Hidup bergelimang harta dan penuh aturan kerajaan sangatlah membuat Mingyu sesak.
Hidup di abad ke-20, dimana semuanya sudah lebih maju. Namun segala sesuatunya harus tetap mengikuti perintah sang Raja, yaitu ayah kandungnya. Bahkan sampai pasanganpun, Mingyu harus mengikuti apa yang ayahnya inginkan.
Mingyu kembali berlari, meninggalkan istana setelah keputusan sang ayah atas hari pertunangannya dengan pangeran dari kerajaan negeri sebrang, putra dari Raja Jung Haneul, yaitu Jung Jaehyun. Musuh terbesar Mingyu sampai sekarang.
Mingyu terus berlari, menuju kota dimana lebih banyak orang disana. Membuat para pengawal suruhan Raja Kim yang mengejarnya jadi kewalahan dan tak bisa menangkap Mingyu untuk membawanya pulang.-
Mingyu masuk ke salah satu Coffee Shop. Dia naik ke area atas. Lalu memasuki salah satu ruang privasi dan berusaha mengumpat disana.
Ada seorang lelaki yang memperhatikannya dengan heran. Nafas Mingyu terlalu melelahkan. “Lo ngapain masuk nyelonong ke private room gue?” tanya lelaki itu.
“please, tolongin gue sekali aja.” Mingyu duduk disamping lelaki itu dan menyentuh tangannya.
“Hah? Apaan sih? Dateng nyelonong, langsung minta tolong? Lo di kejar maling?”
“Tolongin gue dulu, nanti baru gue ceritain!” Mingyu memelas.
Lelaki itu akhirnya paham setelah mendengar kegaduhan diluar ruangan. Seakan mengerti keadaan yang menghimpit lelaki bertubuh besar dihadapannya. Dia beranjak, meletakkan Jas kuning keemasannya pada tubuh Mingyu. Mengacak sedikit rambut Mingyu, memakaikan kacamata miliknya, dan “itungan ketiga, letakin tangan lo di leher gue. Paham?” Manik mata lelaki itu tajam menusuk, Mingyu mengangguk paham “satu.. dua.. tiga!”
Suara knop pintu terdengar, pintu ruangan terbuka. Menunjukkan 4 orang bertubuh gagah yang sedang dihindari Mingyu, menyaksikan kedua lelaki itu berciuman. Iya. Lelaki ini membantu Mingyu dengan menciumnya.
“Pangeran Kim tidak ada disini. Kita pergi ketempat yang lain.” Suara perintah itu terdengar. Keempat lelaki itu langsung pergi, meninggalkan mereka berdua yang bibirnya masih saling terpaut.
Mata lelaki pemilik ruangan asli melirik, menjamin bahwa orang-orang itu sudah pergi, dan melepas ciuman mereka. Mingyu masih diam. Tak berkata apa-apa.
Masih terkejut dengan apa yang orang itu lakukan padanya. “Udah, bebas lo.” ucapan lelaki itu terdengar lembut di telinga Mingyu.
Tatapan matanya juga mencolok, hembusan nafasnya juga terasa di wajah Mingyu. “Thanks.”
Tatapan Mingyu menatap manik mata lelaki di depannya. Tangan yang masih berada di tengkuk Mingyu, begitu juga tangan Mingyu yang masih memeluk lelaki itu. Dia tersenyum. Seakan ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam dadanya.
“Kim Mingyu, dari Kerajaan Blooming,” Mingyu menjulurkan tangannya pada lelaki itu.
“Xu Minghao,” dia menyambut tangan Mingyu, “Kerajaan Blooming dari negeri Neverlay?” Mingyu mengangguk, menjawab pertanyaan Minghao.
“Gue denger tadi 4 orang itu manggil lo Pangeran?” Minghao mengambil kopinya.
“Iya, gue Pangeran yang mereka maksud. Pangeran paling terkenal di negeri sana.”
YOU ARE READING
After A Long Story
AdventureIni sebuah kebetulan atau garis takdir yang sudah membentang luas? For GYUHAO FanDays Event 2021 - The Blooming Journey - #GyuHaoFanDays2021 #TheBloomingJourney #MMSoulmatesDay #Mingyu #The8 #GyuHao