"fuh fuh fuhh, nona kaila yg anggun nan egois, apakah engkau tidak sanggup mengangkat kayu bakar itu ??"
"Brisik, kusambit kau!"***
Saat ini aku berada diluar rumah untuk mencari kayu bakar, dan kayu bakar yg kubawa ini sudah cukup, tapi dia tidak mau kalah dan begitu sudah dapat dia tidak kuat mengangkatnya"Fuh fuh fuhh, akan kutunggu kata kata permintaan pertolonganmu wahai nona kaila--""nggak akan!"
*Tlakk
"Aaath", "sudah kubilang, kalau mau minta tolong ga usah malu malu, seperti baru kenal ajah"
Egois, itulah sifatnya, sangat gengsi ketika ingin meminta sesuatu, apalagi denganku
***
"Aku pulang"
"Oh delta dan kaila, kenapa kakimu?"
"Hanya jatuh tadi bi"
Aku dan kaila langsung duduk di depan pintu, disela sela matahari yg ingin terbenam, membuatku ingin melupakan semua kelelahan yg ku jalani selama hidupku
"Kaila", "hm?"
"Kau tidak lupa kan besok kita mau ngapain?"
*Plakk
"Kenapa kau memukulku"
"Habisnya, kamu bertanya aneh aneh, kan besok hari yg kita tunggu tunggu"
"Bercanda doang, siapa tau kamu lupa"
Saat kami berbicara, entah kata kata kotor apapun kita tidak perduli, dari kecil kami sudah menjadi teman, mungkin bisa dibilang sahabat, karna orang tua kita bersahabat juga dulunya
"Kurasa aku mau pulang, karna ini sudah mulai gelap"
"baiklah"
Kaila pun berdiri dan jalan menuju rumahnya, rumahnya bersebelahan denganku
Mungkin saat aku besar nanti, aku akan mempunyai cerita yg bisa kuceritakan ke anakku kelak
"Kaila sudah pulang?" Sahut ibuku dari belakangku
"Ya, baru saja, kenapa bu?"
"Tidak, apa kakinya sudah sembuh?", "Sudah kok, dia sangat kuat "
Aku pergi ke halaman belakang lalu aku mandi, dan segera tidur, aku tidak ingin hari berhargaku itu rusak karna aku lalai
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Witches: Will my dreams end perfectly?
FantasyKetika semua anak beranjak umur 14 tahun, mereka diwajibkan unttuk mengikuti acara pengambilan alat sihir yang berupa tongkat sihir, di ujung tongkat itu ada sebuah batu sihir, batu sihir itu akan membantu meningkatkan kekuatan sihir si pengguna bah...