Prolog

12 13 11
                                    

Seorang gadis yang sedang tertidur di atas kasur nampak gelisah.peluh keringat dingin membanjiri kening gadis tersebut.

Gadis itu menatap sekitar tempat yang sedang ia pijaki saat ini.

Tempat itu bernuansa putih.bahkan ia tidak tau,ia sedang berada dimana

"Sayang"ujar seorang wanita cantik yang berusia sekitar 34 tahun.

Gadis itu mendongak kebelakang untuk melihat orang yang sedang memanggilnya.

Bunda?.
Benarkah itu bundanya?

Gadis itu langsung berlari kecil menuju kearah bundanya,memeluknya dengan erat.seperti takut untuk kehilangan bundanya yang ke dua kalinya.

Dania membalas pelukan putrinya tak kalah erat,ia juga merindukan sosok gadis kecilnya itu.dania melepaskan pelukan putrinya.ia menatap putrinya dari ujung kaki sampai ujung kepala,ternyata putrinya sudah besar.

Dan sangat cantik.

"Bunda kenapa ninggalin kita ber-empat,bunda bilangnya cuma pergi tapi bunda sama papa pergi untuk selamanya"ujar gadis itu dan mulai menangis.

Hati dania terasa tetiris melihat putrinya menangis.

"Ananta harus ikhlas,ananta nggak boleh egois"ujar dania dengan senyum manis.

Senyum itu,senyum yang sudah lama tidak ananta lihat.

Dania mengelus puncuk kepala putrinya"ananta inget ya,apapun masalahnya ananta harus bisa selesaiin dan tetep kuat"

Ananta mengernyitkan dahinya bingung,ia tidak tahu apa maksud dari kata masalah tersebut.

Masalah apa yang akan datang didalam hidupnya?

"Bunda harus pergi dulu ya sayang,suatu saat nanti kita pasti bakal bertemu lagi"ujar dania dan mengecup kening putrinya.

Ananta memejamkan mata saat bundanya mengecup keningnya.saat ia membuka mata bundanya ternyata sudah tidak ada.

"Bundaaa"ananta terus saja berteriak memanggil bundanya,berharap bundanya kembali lagi

Namun,nyatanya nihil.

usahanya sia-sia.

"Bundaaa"ananta terbangun dari tidurnya dengan nafas memburu,ia mengelap keringat yang sudah dari tadi membasahi keningnya.

Seseorang membuka pintu kamarnya.

"Ananta kamu kenapa"tanya kakak perempuannya dengan nada khawatir.

"Ananta tadi mimpi ketemu bunda kak"ujar ananta berusaha mengingat-ingat mimpinya.

Kakak perempuan ananta nampak tercengang,ia menghampiri ananta yang sedang melamun.dan mengusap lembut puncuk kepala ananta.

"Ananta harus ikhlasin bunda sama papa ya,supaya bunda sama papa tenang"ananta menatap kakaknya dengan tatapan sulit diartikan.

"Ananta tidur lagi ya,kakak tau ananta kangen bunda sama papa"ananta mengangguk menyetujui ucapan kakaknya.

"Kakak pergi dulu"ujar kakak perempuan ananta dan menutup pintu kamar ananta.

Ananta membaringkan kembali dirinya di kasur.ia menarik selimut untuk menutupi setengah badanya.

"Ananta inget ya,apapun masalahnya ananta harus bisa selesaiin dan tetep kuat"

Kata-kata bundanya terngiang-ngiang ditelinganya.

Masalah?

Masalah apa yang akan ia hadapi.

°•°°•°°•°

Jangan lupa like and comment

Next gak?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE GENG(Lavendaria Ananta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang