Kepulan asap

14 2 0
                                    


Seperti biasa, cuaca tak menentu di kotaku. Membuatku menggerutu dengan kaus kaki lembab karena hujan lebat tanpa diundang pagi ini. Seakan tak cukup sial, aku masih berdiri terjebak di halte, tak satu pun driver ojol yang mengambil orderan ku.

Aku menendang kerikil di dekat kaki ku dan mengumpat saat sepatu pantofel ku ikut terlempar bersama kerikil tadi beberapa meter di depan sana. Basah sempurna diguyur badai.

Aku yang tak mau mengorbankan kemeja ku ikut basah hanya bisa berjongkok menontoni sepatuku yang sudah tergenangi air bagian dalamnya. Aku menunduk, mengumpat beberapa kali, memperhatikan jari kaki yang mulai mengkriput kedinginan.

"Ini sepatu lo."
Pantofel basah ku dilempar pelan oleh seseorang ke depan kaki ku. Aku mendongak dan berusaha

memasang senyum 'terima kasih' dan menemukan sepasang mata coklat gelap yang tengah menatapku agak menghina.

Senyumku seketika luntur.

"Thanks" lupakan tata krama dan adab berterima kasih yang baik.

Pria itu tak menjawab. Sibuk menarik rambut basahnya kebelakang dengan jari. Dia berdiri di samping ku. Tanpa harus repot repot mendongak aku tau dia tengah melirikku dengan tatapan menghina. persetan, aku kedinginan.

"Bangsat! basah!" Pria itu menatap handphone nya, menyekanya dengan ujung kaus nya yang basah. Idiot.

"Apa?!" Sengit nya galak. Aku mengedikkan bahu, membuang muka acuh.

Setelah memasukkan handphonenya ke waistbag-nya, ia ikut berjongkok dengan gerakan tidak santai, membuatku mengernyit karna aroma parfumnya yang menyeruak kearahku.

"Saya gak bisa kena asap rokok." Kataku saat dia mulai menghisap rokoknya.

Mata tajam dengan sorot malas itu melirikku sekilas lalu lanjut menghisap,seakan baru saja hanya mendengar angin. Aku mendengus, dasar tidak tau sopan santun.

"Kalau gak bisa kena asap jangan disini. Pindah."  Jawabnya dengan nada datar. Mulutku terbuka, tidak habis pikir ada orang macam ini di dunia.

"What a trash bag!" Desisku kesal. Seperti sebelumnya dia hanya melirik ku sekilas, menghisap rokok nya dalam dalam lalu menghembuskan asapnya dengan pelan. Tangannya yang bebas terangkat dari lututnya, mengibas pelan, memecah kepulan asap putih nikotin.

Aku merogoh tas, mengeluarkan handphone ku, mengorder Ojol dan berharap kali ini ada yang mau mengambil order an ku. Butuh waktu semenit an lebih Sampai ada satu driver yang menerima dan sampai tepat di depan halte lima menit kemudian.

"Mbak ayo sebelum hujan nya deras!" Teriaknya sembari menyodorkan helm yang dikeluarkan nya dari kantong plastik.

Tanpa pamit aku naik ke boncengan driver ojol sedangkan pria itu masih sibuk merokok dengan jaket nya yang terkancing rapat.
Hujan mulai deras lagi tepat setelah motor di jalankan menuju kantor tempatku bekerja.

Dengan aku yang meninggalkan sepercik rasa kesal pada pria dalam jaket hitam di halte.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

🛹Boy in Black Jacket ☄️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang