Relationship - 01

563 2 0
                                    


08/09/2021

Happy Nice Day!

Sekolah bubar di pukul dua siang. Penderita mereka yang sedang belajar rumus akhirnya berakhir. Apa lagi ketika melihat teman sebangku Rosely yang dari tadi sudah mengeluh karena mengantuk.

Rose langsung membereskan semua bukunya dan di masukkan ke dalam tas, dan juga buku paket yang di tinggal di loker sekolah.

"Oh iya, tadi karena kita sudah belajar materi. Jadi untuk besok kumpul tugas di halaman 103 ya, dan juga ringkasan di BAB 3 itu di tulis, dan di kumpulkan."

Anastasya tidak terima, dan mengacungkan jari tanda protesnya.

"Pak, yang ini aja belum selesai!"

Anastasya mulai melenguh. Namun langsung diam ketika melihat Pak Rey yang menatap Anastasya dengan wajah galak.

Dalam hati Anastasya sudah memberontak.

Rosely yang melihat langsung mengelus pundak Anastasya, dan memberikan nasihat, agar tidak mengeluh.

"Udah Nas, nggak papa kali. Tadi juga udah di jelaskan. Gampang kok, ntar aku bantu."

Wajah masam Anastasya terlihat jelas.

"Tapi Rose, kamu tau kan? Duh udahlah, padahal malam ini aku itu mau jalan sama pacar aku! Kalau begini, mana bisa aku jalan! Dasar guru nyebelin!"

"Hati-hati loh, Pak Rey itu masih muda. Ntar jatuh cinta," goda Rosely sambil menyiapkan barangnya untuk di bawa pulang, dan juga menandai halaman yang tadi.

Anastasya memutar bola matanya malas. Ya kali, mau sama laki-laki galak begitu! Jangan sampai aja ya.

"Eh, Rose. Aku nginep di rumah kamu ya? Tapi kita ke rumah aku dulu, mau ambil ganti."

Rosely menatap Anastasya lalu mengangguk. Kemudian Zenna datang bersama Dira. Mereka duduk di belakang mereka.

"Ayo Rose! Aku juga ikut ya, kita sama-sama nginep."

Anastasya memutar bola matanya malas sambil merapikan bukunya, dan melenguh.

"Kalian ngapain sih ikut?"

"Belajar bareng lah Nas! Ya kali ngapain."

Rosely langsung menengahi mereka, agar tidak ribut lagi. Kelas sudah sepi sejak lima menit lalu.

"Ayo, tapi aku mau ke loker dulu ya. Mau taruh buku ini di sana."

Tiga teman Rosely mengangguk. Mereka juga akan meletakkan buku paket tebal mereka di sana. Loker beras di luar kelas, yang berada di lorong. Mereka keluar beriringan.

Dira mendekat ke arah Rosely dan bertanya sesuatu padanya.

"Eh, kamu udah punya pacar belum Rose?"

Dahi Rosely menyerengit.

"Emang kenapa?" tanya polos sambil berjalan ke depan, ke arah lorong.

Lima meter dari kelas baru sampai di lorong. Sampai di sana mereka membuka loker masing-masing dan memasukan buku mereka di sana.

Rosely yang mencari kuncinya tidak ada, wajahnya langsung panik. Matanya menatap teman-temannya.

"Apa sih?"

"Kunci aku kok nggak ada ya, tadi aku bawa di tas kok."

"Coba cari lagi."

Rosely mengangguk dan mencari lagi. Namun tetap tidak ada. Di kantong baju yang tertutup rompi juga tidak ada.

Anastasya yang sudah selesai mendekat ke arah Rosely. Lalu membantu mencari juga. Mata Rosely berkaca-kaca. Kepalanya menggeleng, tangannya masih aktif ke dalam tas.

"Nggak ada, gimana ya."

"Tadi pagi kamu kemana di gitu? Pasti di sana."

"Hm, cuman pergi ke perpustakaan sama ke kolam renang di belakang."

"Udah besok aja, bukunya bawa balik aja."

Rosely mengangguk dan membawa empat buku paket besar dan juga tebal di tangannya. Mereka berempat berjalan menuju parkiran sekolah. Sampai disana Rosely masuk ke dalam mobil, dan menutupnya sebelum ada yang mencegah.

"Maaf siapa ya? Tolong lepas tangan aku."

"Oh sorry. Lo Rosely anak 11 MIPA ya?"

"Iya, kamu siapa?"

"Hahahahaha," suara tawa di belakang laki-laki ini membuat Rosely menoleh. Lalu kembali menatap pria di hadapannya ini.

"Haduh, masa nggak kenal sih. Dia kan anak renang di sekolah ini."

"Udah aku mau pergi, aku nggak kenal kalian."

Teman-teman Rosely sudah menunggu di mobil mereka masing-masing. Sedangkan Rosely terkejut ketika pria di hadapannya tadi ikut masuk ke dalam mobil, dan langsung.

Klik

"Keluar! Kamu siapa sih, jangan ganggu."

"Oh, kenalin Jayden, anak renang."

"Aku nggak perduli! Sana pergi, aku mau pulang."

"Tolong anterin bisa? Motor aku di depan sana," tunjuk Jayden ke arah bengkel yang tidak begitu jelas.

"Oh, kan bisa sama teman kamu tadi?" tanya Rosely sambil memasang sabuk pengaman. Jarinya yang mungil mengambil ikat rambut di dalam dasboard dan mengikatnya.

Semua yang di lakukan oleh Rosely di perhatikan oleh Jayden. Termasuk ketika Rosely meminum air hingga membasahi lehernya. Lalu melepaskan rompi tu tubuhnya dan di letakan di kursi belakang.

"Aku nyalain AC ya, soalnya gerah. Nggak papa kan?"

"Oh, nggak. Aku juga panas sih."

Selesai menyetel AC ponselnya berdering di dekat kursi duduknya, lalu menggeser ikon hijau. Dan mengangkatnya.

"Bentar ya, temen aku nunggu kayaknya."

"Halo Nas?"

"Lo dimana? Aku sama yang lain udah di depan nih, nungguin."

"Oh, aku anter orang dulu ya, dia butuh tumpangan buat ke bengkel depan. Nggak papa kan?"

"Okey! Kita tunggu di cafe shop ya."

"Iya."

Ponselnya di letakan kembali di letakan kembali ke tempatnya dan menyalakan mesin mobil. Sambil melirik ke belakang untuk memutar kemudi agar keluar dari area sekolah.

Lima ratus meter keluar, menuju bengkel dan Rosely menurunkan Jayden di bengkel sana. Tapi Jayden tidak juga turun, membuat Rosely bingung.

"Udah turun, itu teman kamu kan? Aku mau pulang, ntar ke sorean."

"Makasih."

RelationshipWhere stories live. Discover now