Masa mpls sudah berlalu, ia sudah melewati nya dengan penuh semangat, dan sekarang dia sudah resmi menjadi anak sma.
Senang rasa nya, mungkin masa ini akan menyenangkan di banding masa smp nya yang begitu membosankan.
Gwen berjalan di lorong sekolah, dia akan memasuki kelas X IPA 8.
Sebenarnya Gwen sangat lah menyukai kimia tetapi karna bunda nya yang menyarankan kan di IPA jadi Gwen bisa apa? Lirih nya "nanti juga aku bakal terbiasa di jurusan" ipa kata kata itu yang selalu membuat dia semangat dengan apa yang di saran kan bunda nya.
"Semoga aku bisa dapat banyak teman yang seperti gaira di kelas"
Mengingat kalau mereka beda jurusan jadi Gwen berdoa semoga mempunyai sahabat di kelas baru nya.
Gwen memasuki kelas dan duduk di kursi belakang bagian tengah.
Ketika duduk seseorang menghampiri nya.
Orang itu menjalurkan tangan nya
"Hai kenalin nama aku ajeng" ia menoleh dan membalas juluran tangan nya
"Aku gwen" ia tersenyum dan di bales senyuman juga tentu nya
"Panggil aja jeje" ujar nya, Gwen hanya mengangguk
"Aku boleh duduk sama kamu kan" ucap nya memohon
"Boleh dong, ayok duduk" Gwen pun ter senyum
Ajeng verlyna teman pertama dan teman sebangku nya sekarang.
"Ngomong- ngomong kamu tinggal di mana?" Jeje sebenernya mempunyai sifat dingin, tapi itu hanya untuk kaum pria.
Jeje sebenernya suka bingung kenapa kalau kaum pria mendekati nya, ia selalu saja ingin sekali mengeluarkan jurus taekwondo nya.
Dan di ingat ingat Jeje juga masuk ke SMA ini karna jalur prestasi.
Dia sangat amat berbakat dalam bidang bela diri..
Gwen saja sampai tak percaya setelah mendengar cerita nya, karna yang Gwen liat wajah nya sangat lah manis dan begitu cantik.
Jadi kalo Gwen banyangkan jika Jeje bela diri di depan nya itu sangat menyeramkan, tidak sesuai yang ia deskripsi kan.
"Gwen tinggal di perumahan Senopati. Jeje kapan kapan main ya" baru sebentar kenal dia sudah merasa sangat akrab saja dengan Jeje.
"Wahhh serius nih Jeje di bolehin main? Deket dari rumah jeje" dia cengengesan atau gembira? Hahhh dasar jeje. (Batinnya)
Setelah melewati pelajaran fisika tadi bel istirahat berbunyi dan itu menendakan kantin akan segera penuh.
Gwen dan Jeje akan menuju kantin, tetapi tidak lupa.
Gwen mengajak Jeje untuk menyusul gaira di kelas nya agar bisa ke kantin bersama.
Tidak lama gaira keluar dari kelas lalu tersenyum kepada Gwen
"Gwen ayok ke kantin, ehh ehh siapa ni?" Ujar gaira saat melihat Jeje di samping nya.
Gwen melirik selintas kearah Jeje.
"Ra kenalin ini Jeje teman sebangku gwen"
"Wahhh hebatt temen sebangku lu cewe gwen" dia menjalurkan tangan nya, itu bertanda kalau gaira mengajak Jeje kenalan
Tidak lain dengan Jeje juga dia membalas juluran tangan gaira "hai gua jeje teman sebangku nya Gwen" ia tersenyum tetapi agak dingin, bukan kah memang sifat Jeje seperti itu?
"Hai gua gaira, boleh panggil rara" dia tersenyum manis terhadap jeje
"Sudah kenalan nya kan??" Gwen melirik kedua temen nya itu "kalo gitu ayok kita ke kantin, gua udah laper nihh"
Kedua sahabat nya kaget mendengar kata gua yang terucap dari mulut Gwen, "udah bisa ngomong gua elo nih kayak nya" ujar kedua temen nya meledek sang empu. Gwen pun malu dan berjalan lebih dulu ke kantin. Tidak lama itu di susul oleh mereka berdua.
Mereka memasuki kantin dan duduk di bangku paling pojok. Setelah pesanan mereka datang tidak lain mereka langsung menyantap nya.
" Oh iya Ra tadi lu bilang wahh hebat temen sebangku lu cewe? Maksudnya temen sebangku lu cowo?" Ucap nya penasaran
"Iyaa cowo, nyebelin banget!" Gaira di bawa emosi sampai sampai cilok yang di tusuk nya sampai mental ke sebrang, ia mengenai cowo dingin yang duduk sebangku di kelas dengan nya.
"Astagaa" gaira menutup mulut nya karna kaget
Baju cowo itu terkena noda, wahhh gaira dalam bahaya sekarang.
Cowo itu mendekati mereka bertiga tatapan tajam nya menuju gaira. "Lain kali kalo makan hati hati gak usah kayak orang kelaparan" ucap nya lalu meninggalkan mereka tertigaa
" Aishhhh habis deh gua" gaira menutup muka nya
" Sabar Ra, gak akan ada masalah kok, emang nya dia siapa Ra?" Ucap Gwen untuk menenangkan gaira
"Dia cowo sebangku gua gwen"
🌵🌵🌵🌵🌵
Gaira memasuki kelas nya ia duduk di bangku paling belakang.
Dia merapihkan tas nya dan mengecek seluruh buku untuk pelajaran hari ini.
Tiba tiba seseorang tiba dan menyela kesibukan nya.
"Pindah Lo di di depan" ujar nya tiba tiba
" Hah? Pindah? Gua?" Dia menunjukkan diri nya sendiri
"Iya Lo"
"Gak kan gua duluan yang duduk di sini" elak nya
"Pindah sekarang" dia masih memerintah dan itu membuat gaira kesal dan tetap membantah nya, gaira menggeleng itu tanda nya ia tidak mau.
"Kalo Lo masih masih mau duduk di sini, bisa geser?" Kali ini cowo itu memberi tatapan tajam nya. Maka dari itu gaira takut melihat nya saat tadi di kantin.
"Eumm" dia masih mencerna perkataan cowo itu "aaaaa okey" gaira pun menggeser kan badan nya ke samping.
🌵🌵🌵🌵🌵
Jeje dan Gwen saling menatap satu sama lain.
" Yang bener Ra?" Jeje membulat kan mata nya
"Yauda Ra nanti di kelas Lo minta maap sama dia, lu lakuin hal yang bisa buat dia maapin Lo, okey? " Ucap Gwen memberi saran agar gaira tidak pusing memikirkan nya.
" Betul tuh kata Gwen, gak usah lu pikirin Ra" di sambung Jeje.
Mereka menyelesaikan makan nya dan mengantar gaira ke kelas nya.
"Inget kata gua ya Ra, lu langsung minta maap" Gwen mengingat kan gaira agar dia tidak lupa
Gaira mengangguk.
"Semangat Ra" Jeje membberu semangat kepada gaira, yaa sekarang wajah gaira di litap dia sangat tidak enak kepada cowo itu..
Jeje dan Gwen berjalan menuju kelas tetapi di pertengahan jalan Gwen melihat Gabriel dan gavin.
Mata Gwen dan Gabriel bertemu, tetapi beda nya Gabriel memasang muka datar nya itu. Sedangkan Gavin tersenyum saat melihat Gwen.
"Hai Gwen" sapa Gavin
"Ngapain berhenti?" Ucap Gabriel dengan dingin
"Sebentar aja bro"
"Gwen nanti sore ikut ngumpul di ruang musik mau gak?" Ajak Gavin
"Aku ka?" Ujar nya
" Iyaa Elo"
"Di usahain ya ka" Gwen tersenyum "kalo gitu kita kelas duluan ya ka, bye" ucap Gwen melambaikan tangan nya.
"Gimana prince? Gua boleh kan ajak dia?"
"Hmm okey" mereka pun menuju kelas nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
High school with most wanted
Teen FictionDia menghampiri bunda nya yang sedang meminum teh di ruang tv "Bunda Gwen mau tanya sesuatu deh" ujar nya duduk dan menatap dalam sang bunda "Boleh dong, mau nanya apa cantik?" "Bunda kalo Gwen suka sama seseorang, apa bunda mengijinkan?" Sang bun...