MENINGITIS | outline

24 0 0
                                    

Arcakra Pradipta namun lebih akrab di sapa Cakra, seseorang yang memiliki paras yang menawan dan ke - aktifan dalam organisasi sekolah sejak sekolah menengah pertamanya, membuat dirinya terkenal di lingkungan sekolah terutama di kalangan kaum hawa. Rambut yang selalu tertata rapi, dengan mengenakan seragam dan jas sekolah yang membuat Cakra selalu terlihat berwibawa, tidak heran jika ia selalu menjadi sorotan di sekolah nya. Sorot mata yang tajam, hidung yang nyaris sempurna dan tidak banyak berbicara membuat Cakra menjadi type pria yang di idamkan banyak wanita. Tidak sedikit wanita berusaha mendekati Cakra mencoba mengambil hati nya dengan berbagai macam cara, namun nihil hasilnya. Bagi cakra selagi masa masa ia sekolah ia hanya akan fokus dengan tujuan ia di sekolahkan, dia tidak ingin uang hasil kerja keras ayah dan bunda nya terbuang sia sia.

Pagi yang cerah, Cakra sudah rapi dengan seragam nya lalu menuruni beberapa anak tangga menuju dapur dan mendapati bunda nya yang tengah memasak sarapan untuknya. "morning mom" sapa Cakra kepada bundanya dilanjut dengan pelukan hangat dan morning kiss rutinnya "pagi sayang" balas sangat ibunda disertai dengan satu mangkuk cereal dan segelas susu di simpan oleh bunda di atas permukaan meja makan. "Bun, bunda inget ga sama Naura Silvanie?" tanya Cakra membuat sang ibunda berfikir "isn't that your friend in canada?" tebak bunda yang di angguki cakra, "mom, she moved here! malahan satu sekolah satu kelas juga, awalnya dia kayak sedikit lupa sama aku but the longer we talk, it turns out she is my old friend" cerita Cakra dengan suapan terakhir sarapannya, bunda hanya tersenyum lalu membawa mangkuk kotor tersebut sembari mengusap sedikit rambut cakra yang sudah tertata rapi "it's good news for you".

Keadaan sekolah sudah cukup ramai saat Cakra tiba di sekolah, saat ia mulai memasuki kelasnya ia menghela nafas berat. Rutinitas hariannya membersihkan snack dan surat cinta pada bawah meja nya. Ia memasuki beberapa snack dan makanan lain pada satu plastik besar "kapan penderitaan gua selesai" gumam Cakra lirih, setelah selesai dengan urusan bawah meja nya Cakra terduduk lemas pada kursi nya menatap kosong ke arah jendela sembari mendengar lagu ballad dari gadgetnya. "morning cakra!!" sapa Naura tepat di depan wajah Cakra, ia segera melepas earphonenya lalu berbincang beberapa hal bersama Naura sampai akhirnya Haikal tiba di kelas. Jam pelajaran dimulai, para guru mulai memasuki kelas sesuai jadwal nya masing masing, tiba pada saat wali kelas mereka masuk akhirnya beliau mengumumkan bahwa sekolah mereka akan mengikuti Olimpiade Sains Nasional dan kelas Cakra terpilih untuk seleksi murid yang mampu mengikuti Olimpiade tersebut.

"Cakra, can you come over to my house? ibu minta lo ketemu dia" pinta Naura sebelum Cakra dan Haikal pergi meninggalkan kelas "sure, you can come home with me" jawab Cakra, dia terlihat senang. Ketiganya pergi menuju parkiran motor, Haikal pulang lebih dulu bersama teman basecampnya, sedangkan Cakra ia pulang bersama Naura, sore itu kedua nya menikmati angin bandung yang sejuk bersamaan. Tiba di kediaman Naura, Cakra di sapa ramah oleh sang ibunda. Cakra tidak menghabiskan waktu lama di rumah Naura, karena langit perlahan lahan semakin menggelap. Tiba Cakra di rumah, ia segera menghampiri kedua orang tuanya yang sedang menonton televisi. "Mom and Dad, I want to ask for advice from you guys" ucap Cakra setelah duduk pada kursi nya "Sure, kenapa sayang?" tanya bunda, sedangkan ayah Cakra masih sibuk dengan televisinya. "Bun, tadi ibu nya Naura minta aku ke rumahnya, Turns out she wanted me to help her" jawab Cakra "What happened to her?" tanya ayah, "Ibu Naura mau aku bantu beliau untuk menjadi guru les nya Naura, gimana bun? yah? boleh?" sambung Cakra dengan penuh harapan. "Kalau itu tergantung kamu sayang, kalau kamu mampu ya silahkan. Tapi bunda mau jangan sampai mengganggu tugas tugas dan nilai kamu" usul bunda yang di angguki ayah, Cakra tampak berfikir lalu membulatkan tekad nya untuk membantu sahabatnya.

"Nau, mulai sekarang gua guru les lo" saat Cakra tiba di kelas, dia segera menghampiri meja Naura. "Serius Cak? Makasih banget ya!" sahut Naura girang. Waktu les Naura hanya tiga hari seminggu, setiap hari dimana waktunya les Cakra membantunya di rumah Naura. Malam dimana Cakra sedang mempersiapkan dirinya untuk mengikuti Olimpiade yang pekan lalu Pak Yanto kabarkan, tiba tiba saja darah menetes pada buku materinya. Ia terkejut, sudah lama tidak ada darah yang keluar pada hidungnya namun sekarang darah itu kembali hadir. Cakra segera mengambil beberapa tissu pada nakasnya lalu berusaha menghentikan mimisannya.

MENINGITIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang