Prolog

5 0 0
                                    


Tak.. tak.. tak..

Bunyi sebuah hak sepatu yang tengah beradu dengan keramik putih dilantai tersebut, berhasil mengalihkan atensi lelaki itu. Mendengus pelan lalu ia menatap, siapa orang yang berani-beraninya mengganggu waktu santainya diperpustakaan ini. Sepersekian detik lelaki itu terkesima, wajah itu seper-

"Kenalin aku, Monica," sapa gadis dihadapannya. Sebuah tangan berada tepat didepan hidungnya. Menggeleng pelan lelaki itu terkekeh sambil menatap tak minat pada objek didepannya lalu kembali mengalihkan tatapannya ke buku tebal yang tengah ia baca.

Alih-alih merasa heran mengapa, lelaki dihadapannya itu tertawa tanpa sebab Monica malah menyunggingkan senyum manisnya dan sedikit menghela nafas karena merasa tidak ada pergerakan dari lawan bicaranya saat ini, ia lantas menurunkan tangannya dan menyimpan kembali disamping tubuhnya.

Mengeluarkan sebuah benda dari tasnya yang mana hal itu malah membuat lelaki tersebut mengalihkan pandang, dari yang tadinya menatap buku ditangannya, kembali menatap benda yang diletakan gadis tidak dikenalanya itu dihadapannya.

"Gimana sekarang?, sudah ingat?," tanya gadis dihadapannya itu sembari tersenyum sangat manis.

Brukk...

Alih-alih merasa risih, Monica justru tertawa dan membalas pelukan lelaki itu, lelaki yang baru saja ia temui beberapa menit yang lalu tersebut. Ia mengelus pelan kepala laki-laki itu seraya menenangkan tangisannya.

----------

Terimakasih sudah membaca. Aku mohon untuk meninggalkan jejak yaa, supaya aku tau orang-orang yang lagi membaca tulisan aku💗💐.

See you.


Tolong, IngatlahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang