Pembimbing:
1. AtinaMillatiAzkiyaKontributor:
1. DeaputAg2. Callme_Ana2
3. Rhnnaolv26_
4. Norhfizzh__
5. Nubad010
6. Nurul-81
Beberapa remaja dari Universitas Indonesia kini sedang melakukan pengamatan lingkungan di daerah Bangka Belitung.
Mereka adalah Raka, Putri, Kevin, Rizka, Diana, Aditya.
Para remaja tersebut mulai membagikan tugasnya, Raka dan Putri mengamati di mercusuar. Kevin dan Rizka mengamati di jembatan emas, sedangkan Aditya dan Diana mengamati di Tarsius.
Raka dan Putri mulai mengamati salah satu icon yang terkenal di pulau Bangka Belitung yaitu Light House (Mercu suar) yang ada di Pulau Lengkuas.
Mercusuar dibangun pada tahun 1883 dan memiliki tinggi 57 meter dan lingkar 61 meter. Berbentuk menara besi 16 sisi berwarna putih dengan lentera dan galeri yang memperindah tiap interiornya. Ia terletak di lepas titik utara pelabuhan Belitung, tepatnya menghadap Selat Karimata, yang menghubungkan Laut Tiongkok Selatan dengan Laut Jawa di antara Sumatra dan Kalimantan. Menurut informasi yang di dapat Mercusuar itu dirancang oleh Enthoven and Co, dari Den Haag Belanda.
Walau telah berdiri satu abad lebih lamanya, bangunan itu tetap berdiri kokoh menjulang ke atas. Menarik banyak wisata asing untuk datang sekedar singgah untuk melihat bangunan bersejarah itu.
Putri mengangkat kameranya ke atas, membidiknya tepat sasaran, mencari letak yang pas pada kamera lensanya. Sesekali melihat dimana bangunan itu berdiri nyata di depannya.
Ia menatap hasil tangkapan layarnya, sempurna. Mungkin setelah ini ia akan lebih sering berkunjung karna bangunan Mercusuar itu lebih menakjubkan jika di pandang secara nyata.
Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya, ia membalikkan badan, ternyata Raka.
Cowok yang kebetulan satu kelompok dengannya. Ia mengernyit, kembali mengantungkan kamera kesayangannya di leher.
"Kenapa Rak?" tanyanya sembari membenahi letak rambut yang menutupi wajah apiknya.
Cowok itu mengusap lehernya canggung, lalu berdeham guna mencairkan suasana.
"Ekhm, tadi di suruh kumpul, makan siang katanya" ucap cowok itu membuat Putri mendesah pasrah.
Padahal niatnya ia ingin poto sebanyak mungkin, terlebih suasana sekarang sedang sepi, jadi tak ada makhluk nyempil yang menganggu gambaran potonya.
Tak ingin membantah, dengan wajah sumarah Putri membungkuk, mengambil sandal yang ia lepas tadi, lalu memakainya cepat.
"Yaudah deh" tutur Putri dan berjalan ogah-ogahan. Tampaknya ia masih belum ikhlas pergi dari tempat ini.
Raka mulai merangkul Putri sambil berucap "Gak usah sedih, nanti kapan-kapan kita berdua kesini lagi."
Mereka pun pergi ke salah satu Restaurant yang terkenal di daerah tersebut. Putri yang sedari tadi menekuk wajahnya, kini berubah seratus delapan puluh derajat. Nuansa bak kapal pesiar ini membuatnya semangat untuk mengambil ponselnya dan berpose ria layaknya selebgram.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Bangka Island
Short StoryRemaja-remaja dari Universitas Indonesia akan melakukan pengamatan Provinsi Bangka Belitung. Terdiri dari 6 orang bernama Raka , Putri , Kevin , Rizka , Diana dan Aditya. Putri dengan polosnya, Rizka dengan cerewetnya, Diana dengan jiwa keibuannya...