Prolog

27 3 0
                                    

Sekotak krayon yang Rajita temukan di gudang membuat Jita seperti terlempar mundur ke belakang, bagai roll film yang diputar ulang, memori masa lalunya kembali terputar ketika melihat satu nama yang tertulis di sana. Jita bahkan pernah menangis berhari-hari karena kehilangan  krayon itu saat keluarganya pindah rumah.

Rayyan, nama laki laki pertama yang berhasil membuat jantung Jita  berdegup kencang. Lelaki itu ada, nyata, namun tak bisa diraihnya.

Jita ingat hari itu ada perayaan 17 Agustus di sekolahnya. Dari sekian banyak lomba yang diadakan, Rajita mengikuti lomba mewarnai. Jita suka menggambar, Jita ingat Mamanya sering sekali membangga-banggakan gambar Jita yang katanya bagus itu pada teman-teman nya, disaat teman yang lain membanggakan prestasi anak mereka. Jadi Jita cukup percaya diri untuk mengikuti lomba itu.

Jita yang saat itu terlalu fokus menggambar sampai lupa kalau pensil cat berwarna putih miliknya sudah habis, Jita panik ketika ingin membuat gradasi pada gambarnya.

"Ta, kamu ada warna putih nggak?"

Atala, teman yang Jita paksa untuk ikut lomba yang sama dengannya. Padahal cewek itu tau kalau gambar garis aja Tala harus nyontek dulu sama Jita.

"Boro-boro warna putih! Cat aja gue nggak bawa! Lagian warna putih nggak penting kali Ji!"

"Penting Tala!"

"Gambar Lo udah bagus sekalipun nggak ada warna putih Jita!"

"Susah bikin gradasinya Ta kalo nggak ada warna putih!"

"Gue kalo gambar nggak pernah pake warna putih, gak ada manfaatnya!" Timpal Deo, cowok bertubuh agak berisi dengan kaca mata yang setia bertenger dihidungnya. Tapaknya cowok itu agak terganggu dengan perdebatan kedua sahabat yang lebih sering cekcok itu.

"Tuh kan apa gue bilang. Kalo Lo ngerasa nggak berguna di dunia ini, Lo harus ingat, pensil cat warna putih lebih nggak berguna!"

"Lo salah, mereka berguna ditangan orang yang tepat."

Suara itu. Jita tersentuh.  Jita menoleh, seketika jantungnya berdebar, cowok itu berdiri tepat di sebelahnya. Dia adalah Rayyan Kakak kelasnya, cowok yang diam-diam sering Jita lirik saat Upacara. Cowok dengan seragam Pramuka lengkap itu menatap takjub pada gambarnya.

"Gambar nya bagus!" Kata cowok itu tulus.

"Ma..makasih kak!"

"Gue nggak punya pensil cat, tapi gue punya krayon, jangan dibalikin. Gue nggak suka gambar. Ditangan Lo semua warna pasti berguna!"

Jita nggak bisa menyembunyikan guratan merah di pipinya, Tala yang menyadarinya pun langsung menggodanya.

"CIEEE!"

Hari itu Rajita yang masih bocah mendeklarasikan bahwa dirinya sedang jatuh cinta pada seorang bernama Rayyan Auriga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UnspokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang