⊹O1⊹

3.2K 270 116
                                    

Jam menunjukkan pukul enam sore, jam-jamnya pulang kerja biasanya.

Para pegawai kantor dari bonten company  sedang sibuk membereskan barang-barang mereka dan hendak pulang.

Dari semua pekerja disana ada [name] sebagai sekertaris dari CEO bonten company.

"ah gila, bisa mati muda gue kalau tiap hari kerja kaya gini." Keluh pria dengan rambut hitam panjang, Baji Keisuke.

[name] terkekeh mendengar keluhan dari sahabat kantornya tersebut. "Sering-sering olahraga makanya, ji. Oh Sampe rumah nanti jangan lupa langsung istirahat."

Baji mendengus tak senang, "maunya istirahat, tapi tugas kantor pada di bawa ke rumah. Mana di rumah juga sepi banget gak ada temen." Keluh pria itu kembali.

"Makanya cari istri." Sahut seseorang dari belakang mereka berdua dengan setelan jas berwarna ungu muda, Haitani Ran.

"Haha, iya siap yang bakal nikah tiga bulan lagi."

Baji berujar mengejek pada Ran, kesal karena pria itu menyuruhnya untuk menikah terus terusan padahal Baji juga sudah usaha cari teman hidup namun belum menemukan yang cocok saja.

Ran tersenyum ke arah Baji yang menurut pria dengan rambut hitam segelap malam itu menyebalkan, "mau ikut gak? Anak-anak pemasaran mau pada makan-makan soalnya ada karyawan baru." Ran kembali berbicara.

[name] memasang wajah berpikir sebentar, "boleh deh." Ran tersenyum pada sang kekasih lalu mengelus pucuk kepalanya gemas.

"Gue skip dulu deh, lagi butuh istirahat ni gue." Baji memegang bahu kirinya yang terasa sakit lalu menatap ke arah dua orang di hadapnya secara bergantian.

Ran dan [name] mengangguk paham lalu akhirnya Baji Keisuke pamit pergi dari sana meninggalkan pasangan itu berdua saja.

"Ya udah, yuk? Anak-anak pemasaran yang lain udah pada nunggu di restorannya." Ran menggandeng tangan sang kekasih yang terlihat kecil namun memiliki jari-jari panjang yang lentik, sangat indah.

[name] mengangguk kecil pada Ran, "by the way, rindou ikut kan? Dia kan anak pemasaran juga sama kaya kamu." [name] bertanya.

Ran menganggukkan kepalanya. "Dia ikut kok, udah sampe sana duluan malah hahahaha."

[name] terkekeh mendengarnya.

Sebelum melenggang pergi [name] menarik tangannya dari genggaman Ran lalu mencari sesuatu di dalam tas kantornya dan akhirnya mengeluarkan kotak kecil pada Ran, "nanti di restoran dipake." Titah gadis itu.

Ran terdiam sebentar menatap isi kotak itu lalu menatap gadisnya yang tengah tersenyum, meski begitu Ran paham betul bahwa [name] tidak ingin di bantah. Titah kekasihnya adalah mutlak.

Tidak ingin kekasihnya marah padanya akhirnya Ran memilih tersenyum lalu mengangguk.

Mereka kembali berjalan ke arah mobil milik Haitani tertua tersebut.

Mereka kembali berjalan ke arah mobil milik Haitani tertua tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⊹𝐃ominant, 𝐇aitani'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang