Prolog

29 2 0
                                        

Malang-Indonesia, 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malang-Indonesia, 2018

Diberi kebebesan oleh Ayah dan Ibunya, Malang Laskar Sanjaya kini justru berganti haluan, dari yang semula semasa SD, dan SMP ia habiskan di sekolah swasta dimana teman-teman, majelis Guru dan bahkan Kepala Sekolah merupakan keturunan Tionghoa, segera diakhiri oleh lelaki tersebut. Dan inilah dirinya yang sekarang, siswa di salah satu Sekolah Menengah Atas Negri, Malang-Jawa Timur.

Bertemankan siswa-siswi pribumi, dididik dan diajarkan oleh Guru-guru asli pribumi dan juga Kepala Sekolah berkumis tebal, dengan dialek kental Jawa Timur, bernama Aryo Wicaksono.

Kendati demikian, tak semua yang menjadi ekspektasi Malang berjalan dengan mulus di sekolah umum tersebut. Fakta bahwa dirinya merupakan kaum minoritas di tengah-tengah masyarakat pribumi menjadikan Malang kehilangan rasa percaya diri. Belum lagi arogansi mereka yang memandang keturunan China dengan sebelah mata. Malang tidak dapat menghabiskan masa mudanya seperti nongkrong bersama geng layaknya anak muda kebanyakan, bahkan tidak memiliki keberanian untuk mendekati gadis pribumi yang pertama kali membuatnya jatuh hati.

"Lepaskan!"

"LEPASKAN!"

Teriak suara salah seorang siswi dari arah Tenggara gedung sekolah. Ya! Semestinya sudah tidak ada lagi siswa dan siswi di sini karena jadwal kepulangan telah berlalu hampir setengah jam.

Malang memang kerap kali menyendiri. Dan berdiri di void lantai dua gedung seraya memandangi perkarangan sekolah selalu menjadi bagian terfavorit bahkan hampir tiga tahun lamanya ia menjadi siswa di sekolahan tersebut.

"Ayolah manis, ini hanya sebuah friend kiss, well! Friend but hot!" Pepet seorang siswa lelaki pada tubuh siswa perempuan dengan rambut terurai panjang yang sudah tersandar di dinding.

"Sampai mati pun, aku tidak sudi, Danar!" Maki perempuan tersebut.

"Kenapa ha? Jangan mem-" Baru sempat kalimat itu yang terlontar dari mulut siswa lelaki tersebut, Malang pun bergegas datang seraya menghentikan aksinya.

"HENTIKAN DANAR!"

"China Anjing! Kenapa kamu masih ada di sini?" Danar terkejut panik.

"Lepaskan dia! SEKARANG!" Malang tersulut emosi. Wajah cerahnya memerah bersamaan dengan rahangnya yang mengukuh keras.

"Berani-beraninya anak China sepert-" Lagi-lagi baru itu yang terlontar dari mulut Danar, Malang pun segera menyela seraya menggenggam tangan siswi perempuan yang tampak ketakutan.

"Jangan membuat ku marah Danar. Aku tidak ingin ribut dengan mu!" Malang beranjak membawa siswi itu pergi.

"ANJIIIINNNNGGGG!" Maki Danar kesal.

"Kamu tidak apa-apa Masayu?" Tanya Malang ketika mereka sudah keluar meninggalkan perkarangan sekolah. Perempuan itu terdiam untuk beberapa saat.

"Lang, hampir tiga tahun lamanya kita satu sekolah bahkan satu kelas, baru kali ini kamu sebut nama aku," Lirih Masayu kemudian.

Malang, 2022 [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang