• 生活 (LIFE) • [SuSeo]

417 24 11
                                    

Silakan dibaca, ya. 😋 Cerita ini hanya kerjaan di waktu luang dan iseng. 😊 Kalau ada typo, tolong dimaklumi karena itu memang sahabat saya. 😅

Salam sayang,

Ngabngabcuy ^•^


___________



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Saat senja berganti malam, maka itulah saat di mana sebelah bagian bumi berubah menjadi gelap dengan siar cahaya purnama yang temaram. Selaras dengan hati nan suasananya tengah kelam. Rasa sakit dan pedih sama sekali tidak dapat dipendam. Walau berusaha mengubur semua itu dalam-dalam.

Rintik suara hujan yang perlahan mulai deras justru merubah suasana jadi semakin panas. Pekikan meminta tolong terdengar seiring suara tembok tertampar gelas. Derap langkah kaki berbalut pantofel juga terdengar begitu ganas.

"Ampuni aku, Suho! Tidak akan lagi kulakukan itu padamu!" Suara serak itu memohon dengan tatapan sayu.

Hanya saja semuanya sudah sangat terlambat, sebab sang lawan sudah menyiapkan sebuah tali pengikat. Ingin kembali beranjak lari pun sudah tak sempat. Siapa yang tahu bahwa ruangan tempatnya berada kini sudah seperti labirin dengan ribuan sekat.

"Teruslah menghindariku, Seojun," ujar Suho lantas menyeringai lebar. Mengerikan.


1

2

3

Dan ...,

Tubuh Seojun yang merangkak mundur itu membentur tembok. Namun, kedua matanya senantiasa menatap gemetar pada tangan kanan Suho yang memegang kayu balok. Sesekali melirik ke berbagai arah, mana tahu bisa menemukan senjata untuk melumpuhkan saudaranya itu menjadi seperti hewan buruan yang teronggok.

Seharian sudah mereka bermain kejar-kejaran. Sementara Suho sudah bosan, tetapi Seojun merasa masih ada yang belum dituntaskan. Terlalu banyak mengulur waktu dan berakhir dengan satu orang yang meraih kemenangan serta sisanya (tanpa suara) menjerit kesakitan.

"Aku masih membiarkanmu hidup meski tidak lagi ada suara. Keputusan ini yang terbaik, ya, seperti ikan yang tidak butuh merangkai kata untuk terus bernapas."

Suho tersenyum miring sebelum akhirnya beranjak pergi meninggalkan sang kekasih yang masih menangis dan berusaha meminta pertolongan. Hanya saja, hal itu mustahil didapatkan karena Suho yang kini semakin arogan.




_____________

T  A  M  A  T



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[ SuSeo & YiZhan ]•[ Kumpulan Oneshot Couple ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang