"Kalian tau ga berita soal Chika"
"Soal berita dia putus? "
"Gitu banget ya, mentang-mentang anak pinter. Dikira semua orang suka sama dia"
"Gatau aja cuma dimanfaatin"
"Tapi Chika juga gatau diri sih, udah dibantuin biar nilainya bagus sama pacarnya. Malah diputusin"
"Modal muka doang, padahal mah dibilang cantik banget juga ngga"
"Ya namanya juga Chika dia kan em-"
Obrolan gadis itu terhenti saat melihat gadis berambut pendek dengan nama Wachika Arunika yang terpampang jelas di nametag seragamnya.
"Chika apa? Ayo lanjutin lagi, gue pengen denger!" ucap Chika, gadis itu sudah tidak bisa menahan kekesalannya.
Dia yang putus, kenapa yang sewot justru orang lain?
Chika tidak menghiraukan respon mereka setelahnya dan memilih pergi ke tempat duduknya. Bagaimanapun ini masih pagi, gadis itu tidak mau merusak moodnya sendiri dengan memulai pertengkaran yang justru hanya membuang waktu dan tenaga.
Tenaganya sudah habis ia gunakan untuk menangis dan belajar semalaman, sekarang ia benar-benar lelah. Bahkan untuk memulai obrolan dengan teman-temannya saja ia malas.
Chika lebih memilih menidurkan kepalanya dan mencoba tidur sebentar sebelum jam pelajaran dimulai.
Coba tebak, kemarin dia hanya bisa tidur selama 1 jam setengah dan bagi Chika waktu segitu sangat amat kurang untuk tidur malam.
"Lo ngebosenin anaknya"
"Bangsat" umpat Chika dalam hati. Lagi-lagi ia teringat dengan kata-kata itu.
Chika ingin menangis.
🌼🌼🌼🌼
Biasanya Chika selalu mengikuti pelajaran dengan antusias. Namun entah kenapa saat ini jam pelajaran bahasa Indonesia terasa amat sangat lama. Bahkan daritadi Chika tidak henti-hentinya melihat ke jam yang ada di dinding kelas.
"Kayak belut kepanasan lo!"ucap seorang gadis berambut panjang yang sedari tadi memperhatikan Chika yang tidak bisa diam.
Chika lalu membalikkan badannya menghadap gadis itu "Lo ga bosen apa Kar?" bisik Chika pada sahabatnya itu. Karina Waradhana.
Tidak ada respon, Chika melongok ke meja sahabatnya itu. Mau melihat apa yang membuat gadis itu menjadi sangat fokus.
"Yeuu, kirain nyatet mah. Ternyata nonton drakor" ucap Chika masih berbisik karena takut ketahuan guru yang mengajar.
"Shhh, jangan goyang-goyang anjeng, jatoh ntar hp gue" ucap Karina sambil menahan ponselnya yang dia sandarkan di kursi Chika.
Mendengar itu tentu saja Chika malah menggoyangkan kursinya dan membuat Karina kesal.
"Itu Chika sama Karina kenapa ngobrol? Kalian denger apa yang ibu jelasin?" tegur Bu Santi membuat dua gadis itu terdiam. Chika langsung menghadap ke depan dan Karina langsung menyimpan ponselnya.
"Dengar bu!" ucap mereka berbarengan.
Untung saja Bu Santi sedang baik, jadi Chika dan Karina tidak diberi pertanyaan yang aneh-aneh atau disuruh maju ke depan untuk menjelaskan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow and Sun
Teen Fiction"Sederhananya, gue cuma anak perempuan yang pengen punya masa depan cerah. Gue pengen suatu hari nanti sukses dan berjalan di jalan yang penuh bunga"