EU;29

5.7K 343 0
                                    

Jujur saja, Nana tidak pernah menyangka akan tiba hari dimana akhirnya ia dan Arka punya hubungan.

Hubungan yang jelas, dan spesial.

Nana dulunya sangat berharap, sangat-sangat berharap sampai Arka pasti risih sekali. Namun memang caranya takdir dalam memberi skenario tidak pernah tertebak, di tengah jalan saat dirinya sudah berusaha melupakan dan mencoba mengerti bahwa Arka bukan untuknya, ternyata pria itu sendiri yang menyakinkan Nana.

Mengingat kejadian semalam, Nana merasa wajahnya kembali memerah. Tadi pagi saat berangkat bersama Nana diam saja sampai Arka bingung dan mengira Nana marah, tapi memang Nana jadi agak sulit mengendalikan diri di saat ia tau akhirnya Arka luluh juga, bahkan pria itu sudah menciumnya. sungguh pengalaman yang luar biasa dan akan Nana kenang untuk seumur hidup

Dosen kelas kedua Nana sudah berakhir, di kelas kali ini Nana tidak mengenal siapapun andai ada Rani pasti Nana punya teman mengobrol. Dalam perjalanan ke kantin dimana ia sudah janjian dengan Friska ada Nadia yang kebetulan baru saja turun dari lantai atas.

"Kak nadia kok bisa disini?" Nadia merangkul bahu Nana sebentar

"Abis nyamperin temen" Nadia sudah mendapatkan klarifikasi terpercaya soal hubungan antara Arka dan Nana, dan sebagai seorang sahabat yang dulunya sempat meremehkan Arka, Nadia turut senang

Pada sesama perempuan, Nadia sudah dapat menebak, Nana tidak akan seperti mantan-mantan Arka yang alay matre dan lain-lain.

"Kakak emang selalu ketemu sama arka ya?" Nana hanya penasaran, Karena mereka juga jarang bertemu.

"Sekarang lagi jarang sih"  bukan cuma dirinya, Ara juga yang malas mencari teman lain juga sama. Kalau Arka sih, dia cuek saja. Ada atau tidaknya Nadia dan Ara ia akan tetap makmur karena dia punya banyak teman.

Mendengar penuturan Nadia, Nana mengangguk sembari mengucapkan kata 'oh'

"Kakak mau kemana? aku mau ke kantin makan bareng yuk?" ajak Nana, setelah Nana ingat-ingat sepertinya tidak ada momen ia dan Nadia memiliki waktu mengobrol seperti Ara

"Gue mau sih, tapi kelas gue masih ada" Bukan apa-apa gedung ini dan gedung fakultas Nadia serta Arka juga agak jauh dari sini.

"yah..Kalau gitu kapan-kapan bisa kan?" Nana menatap Nadia penuh harap

"Bisa banget, apalagi kalau di traktir" Nana mengangguk semangat, Untuk urusan traktiran Nana masih mampu kalau cuma Nadia atau Ara. Kalau Arka, Nana agak ragu soalnya selera Arka sepertinya lumayan diatas dan berkelas.

________

Memasuki area kantin, Nana mendapati Friska yang sudah melambaikan tangan padanya, langsung saja Nana duduk dihadapan Friska yang ternyata sudah pesan duluan.

"Maaf ya, aku pesen duluan laper banget soalnya" Nana cuma tersenyum dan mengangguk, mengobrol dengan Nadia dengan langkah kaki yang lambat memang membuat Nana jadi telat sampai membuat Friska kelaparan.

"Aku pesan dulu ya" Friska mengangguk, tidak lama Nana kembali dengan sepiring nasi goreng dan jus alpukat.

Beberapa kali makan dengan Nana, Friska menyadari kalau gadis itu lumayan sering minum jus alpukat. Beda dengan dirinya yang tidak suka alpukat.

"Kelas kamu ada berapa hari ini?" ucap Nana membuka obrolan, jangan salah. Meski terbilang mahasiswa baru mata kuliah dan tugas memang sudah hampir setara dengan para senior di kampus. Nana sudah pernah mengeluhkannya kan?

"Empat, lumayan dikit lah dulu aku waktu masih sekolah pelajaran bisa ampe lima" Nana agak terkejut, di sekolahnya dulu hanya empat pelajaran. Tapi memang durasi yang lumayan lama untuk beberapa mata pelajaran. Matematika misalnya.

EUNOIA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang