-Awal mula-

1.7K 132 5
                                    

Aku Na jaemin, seorang mahasiswa jurusan sastra bahasa yang sedang menduduki bangku semester 3. Aku bukan termasuk orang yang famous seperti kakakku Emily Na. Aku hanya mahasiswa dengan kehidupan yang bisa dibilang biasa saja. Memiliki paras yang bisa dibilang lumayan, otak yang pintar namun tak terlalu pintar, sifat tertutup dan hanya temanku yang mengetahuinya, mood yg suka naik turun bagaikan rollercoaster, kehidupan mewah karena orang tuaku, serta beberapa teman yang sangat baik dan mengerti diriku.

Semuanya terasa biasa saja hingga akhirnya pernikahan mendadak yg bahkan tak masuk akal itu datang. Pernikahan antara aku, Lee Jeno, dan Huang Renjun yang membuat diriku terus merasakan bagaimana rasanya sakit saat dirimu mencintai seseorang yg bahkan tak ingin melihat dirimu sama sekali.

"NA JAEMIN CEPAT BANGUN SEBELUM MAMA MENYIRAM MU SEPERTI MAMA MENYIRAM TANAMAN MAMA!" Ah.... Nyonya na ini sudah mulai mengamuk. Kenapa dia membangunkan ku dipagi hari, padahal sekarang adalah hari Minggu. Ayolah.... walaupun aku anak yang baik, aku tetaplah anak yg ingin tertidur hingga siang hari di hari libur.
"IYA MA, JAEMIN BANGUN!" teriakku setelah berhasil mengumpulkan nyawaku. Aku melihat jam yang menunjukkan pukul 08.45. Ah..... Pantas saja nyonya Na itu mengamuk, ternyata sudah hampir jam sembilan.

Aku segera mengambil handukku dan berjalan menuju kamar mandi. Jangan bertanya kenapa aku ke kamar mandi. Sudah jelas aku akan mandi. Aku bukanlah orang yang tahan dengan perasaan tak nyaman karena belum mandi. Seperti kalian yang bahkan bisa tak mandi hingga berhari-hari.

Setelah menyelesaikan kegiatan mandi yang berkisar 30 menit itu, aku turun menuju meja makan dan melihat apa menu sarapan yang disajikan pagi ini. Ah..... Ternyata menu kali ini adalah waffle dengan vanila Syrup. Untung saja Mama tidak membuat waffle nasi goreng seperti yang Kai Samchon buat. Mengingatnya membuatku merinding. Samchon bahkan hampir membuat apartemen nya terbakar saat itu.

Aku memakan sarapanku dan menghampiri mama yang sedang asik menyirami tanaman kesayangannya. Terkadang aku dan kakakku merasa sedikit iri dengan tanaman itu. Mereka selalu diperlakukan bagai ratu. Sedangkan kami? Kami selalu dinomor duakan. Hah..... Tumbuhan selalu menjadi nomor satu dan yg paling utama bagi mama.

"Nana!!! Kakak akan pergi ke supermarket! Apa kau mau ikut?!" Tanya kak Emily mengganggu kegiatan ku yg sedang memikirkan strategi untuk mengagetkan mama.

"Iya Nana ikut! Tunggu sebentar!" Teriakku lalu berlari menuju rak dan mengambil sendal.

"Yak anak-anak nakal jangan berteriak!" Teriak mama dari halaman belakang. (Padahal mama juga berteriak)

Aku dan kak Emily pergi ke supermarket dengan menaiki motor. Bukan aku yg mengendarai, melainkan kak Emily. Aku mana bisa menggunakan motor kesayangannya itu. Terlalu tinggi.

Outfit yang aku dan kak Emily gunakan bukanlah outfit yang mewah. Melainkan hanya kaos hitam yang kak Emily gunakan dan sweater toska yang aku gunakan, serta jeans berwarna hitam.

Kami mengelilingi supermarket hanya untuk mencari barang yang kakak cari. Dan setelah menemukannya, ternyata barang itu adalah sebungkus ramen kesukaannya. Ingin rasanya aku mengumpati kakak tersayang ku ini.

Karena aku yang sempat marah padanya, kakak akhirnya membelikan ku ice cream latte kesukaanku. Setelah acara berbelanja yang begitu menyenangkan, aku dan kakak kembali ke rumah dan melihat papa yang sudah kembali dari kegiatannya diluar negeri. Aku yang sangat merindukan papa langsung memeluknya dan kami pun akhirnya membuka beberapa oleh-oleh yg papa bawa untuk kami.

Malam hari tiba, kami semua makan malam tanpa satu katapun. Karena kami sudah dibiasakan tidak berbicara hingga makan selesai. Ah.... Masakan mama memang yg terbaik. Kami memiliki beberapa pembantu. Tapi, mama melarang mereka menyentuh dapur karena mama ingin apa yang keluarganya makan adalah hasil dari masakannya.

Selesai dengan acara makan yg khidmat, papa mulai membuka suara. Entah itu bercerita tentang bagaimana dia merindukan kami selama bekerja, dan masih banyak lagi. Aku dan kak Taeyong yang mendengar hanya menanggapi jika kami disebutkan. Dan obrolan terakhir adalah hal yang sangat mengejutkan. Ah.... Mungkin itu hanya bagiku atau mungkin kak Taeyong juga. Entahlah.

"Nana sayang....." Ucap papa lembut, sangat lembut.

Aku yg sibuk dengan kegiatanku segera melihat papa "kenapa pa?" Jawabku dengan wajah bingung.

"Papa akan menjodohkan kamu dengan anak jadi Lee dan Huang corp" ucap papa membuatku tersedak air liurku sendiri

"APA?! Tapi Nana bahkan ga kenal sama orang yang bakal Nana nikahin pa. Dan apa itu?! Kenapa dia berasal dari dua keluarga?" Tanyaku bingung

"Kau harus menikahi mereka nak. Ini adalah janji kami dahulu" ucap papa lagi-lagi membuatku terkejut.

"Apa tadi?! Mereka?! Kenapa mereka?" Ucapku semakin bingung.

"Kau akan papa nikahkan pada dua orang. Dan papa tak bisa membatalkannya nak" ucap papa final.

Aku yang tak ingin dicap sebagai anak durhaka hanya bisa menurut dan pasrah. Semoga orang yang akan dinikahkan denganku adalah orang yang baik dan benar-benar jodohku.

Our married life (Nominren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang