Langit mendung menyelimuti seluruh penjuru kota, bahkan rintik hujan mulai jatuh menimpa daratan kering. Lantunan surah Ar-Rohman dari masjid, ibarat oasis di tengah gurun. Seperti yang tengah dirasakan seorang pemuda bernama Adam Hermawan, mahasiswa bisnis dengan kehidupan kota dan gaya hidup modern."Wah hujan, Bro. Gimana nih? Masa iya kita pulang hujan-hujanan?" gerutu Dion sahabat Adam, yang dia ajak hangout bersama beberapa kenalan wanitanya di sebuah kafe.
Dion menggerutu bukan karena turunnya hujan, melainkan karena sifat keras kepala Adam yang memaksa mengendarai motor. Padahal tadi Dion sudah menawari mobil, tapi apalah daya semua sudah terjadi, mereka harus pasrah menunggu hujan reda di emperan toko buku yang kebetulan masih tutup.
Saat hujan semakin deras, dari arah jalan menepi sebuah motor matik warna putih biru dengan dua pengendara wanita berpakaian muslimah. Keadaan mereka tidak terlalu basah, hanya bercak air di permukaan kain yang mereka kenakan.
"Bismillahirrahmanirrahim. Allâhumma shayyiban haniyyâ wa sayyiban nâfi'â," doa salah seorang gadis, yang diikuti wanita lainnya.
Mata Adam seperti terpatri ke sosok bergamis biru dengan kerudung pasmina warna toska. Sosok itu tidak cantik penuh riasan seperti gadis yang sering dia temui ketika hangout atau seksi seperti wanita yang ia temui ketika masuk diskotik di kota. Bahkan, teman satu fakultas Adam yang memakai jilbab tidak ada yang bisa membuatnya terhipnotis hanya dalam sekali pandang seperti ini.
"Jannah, bagaimana ini? Kita harus segera pulang. Cucianku pasti basah kehujanan di rumah."
"Sabar, Mbak. Mbak Karomah tenang saja, Jannah tadi sudah siapkan mantel hujan untuk kita berdua."
Jannah segera membuka jok motor dan mengeluarkan sebuah tas plastik berisi mantel untuk dua orang.
Dari sisi seberang, Adam masih terpaku menatap lekat ke arah Jannah. Sampai-sampai Dion dibuat heran.
"Hei, Bro! Lo kenapa? Lo naksir embak-embak itu?" bisik Dion, sesekali mengintip dua akhwat yang tengah sibuk mengobrol tentang jemuran.
"Namanya Jannah."
"Eh?" Dion mengernyit heran.
"Siapa sih yang lo maksud, Bro?" ulang Dion.
"Dia. Gadis itu namanya Jannah."
Oke, Dion paham sekarang. Adam, sahabatnya yang berpredikat playboy hobi gonta-ganti pacar ini memang sedang terpesona dengan gadis muslimah di sana.
Gemas dengan tingkah Adam yang tidak seperti biasanya, Dion rasa ia harus mengambil langkah untuk ini.
"Tunggu apalagi, Bro? Pepet sana. Mumpung keadaan lagi mendukung. Udah, buruan sana!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Cinta (TERBIT)
Romance𝑱𝒂𝒏𝒏𝒂𝒉 𝒁𝒉𝒂𝒍𝒊𝒍𝒂𝒉 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒈𝒂𝒅𝒊𝒔 𝒎𝒖𝒔𝒍𝒊𝒎𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊 𝒌𝒂𝒓𝒂𝒌𝒕𝒆𝒓 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒂 𝒔𝒆𝒓𝒕𝒂 𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒌𝒆𝒔𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒍𝒖𝒈𝒖 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒏𝒚𝒐𝒍, 𝒕𝒂�...