Aku terdiam.
Aku terduduk.
Aku memendam
Aku kian merunduk.Bodoh!
Itu kataku untuk aku yang disana
Aku dengan rasa takut yang tak berarah
Hari yang terus beralalu
Tapi tidak dengan luka yang duluBodoh!
Kataku lagi untuk aku yang berbohong
Aku pergi kataku demi sesuap nasi
Saat pulangku datang perutku kosong
Aku diam hanya demi ketenangan hatiAku bimbang.
Nyatanya bukan hanya perut yang kosong
Hati pun kini seperti kertas kosong.
Bertuhan tapi ibadahnya sering bolong.Ku hanya untuk melepas lelah
Tidak untuk mendapat berkah
Pergiku kini hanya demi receh
Melupakan rasa manis dalam teh
Menikmati pahit kopi dipinggiran kota
Walau hati benar telah meronta.Apa dayaku.
Bergelar tidak.
Bertahta tidak.
Berparas cantik nan indahpun tidak.
Aku ini apa?
Melihat tapi buta.
Mendengar tapi tuli.
Merasa tapi hampir mati.
Sadarlah hati.
Jangan hanya meronta tanpa melangkah
Lembutlah hati
Jangan terus menerus jadi babu
Hinggga jasad benar benar jadi debu
Terbukalah hati
Biar jadi babu tapi jangan buta
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Lama
RandomMenulis sesukaku untuk meluapkan seluruh isi hati...#semangatkara