Selamat malam semuaaa
Tau gak tau gak ? Gak tau ya kann...
Nih loh aku kasih tauuu.
Sekarang di part ini part paling panjang lohh sampai 2467 kataaa.. jangan diskip ya bacanya biar nyambung ceritanya langsung ajh yuk...
-
-
-HAPPY READING😍
Malam hari telah tiba. Ustadz Syauqi mengajak Zahra untuk melaksanakan shalat sunnah dan Zahra menyetujuinya.
Selesai sholat Zahra harus terbiasa dengan kebiasaan baru yaitu mencium punggung Ustadz Syauqi. Begitu pun Ustadz Syauqi mencium ubun-ubun Zahra dengan do'a yang ia ucapkan."Barakaullahu likullin minna fii shoo hibih.
Semoga Allah memberikan keberkahan masing-masing dari kita dalam permasalahan pasangan."Do'a itu di aamiinkan oleh kedua insan ini. Zahra tidak melepas telapak tangannya dari wajahnya yang kini tengah memerah bak kepiting di rebus.
"Kenapa?" tanya Ustadz Syauqi melihat istrinya tidak melepaskan telapak tangannya.
"Jangan lihat Zahra gitu, Ustadz!" sahut Zahra.
"Tapi kamu baik-baik saja?" tanya kembali Ustadz Syauqi.
"Iya."
"Badan Zahra kok sakit-sakit gini ya, tadz? ujar Zahra memegang pundak nya.
"Mungkin kamu kecapean."
"Mungkin, Zahra tidur duluan ya tadz mau istirahat." Zahra membuka mukena putih nya dan bangkit menuju kasur yang empuk.
"Mau Ustadz pijitin nggak biar nggak kerasa lagi sakitnya." Ustadz Syauqi menawarkan tenaganya.
"Beneran?"
"Iya, sayang." Kata 'sayang' terucap begitu saja dari mulut Ustadz Syauqi.
"Ish Zahra geli dengernya juga iwwhh" sahut Zahra yang refleks membuat tubuhnya seperti cacing kepanasan.
"Apa salahnya Ustadz panggil kamu sayang, sudah sah juga 'kan?"
"I-iya sih tapi Zahra nggak suka tadz." tolak Zahra.
"Sudah, sini duduk biar Ustadz pijitin." ajak Ustadz Syauqi yang sudah duduk di soffa kamarnya.
"Hmm" Zahra pun menuruti perintah Ustadz Syauqi.
Ustadz Syauqi terlihat gugup saat akan memijat pundak istri kecilnya itu yang kini sudah melepaskan mukenanya membuat rambutnya terlihat dengan bebas olehnya.
"Tadz, kapan mijitnya?" Zahra berbalik badan karena tidak juga ia merasakan pijitan.
"Sabar sayang." sahut Ustadz Syauqi yang kembali membuat Zahra tidak suka dan langsung saja Zahra mencubit pinggang nya dengan cukup keras.
"Aw astaghfirullah sakit, Ra." Ustadz Syauqi mengusap pinggangnya.
"Rasain!"
"Cubitan kamu kuat banget sampai pinggang Ustadz berdarah." Ustadz Syauqi berbohong dia suka saat melihat Zahra mengkhawatirkan nya.
"Masa iya sih tadz? tanya Zahra melihat pinggang Ustadz Syauqi.
"Haha enggak, Ustadz bercanda sa-"
"Sayang lagi?" Zahra memotong.
"Katanya tadi pegel sini Ustadz pijitin."
Zahra pun membalikkan badan dan menunjuk pada pundaknya.Saat Ustadz Syauqi menyentuh pundak Zahra, Zahra secara tiba-tiba tertawa dan melepaskan tangan Ustadz Syauqi darinya.
"Kenapa?"tanya Ustadz Syauqi bingung.
"Geli banget Tadz." sahutnya dengan cengengesan.
"Coba sekali lagi ya."pinta Ustadz Syauqi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berjodoh Dengan Ustadz Tampan ( Sudah Terbit )
BeletrieSUDAH TERBIT DI FIRAZ MEDIA Nafeeza azahra sabrina gadis cantik berumur 16 tahun yang terpaksa masuk pesantren karena keinginan orang tuanya.. sebelum ia masuk pesantren ia mempunyai sahabat disekolah bernama Aliya.. Dan sekarang ia mempunyai sahaba...