdekatan dan saling berhadapan. Jarak kedua pagar dinding beranda itu hanya sekitar satu meter, membuat si empunya ruangan dapat saling berkunjung hanya dengan meloncati beranda satu sama lain. Dengan hanya menoleh kearah jendela, masing-masing pemilik ruangan itu bisa langsung berkomunikasi.
"Udah gue bilang kan, gue kagak selingkuh Cechil!!"
Kellan mengalihkan perhatiannya dari buku pada jendela saat mendengar teriakan itu. Terlihat pria berumur dua puluh lima tahun yang sedang bercakap-cakap dengan seseorang di seberang telepon dari jendela kamar sebrang. Kellan meletakan buku yang sedari tadi dibacanya dan mengambil sektchbook beserta spidol yang selalu terletak di sisi jendela kamarnya. Menuliskan beberapa kata seraya menunggu pria di sebrang sana selesai dengan percakapan panasnya.
"ASTAGA!! Bagaimana bisa lo bilang gue selingkuh kalau karena itu?! Denger gue.. halo? Halo?! Anjing!!"
Andri, nama pria itu. Mengumpat keras saat sambungan telepon dengan kekasihnya terputus. Diacaknya rambut dengan frustasi saat memikirkan perkataan dan tuduhan kekasihnya tadi. Tapi perhatiannya segera teralihkan saat melihat sosok yang telah di kenalnya dua tahun belakangan.
Seorang pemuda yang merupakan tetangganya, tengah berdiri di sebrang di balik jendela kamarnya. Kedua tangannya menggenggam sketchbook seperti biasa. Media bagaimana cara mereka berkomunikasi.
Ada apa kak?
Itulah yang tertulis di sketchbook Kellan yang di tunjukan padanya. Tersenyum tipis Andri mengambil whiteboardnya dan menuliskan balasan di sana.
Tidak apa-apa. Lo belum tidur?
Belum ngantuk.
Payah! Ntar jadi panda loh.
Biarin, dari pada jadi kebo.
Andri tertawa membaca balasan Kellan. Secara tak langsung pemuda itu menyindir dirinya. Yah, dia memang susah di bangunkan jika sudah terlelap.
Sementara itu, Kellan tersenyum tipis kala melihat Andri tertawa. Memandang wajah tampan itu dari kejauhan. Dirinya sangat suka saat-saat seperti ini. Saat-saat di mana dia dan Andri bisa menghabiskan waktu bersama meski hanya lewat sketchbook dan whiteboard.
Kak Andri..
Ya Kellan?
I love U. Kellan segera mencoret tiga kata itu sebelum menunjukannya pada Andri. Dia bahkan mungkin tidak akan menunjukannya pada pria yang merupakan sahabat kakakknya itu. Tidak akan pernah.
Good night.
Akhirnya hanya itu yang bisa di sampaikannya. Andri membalas dengan senyuman. Belum sempat Kellan membalas senyuman itu, Andri segera menutup gorden kamarnya. Memadamkan lampu hingga ruangan itu nampak gelap dari kamar Kellan.
Menghela nafas, Kellan kembali mengangkat sketchbook yang sempat menggantung di sisi tubuhnya. Menatap satu kalimat yang kini sudah tertutup coretan. Sudah dua tahun Kellan memendam perasaannya pada pria yang usianya hampir dua kali dari usianya. Namun tidak pernah sekalipun Kellan mengungkapkannya. Jangankan mengungkapkan, menunjukkan gelagat ketertarikannya pada pria itu saja tidak pernah.
Kellan kembali mendongak menatap jendela kamar yang telah redup di sebrang sana. Dengan berat hati Kellan menarik gorden jendelanya. Berharap saat esok pagi dia membukanya kembali, sosok itu telah ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Belong With Me
RomanceJika kau lihat, aku adalah satu-satunya orang yang mengerti dirimu. Tapi kenapa kau tidak melihatnya? Kamu terlalu fokus padanya. Pada dia yang bahkan tidak mengerti dan memperhatikan dirimu. Kau seharusnya bersamaku.