"Lucunya..."
Kaisar sedang memandangi potret keluarga kecilnya saat masih lengkap. Foto waktu anaknya masih kecil. Sekarang mereka sudah besar dan mempunyai kesibukan masing-masing. Kai sangat kesepian.
Ngomong-ngomong soal anak. Kai ingat jika istrinya masih menyimpan barang anaknya saat masih kecil. Kai langsung menuju gudang yang lumayan bersih karena dibersihkan artnya.
Kai mengambil kardus ukuran yang terbilang cukup besar. Menyeretnya dengan susah payah kardus itu dan meletakkan dikamarnya. Kemudian mengabil pacifer atau empeng didalam kardus itu. Dengan iseng Kai mengemutnya seperti bayi.
Cklek
Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Kai menoleh dan kaget melihat kedua anaknya masuk dan secara tidak sadar ia menjatuhkan empengnya. Rasanya ia mau menangis sekarang karna malu. Kai juga melihat kedua anaknya masih syok dipintu.
"I-ini. Anu... Itu."
Kaisar mencoba menjelaskan tapi ia malah tergagap. Matanya sudah berkaca-kaca. Entahlah, setelah ditinggal sang istri satu tahun yang lalu ia menjadi cengeng dan sering diam-diam menangis. Beruntung tidak ada yang melihatnya menangis karena anaknya jarang dirumah.
Rayhan, salah satu putra kembarnya mendekat. Mengambil pacifer yang terjatuh tadi kemudian memasukkan kemulut Kai. Entah refleks atau apa Kai langsung mengemutnya.
"Udah jangan nangis" ucap Ray sambil mengusap rambut Kaisar yang tidak lain adalah ayah tirinya.
"Wow impresif!" ucap Rasya dengan kagum.
"HUWAAA..."
Kaisar yang malu langsung menangis keras."Lo sih" tuduh Ray kepada Rasya.
"Kok gue?" elak Rasya.
Ray tidak mengindahkan pertanyaan Rasya dan langsung menggendong Kai ala koala. Menggoyangkan kekanan dan kiri seperti memenangkan bayi.
"Dari pada mencak-mencak gak jelas mending Lo bantuin gue nenangin ni bayi gede" ucap Ray kepada Rasya yang sedari tadi menglafalkan semua yang ada di kebun binatang.
"Ck. bantuin apa sih" tanya Rasya dengan malas.
Ray menuliskan sesuatu di selembar kertas kemudian menyerahkannya kepada Rasya.
"Ini beneran? Lo gak bercanda kan?" tanya Raysa shok karena yang ditulis Ray adalah keperluan bayi.
"Kagak. Udah buruan sana. Nih kartunya, kembaliannya buat Lo" ucap Ray sambil memberikan kartu silver kepada Rasya.
Rasya menerimanya dengan senang hati. Kartu silver cuy. Isinya minimal sepuluh juta.
Kaisar? Ia sudah tidur dari tadi karena merasa sangat nyaman digendong Ray. Ray juga mengelus-elus punggungnya.
Melihat Kai tidur, Ray membawanya ke kamar. Bukan kamar orang tuanya yang biasa dipakai Kai saat ini, tetapi kamar Ray sendiri.
Ray sebenarnya bingung dengan apa yang terjadi hari ini. Namun tak ada salahnya jika Kai menjadi bayi. Memikirkan itu membuat Ray menyeringai.
"Kamu sekarang milikku baby"
Brak!
Rasya membuka pintu kamar Ray dengan tidak santainya. Kei yang sudah di alam mimpi pun langsung terbangun menyebabkan kepalanya berdenyut.
"Hiks... Hiks... Kai pusing" rengek Kai.
Ray langsung menggendong Kai kemudian menatap Rasya dengan tajam. Rasya yang ditatap itu pun mengangkat kedua jarinya dan tertawa canggung.
"Peace hehehe... Ini barang yang Lo suruh beli tadi" ucap Rasya sambil menyerahkan satu katong belanjaan.
"Nih buatin yang anget" perintah Ray kepada Rasya untuk membuatkan susu. Rasya pun menuruti perintah kakaknya itu.
Setelah selesai membuat, Rasya memberikan kepada Kai. Ujung nipple dari botol dot itu didekatkan ke bibir Kai. Kai yang mengantuk menyedotnya dengan tak sabaran.
"Enwak eumm..." gumam Kai. Ray dan Rasya menahan gemas melihat pipi tembam Kai yang naik turun.
'Sangat imut'
'Pengen ngarungin tapi ada pawangnya'
Kai sudah habis satu botol dan tidur dengan nyenyak. Ray menaruh Kai kekasur dengan hati-hati agar tidak terbangun.
Rasya melihat bibir Kai bergerak mencari sesuatu. Rasya memberikan pacifer dan Kai kembali tidur dengan tenang, sesekali Kai mengemut empeng itu."Ray"
Ray yang sedang memandangi Kai pun berdehem saat namanya dipanggil.
"Nanti kalau abang-abang tau keadaan ayah tiri kita sekarang ini gimana?" tanya Rasya.
"Lo suka gak?" bukannya menjawab Ray malah balik bertanya.
"Suka lah... Gila. Pipinya lembut banget pengen gue makan" ucap Rasya sambil mencubit pipi Kai.
"Gak mungkin abang beda pendapat sama kita. Suka gak suka pokoknya Kai harus jadi baby kita" ucap Ray seraya salah satu ujung bibirnya terangkat. Rasya pun menyetujui itu.
Beberapa jam kemudian Kai terbangun dari tidur nyenyaknya. Ray dan Rasya hanya diam menahan gemas saat melihat wajah bantal Kai yang begitu imut. Kai tentu saja kaget dilihat kembar R.
"Kok. Kok kalian ada disini?" tanya Kai.
"Ini kamar siapa betewe" ujar Rasya. Dan benar saja Kai keget kedua kalinya melihat dia berada dikamar Ray. Kai dengan cepat turun kasur itu tapi karena terburu-buru kaki kai tersandung selimut.
"Aduh. Hiks... Hiks... Huweee..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Kai
Short StoryKarena ketahuan memakai empeng ia malah jadi baby beberan. "Pokoknya kamu jadi babyku" "Panggil aku daddy mulai sekarang" "Kamu milikku baby" "Baby Kai" "Hiks... Kenapa jadi gini sih!" ⚠ WARNING⚠ •Konflik ringan karena cerita ini hanya hiburan sema...