— Jaemin side —
Aku tak mengenal siapa yang akan ku nikahi nanti. Aku hanya mengetahui jika mereka adalah pria. Namun, aku tak menyangka jika kami harus bertemu secepat ini. Ini bahkan baru dua Minggu setelah mama dan papa bilang akan menjodohkan ku dengan anak dari sahabatnya. Semoga saja aku tak merusak pertemuan makan malam nanti.
"Nana sayang, mama sudah siapkan setelan mu. Tadi mama gantung di pintu lemari ya" ucap mama setelah menimbulkan kepalanya dari balik pintu kamarku. Ah..... Mama yang bertingkah seperti itu selalu membuatku tersenyum.
"Iya ma, nanti Nana pake ya...." Ucapku sedikit manja perlu digaris bawahi bahwa aku hanya SEDIKIT MANJA bukan sangat manja.
"Oh ya, jangan lupa sedikit poles wajahmu agar anak manis mama ini semakin manis" ucap mama dengan senyuman yang sangat lebar. Aish...... Mama selalu saja mengatakan bahwa aku manis. Hey! Aku ini tampan bukan manis. Aku bahkan bisa menjadi dominan jika bersama orang yang tepat.
"MAMA!!! NANA INI TAMPAN! Huh. Mama menyebalkan" ucapku tanpa sadar sedikit mempoutkan bibirku.Aku melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 17. 30 atau setengah enam. Aku pun segera bergerak menuju kamar mandi. Tapi sebelum itu, aku melihat jas yang mama gantung di pintu lemari ku. Setelannya sangat indah. Dengan hiasan di jas bagian dada sebelah kiri, kemeja biru yang terlihat manis jika dipadukan dengan jas biru tua tersebut.
Setelah mandi, aku langsung menuju meja rias yang ada di samping lemari itu. Memakaikan sedikit concealer di bagian bawah mata, hidung dan dagu. Lalu aku memakaikan bibirku sedikit lip balm. Setelah itu barulah aku memakai setelan yang diberi mama tadi. Kembali melihat ke arah kaca untuk memeriksa penampilan, dan keluar kamar setelah mama berteriak memanggil namaku dengan suara yang menggelegar.
"NA JAEMIN AYO PERGI! JANGAN BERPOLES TERLALU LAMA. KAU ITU SUDAH SANGAT MANIS SAYANG!" Teriak mama membuat ku ingin mengomel karena dikatai manis lagi.Kami pun pergi dengan mobil yang dikendarai supir. Aku hanya diam dan melihat mama dan papa yang terlihat sedang mengobrol dengan asiknya. Huft.... Mama dan papa selalu seperti itu! Bermesraan di depanku tanpa tau kalau aku ini selalu merasa menjadi nyamuk diantara mereka.
Setelah sampai ke restoran yang dituju, kami pun masuk dan disambut dengan pelayan yang menuntun jalan kami menuju ruang VVIP yang sudah diisi dengan 4 orang tua yang terlihat seumuran mama dan papa. Jangan bilang kalau aku akan dinikahkan dengan orang seumuran papa?! Jika itu terjadi maka aku akan menolaknya. Aku bukan orang yang akan menikahi orang tua dan tetap menyayanginya walaupun dia memiliki banyak istri seperti di sinetron yang sering mama tonton.
Mama dan papa langsung mengajakku menuju 4 orang tadi. Hah?! Apakah mereka benar-benar akan menikahkan ku dengan orang tua?! Kenapa mama tega sekali?
"Wah.... Ini Nana ya win? Anakmu benar-benar manis dan..... Cantik" ucap seorang pria manis yang sepertinya teman mama. Entahlah, aku pun tak tahu.
"Ah... Iya ini Nana. Sayang, perkenalkan dirimu nak." Ucap mama yang langsung ku balas dengan anggukan.
Aku berdiri dan langsung memperkenalkan diriku dengan sopan. Yah, aku tak ingin membuat diriku dicap sebagi orang yang tak pernah diajarkan sopan santun.
"Selamat malam tuan dan nyonya. Nama saya Na jaemin." Ucapku dengan menunduk hormat.
"Manisnya...... Aku semakin tidak sabar untuk menjodohkan anak kita dengan Nana" ucap pria lain yang juga tak kalah manis dengan pria tadi.
"Terimakasih....." Ucapku sambil tersenyum dan kembali duduk.
"Tak usah sungkan. Kami adalah calon ibu mertuamu. Oh iya, Aku Jung Taeyong Orang tuanya Jeno. Dan dia ini jungwoo orangtuanya Renjun." ucap pria manis tersebut
Aku tak tau harus menanggapi kata-kata mereka bagaimana. Jadi aku hanya tersenyum saja. Tak lama kemudian, dua orang pria yang terlihat hum....... Tampan datang ke meja kami.
Aku tak tau mereka siapa. Mereka terlihat gagah dengan setelan jas yang melapisi tubuh mereka. Walaupun pria satunya terlihat pendek, tapi dia tetap saja terlihat tampan. Aku iri.....
"Mom, Jeno ga bisa lama. Sibuk" ucapnya datar. Hei, apakah begini dia bicara pada orang tuanya?! Kenapa dingin sekali?
"Hm. Ren juga sibuk! Waktu Ren terlalu berharga buat ketemu orang yang tidak Ren kenal" ucapnya menatapku sinis. Apa maksudnya tatapan itu? Dia bahkan membuatku merinding.
Mereka pun memperkenalkan diri atas suruhan ibu mereka? Entahlah, yang aku tau ternyata mereka adalah orang yang akan dijodohkan denganku. Jujur, aku belum siap jika disuruh menikah secepat ini. Hey, aku ini masih muda dan masih ingin jalan-jalan bersama Echan dan jisung!
Kami pun akhirnya menyantap makan malam kami dan para orang tua mulai berbincang masalah perjodohan. Andai aku anak yang nakal, pasti aku akan kabur sekarang juga dan pergi meminta tolong para orang yang kusukai seperti di novel-novel yang aku baca.
"Kalo gitu, gimana kalo kita nikahin mereka sebulan lagi!" Ucap pria yang ku panggil paman Taeyong tersebut.
"UHUK UHUK!" Aku yang memang sedang minum pun tersedak karena mendengarnya. Apa-apaan ini?! Kenapa cepat sekali? Tidakkah mereka akan mengundurnya setahun atau ½ tahun pun tak apa.
"Ma, kok....." Tanyaku menggantung. Mama yang mengerti pun hanya tersenyum dan memberiku jawaban "Nana kan masih bisa bebas walaupun sudah menikah." Aku yang diberi jawaban seperti itu hanya mengangguk dan kembali fokus pada minumanku. Aku tak tau ingin bicara apa lagi.
"Permisi. Tidakkah kalian seharusnya meminta persetujuan saya dan Renjun?" Ucap pria bernama Jeno itu.
"Saya merasa seperti bukan saya yang akan menikah jika seperti ini" Sahut pria pendek tersebut. Kalau tidak salah namanya Renjun.
"Untuk apa? Bahkan kalian akan menolak walaupun kami mengundurnya sampai 3 tahun lagi bukan?" Jawab paman Taeyong dan dibalas anggukan dengan yang lainnya. "Terserah kalian sajalah." Jawab Jeno.
Aku tau jika seperti ini aku takkan bisa menolak. Jangankan menolak, protes saja mungkin tak bisa.
—☕—
3 Minggu kemudian....
Aku sedang bersantai dirumah karena hari ini adalah hari Sabtu. Ya, aku libur dan ingin sekali berada di kasurku seharian penuh. Tapi siapa sangka ternyata seseorang mengirimkanku pesan. Dan ternyata dia adalah Renjun, pria pendek yang akan menikah denganku nanti. Huh.... Entahlah, mengatakan pernikahan membuatku cemas. Aku ingin jadi dominan. Tapi kenapa aku memiliki rahim? Menyebalkan.Oh ya, Renjun mengatakan bahwa ia akan menjemput diriku 40 menit dari sekarang. Wait.... HAH 40 MENIT DARI SEKARANG?! HUAAAA KENAPA TIDAK DARI KEMARIN?! AKU KAN BELUM BERSIAP!
Aku langsung berlari menuju kamar mandi dan membersihkan diriku. 20 menit waktu yang aku butuhkan untuk membersihkan diri. Itu bukan waktu yang lama loh! Awas saja ada yang bilang mandinya Nana lama! Nanti Nana pukul kalian😡
Aku memilih outfit yang simple karena para tuan itu tak mengatakan akan pergi kemana. Jadi, kemeja biru laut dengan jeans cukup baik bukan?
Setelah siap, aku turun ke bawah dan melihat Renjun dan Jeno yang duduk di ruang tamu. Kenapa aura mereka sedingin itu? Aku kan jadi takut.
Kunetralkan nafasku dan kembali turun ke bawah. "Ayo cepat. Lelet sekali!" Ucap Jeno. Jahatnya mulut itu.....
Aku akhirnya mengikuti mereka dan masuk ke mobil yang mereka naiki. Saat di mobil mereka baru mengatakan bahwa mereka akan membeli cincin dan melihat gedung.
HALLO!!!! Maaf karena udah ninggalin nih cerita. Huhu.... Aku lagi sibuk banget kemaren. Tugas numpuk banget! Kalian jangan sampe lupain tugas kalian oke? Jaga kesehatan, Jangan sampe sakit ya!
Jangan lupa vote and komen. Aku butuh saran dari kalian juga loh. Makasih udah baca cerita aneh aku❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Our married life (Nominren)
Fanfiction-On Going- Tentang Na jaemin yang harus menikahi 2 pria karena perjanjian yg dilakukan ayahnya dimasa lalu hingga jaemin yang harus merasakan sakit karena kedua suaminya tak mencintainya. Namun siapa sangka. Saat jaemin mulai menyerah, Renjun dan Je...