83 - Sekuntum Bunga

204 39 3
                                    

Sorry for typo(s)!

---

Bae Sooji akhirnya mencicipi apa yang sudah lama dia minati — bibir Kim Myungsoo yang seperti jeli.

Lembut, keras dan lezat. Itu bahkan lebih baik dari pada yang dia bayangkan.

Jantung Sooji berdebar kencang. Dia merasakan bahwa dunianya dipenuhi kembang api dan kebahagiaan membuatnya pusing. Otaknya tampaknya kekurangan oksigen dan dia tidak tahu dimana harus meletakkan tangan dan kakinya. Dia menutup matanya dengan erat, kepalanya terangkat sementara dia membeku di tempat.

Myungsoo berada dalam kondisi yang hampir serupa. Pikirannya kosong dan dia sangat gugup sehingga dia lupa bernapas. Dunia tidak ada lagi kecuali sensasi hidup di bibirnya. Bibir seorang gadis bahkan lebih lembut dari pada pria. Lembut dan halus seperti kelopak bunga segar, bibir itu memancarkan aroma ringan.

Mereka berdiri bersama dengan kaku seperti ini seolah-olah waktu membeku. Setelah beberapa lama, Myungsoo akhirnya menemukan napasnya. Dia bernapas sambil menggerakkan bibirnya, dengan ringan memijat bibirnya yang lembut. Saat dia menggerakkan kepalanya, hidungnya mengikuti dan menabrak hidung Sooji.

Keduanya memiliki jembatan hidung yang relatif tinggi dan sama-sama tidak berpengalaman dalam hal ini.

Saat hidung Sooji menabrak hidung Myungsoo, gadis itu spontan menarik kepala dan bibirnya.

Ciuman berakhir hanya seperti itu. Myungsoo kecewa dan menjulurkan lidah untuk menjilat bibirnya sendiri, jelas sekali tidak puas.

Sooji membuka matanya tepat pada waktunya untuk melihat lidah merah muda Myungsoo. Lembut, lembab dan gesit, entah bagaimana lidah itu tampak sangat menyeramkan baginya.

Dia memalingkan muka dan menarik tangannya kembali.

Di bawah sinar matahari terbenam, wajah gadis muda itu memerah, menunjukkan warna merah tua dari pada matahari terbenam.

Bagaimana Sooji bisa begitu menggemaskan?!

Myungsoo merasa hatinya dipenuhi permen kapas yang lembut dan manis. Dia mengangkat tangannya dengan niat membelai pipi gadis itu.

Tepat saat jari-jarinya ingin menyentuh kulit Sooji, ponselnya tiba-tiba berdering.

Dia terpaksa mengeluarkan ponselnya dan ketika dia melihat ID penelepon, itu adalah ibunya.

Myungsoo mengangkat telepon.

Saat panggilan terhubung, tawa liar keluar dari ujung yang lain.

"HAHAHAHAHA!"

Kim Myungsoo,"..."

Selama sepersekian detik, ia curiga bahwa ibunya kehilangan ponselnya dan ponselnya telah diambil oleh orang gila.

"Myungsoo." Setelah cukup tertawa, Nyonya Kim akhirnya mulai berbicara dengan normal. "Ibu dengar kau sedang menjalin hubungan?"

"Hm."

"Oh~" Nyonya Kim menggantung kata-katanya sebelum tertawa lagi. "Apa kau tidak keberatan untuk memberitahu ibu nama gadis itu?"

Myungsoo mencubit dahinya dan menjawab dengan enggan,"Bukankah ibu sudah tahu?"

"HAHAHAHAHA!"

Hm, dia mulai lagi.

"Bu, sepertinya ibu sangat tahu," ujar Myungsoo.

"Myungsoo, apa kau tahu bahwa ibu berada di tiga grup penggemarmu?"

Sebenarnya, dari tiga grup itu, Nyonya Kim sudah dikeluarkan dari dua grup setelah mengatakan bahwa dia adalah ibu Kim Myungsoo. Dia kemudian bergabung dengan grup penggemar yang lain dan tidak lagi mengungkapkan bahwa dia adalah ibu Kim Myungsoo, dia hanya mengatakan bahwa dia adalah penggemar yang sudah menjadi seorang ibu, sehingga berhasil berbaur sampai sekarang. Karena kecepatan mengetiknya tidak cocok untuk para penggemar muda, dia biasanya tidak mengetik apa pun dan hanya mengintai.

LOVENEMIES [END]Where stories live. Discover now