JaemRen

79 9 0
                                    

୧ *·˚ ﹏ ﹏ ﹏ ﹏ ﹏ ﹏ • 。゚゚
YOASOBI - Racing Into The Night

"Terima kasih"

Jaemin menghela napasnya setelah seniornya pergi menjauh. Dua puluh tiga tahun hidupnya dilalui dengan sangat membosankan.

Terkadang Jaemin berpikir, apa tujuannya dalam hidup. Hatinya selalu kosong, entah apa yang ia inginkan lagi dalam hidupnya

୧ *·˚ ﹏ ﹏ ﹏ ﹏ ﹏ ﹏ • 。゚゚
Selamat Tinggal

All I could feel was a “goodbye”
Those only words you wrote,
it's plenty to understand ya

Jaemin mengerutkan keningnya. Membaca pesan masuk dari nomor yang tidak ia kenal. Ia menghiraukan pesan itu.

Jaemin membuka pintu terakhir di gedung empat puluh sembilan lantai itu. Pintu yang membawanya ke titik tertinggi pada gedung itu.

Seseorang ada disana.

Tubuhnya bersandar condong keluar pagar pembatas. Kaos lengan panjang putih yang membungkus tubuh orang itu terlihat berkilau ditengah siang. Tanpa alas kaki ia berusaha membawa tubuhnya lebih jauh dari pagar pembatas itu.


Remember the night
that we met up
Broke into me
and taken everything
left in my heart
So fragile is that air,
it always keeps on revolving
near and wide



Jaemin berteriak, "Hey, apa yang kau lakukan?"

Seseorang itu menoleh, dengan air mata yang masih menetes di pipinya.

Jaemin berlari dan menarik tangannya hingga mereka terjatuh, seseorang itu terjatuh diatas Jaemin yang menahan tubuh mereka dengan kedua tangan disisinya.

Jaemin menatap lelaki dihadapannya.

Itu kali pertamanya jatuh hati.

────────────────── ✰ೃ
Huang Renjun, nama lelaki itu terus ada dalam benak Jaemin. Entah sebuah kutukan atau mukjizat.

୧ *·˚ ﹏ ﹏ ﹏ ﹏ ﹏ ﹏ • 。゚゚
Selamat Tinggal

Jaemin kembali melihat lelaki itu seminggu setelahnya, berdiri lagi didekat pagar pembatas.

Semuanya sama.

Tempat dan gesture mereka.

The sun is going down,
the sky behind
and visions of you would stand
Overlapping with you
and the fence

Hanya saja kala itu sang bulan telah berada tepat di langit, membuat pantulan cahayanya terlihat indah di gedung pencakar langit disekeliling mereka.

Jaemin sekali lagi menarik tangan itu. Membawa Renjun duduk di kursi duduk tak jauh dari pagar pembatas itu.

Mereka bercerita.


Sepanjang malam hingga Jaemin menyadari kantornya sudah tutup dan dia harus kembali kerumah.

Jam menunjukan pukul sebelas malam.
"Hei, aku akan pulang. Apa kau mau ku antar?"

Renjun menggelengkan kepalanya.

"Kau yakin?"
Renjun menatap kedua orbs kelam Jaemin diam. Ia ingin mengatakan sesuatu tetapi ia mengurungkan niatnya.

"Ah" Jaemin mengangguk.
"Kau tinggal disini? Apartemen disini, suatu saat aku akan membelinya juga" Jaemin berkata dengan antusias. Renjun mengalihkan tatapannya ke langit malam pekat dihadapannya.


Hand In Hand - JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang