Dibalik Senyum

Kepergianmu

"Aaaaaaaaa!!"

"Ace ada di mana?! Ace!!!!"

Teriakan menggelegar dikeluarkan dari mulut lelaki bertubuh mungil yang dibalut perban, kedua iris sibuk mencari sosok lelaki bertubuh kekar dengan tato lambang bajak laut berkumis putih di punggung. Harapan masih memenuhi benaknya yang dilanda kekalutan. Tangan mencengkram tanah, otaknya masih berpikir bahwa semuanya hanya bualan semata.

Kru bajak laut hati mencoba berulang kali menghentikan Luffy yang terkesan bertingkah layaknya hewan buas. Meski tubuhnya sedang terluka parah, ia tetap bersikeras bergerak dan hal itu membuat lukanya bertambah parah tanpa bisa dicegah. Kedua kaki dilangkahkan cepat menuju hutan di pulau wanita, banyak pohon mulai berjatuhan akibat ulahnya. Para burung meninggalkan sarang dan berkicau satu sama lain seolah sedang membicarakan mengenai manusia yang mengganggu kedamaian hutan.

Kondisi Luffy benar-benar kacau, beberapa bagian tubuhnya berdarah, napas terengah dan kedua iris bergetar masih menolak menerima kenyataan. "Di mana aku?"

"Mungkin itu semua hanya mimpi," ucapnya lirih sembari menengadahkan kepala melihat langit biru serta beberapa awan putih. Nyeri mendatangi kepalanya, adegan ketika sang kakak menghembuskan napas terakhir tepat di hadapannya terputar kembali. Lagi, Luffy menjerit, kedua tangan memegang kepala yang dilanda sakit teramat.

"Maafkan aku, Luffy."

Tubuh ringkih penuh luka itu terjatuh, kedua kaki menendang udara mencoba melampiaskan sakit.

"Aku tidak bisa melakukannya."

Tangan kanan terangkat, kemudian telapak tangan yang terluka karena ulahnya sendiri ia tatap. Sekilas membuatnya teringat akan telapak tangan itu terlumuri darah dari Ace.

Iris melebar, kepala menayangkan adegan di mana Ace mengucapkan kalimat terakhirnya.

"Luffy!"