Halo.
Genaldi di sini.
Sebelum masuk ke dalam cerita, izinkan saya memperkenalkan cerita ini dulu kepada kalian. Tidak banyak yang ingin saya katakan di permulaan cerita yang sangat saya sayangi ini. Saya tidak berharap banyak, cukup dengan membagikan cerita ini hingga selesai dan berbekas di ingatan kalian yang membaca—itu sudah membuatku merasa senang karena pernah menulis cerita ini.
Friends With Bittersweet adalah cerita keduaku yang akan terbit setelah saya sempat menerbitkan novel pertama yang berjudul Cephalotus. Cerita keduaku ini mengangkat tema tentang istilah yang cukup populer di kalangan remaja kebanyakan; friends with benefit.
Beberapa dari kalian tentu sudah tau arti di balik istilah friends with benefit yang lebih sering disingkat dengan FWB ini. Berbeda dengan pemahaman yang banyak diketahui orang-orang, FWB versi cerita yang saya tulis ini sama sekali tidak akan menyinggung tentang 'benefit' yang mana istilah ini sendiri merujuk—serta sering diartikan sebagai hawa nafsu tanpa rasa cinta. Untuk itu, kata 'benefit' yang sudah biasa diartikan sebagai pemahaman buruk oleh kebanyakan orang ini akan saya ganti dengan kata 'bittersweet', yang berarti pahit-manis.
Friends With Bittersweet. Kisah persahabatan antara Rama dan Raina. Seharusnya, mereka bisa berteman baik. Raina yang anti-sosial dan Rama yang senang bergaul menjadi alasan paling kuat untuk mereka bisa menjalin hubungan persahabatan yang hangat. Namun, bagaimana jika Raina justru terlalu jauh terbawa hingga membiarkan perasaan yang seharusnya tak pernah ada, justru tumbuh tanpa sengaja?
Ini lah Friends With Bittersweet. Sebuah kisah yang menceritakan tentang dua insan yang berusaha bertahan di antara dua tujuan yang berbeda. Raina dengan aksi penyelamatan hatinya, sedangkan Rama dengan misi mempertahankan persahabatan.
Tanpa menunda lebih lama, Raina akan bercerita untuk kalian.
Friends With Bittersweet
"Antara aku yang terlalu naif, dan kamu yang terlalu baik."• • •
16 Januari 2022
Namaku Raina.
Raina Genna Eldirah. Putri dari seorang pria pengusaha yang bernama Hasan, dan seorang ibu rumah tangga yang kerap dipanggil dengan nama Mulan. Aku adalah kakak dari seorang adik laki-laki yang kadang menyenangkan, tapi lebih sering menyebalkan. Entah karena aku yang tidak pandai memahami segala kemauannya, atau memang adikku berbeda dengan adik-adik kebanyakan. Ah, aku hampir lupa bahwa aku duduk di sini bukan untuk bercerita tentang siapa adikku, melainkan tentang siapa dan mau apa diriku. Untuk itu, meskipun tidak ada hal yang benar-benar menarik, mengenalku adalah langkah pertama yang harus kalian tempuh untuk mengikuti kisahku ini.
Izinkan aku untuk mengulang permulaannya dengan lebih baik, tentu tanpa banyak bertele-tele lagi.
Baiklah, namaku Raina. Aku termasuk dalam satu dari sekian ribu mahasiswi Indonesia yang salah dalam hal memilih jurusan kuliah. Boleh dikata, aku terpaksa memilih untuk menuruti dan menjalankan cita-cita orangtua, hingga aku berakhir menjadi mahasiswi yang kehilangan semangat untuk berkuliah. Hei, memangnya siapa yang akan semangat jika harus menjalankan hal yang tidak dia inginkan?
Entahlah, mungkin hanya itu yang bisa kujelaskan tentang siapa diriku. Kurasa, tak ada hal istimewa yang bisa kubanggakan di setiap awal perkenalan dengan orang-orang baru, seperti yang sekarang ini kulakukan kepada kalian.
Ah, tidak. Aku bahkan tidak ingat kapan terakhir kali ada orang lain yang mengajakku berkenalan, menanyakan nama, atau bahkan sekadar menyapa. Entah mungkin karena aku yang terlalu menutup diri, atau bumi memang sudah kehabisan stok manusia yang ramah nan menyenangkan.
Tapi jangan salah, itu semua bukan berarti aku tidak punya teman sama sekali. Walaupun aku lebih sering berkutat dengan buku bacaanku di rumah dibanding dengan bertemu mereka, aku masih punya beberapa teman dekat yang sepertinya terpaksa berteman denganku sejak SMA. Anehnya, keterpaksaan itu-lah yang membuat pertemanan kami cukup langgeng hingga sekarang.
Mereka adalah Angel, Kirei, Putri dan Anisa. Mereka semua cantik-cantik, membuatku selalu ingin memainkan lagu 'jeaolusy, jeaolusy' milik Olivia Rodrigo setiap kali melihat mereka. Di lain kesempatan, aku akan memperkenalkan mereka lebih dalam satu persatu, berhubung apa yang akan kuceritakan sekarang ini tidak akan khusus untuk berfokus hanya kepada mereka. Ceritakan mereka nanti-nanti saja, untuk sekarang dengarkan dulu tentangku.
Perlu dicatat dan diingat, aku seorang capricorn sejati. Jadi tolong jangan muak denganku jika ke depannya aku terkesan moody-an dan sedikit keras kepala. Ralat, sangat keras kepala. Sebanyak apapun orang lain menentangku, sepanjang menurutku yang kulakukan sama sekali tidak salah, aku tidak akan berhenti. Aku tidak akan berhenti sampai kudapatkan semua yang kuinginkan.
Sayangnya, watakku yang keras kepala ini lah yang membuat dia begitu sering mengataiku bodoh. Katanya, aku bodoh karena mengharapkan sesuatu yang mustahil. Aku bodoh karena mengharapkan dia. Aku dan sikapku yang keras kepala dengan senang hati akan menentang semua pemikiran dia atas diriku.
Bagaimana bisa dia mengataiku bodoh hanya karena ada perasaan yang tanpa kusadari sudah tumbuh sejak awal? Bukankah hal yang demikian selalu terjadi tanpa perlu menunggu kita siap atau tidak? Bukankah selain takdir, jatuh cinta adalah hal lain yang tidak pernah bisa kita rencanakan?
Pria yang mengataiku bodoh itu bernama Rama. Dia adalah Rama. Satu nama yang akan lebih sering kusebut dalam cerita ini dibanding aku dan duniaku sendiri. Satu-satunya spesies manusia yang berani menawarkan pertemanan kepadaku selama di kampus. Selain aku dan duniaku, cerita ini tentang dia. Tentang bagaimana kita mencari titik terang di antara teka-teki rumit yang tanpa sengaja kita ciptakan. Tentang apa yang terjadi antara aku yang terlalu naif, dan dia yang terlalu baik.
Di sinilah aku sekarang, pada pukul satu dini hari, duduk di atas kursi kerja di kamarku dengan hati yang merindu. Aku akan bercerita semampu dan seingatku. Tanpa perlu ada yang dilebihkan, dan tak ada hal sedikitpun yang akan kusembunyikan.
Hari ini, 16 Januari 2022, tepat pada hari di mana Rama genap berusia dua puluh tahun, kubesarkan hatiku untuk bercerita. Sekali lagi, namaku Raina.
Dan aku akan menceritakan semuanya.
• • •
Sampai jumpa di chapter selanjutnya❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
FWB: Friends With Bittersweet
Любовные романы❝Antara aku yang terlalu naif, dan kamu yang terlalu baik.❞ • • • Toko buku, toko perabot, tumbler dan dessert. Rama, waktu itu aku merasa seperti manusia yang paling bahagia di dunia. Selama ini aku cuma bisa berkhayal. Tentang pacar idaman, kencan...