Episode 02

3 2 0
                                    

Beberapa menit kemudian, Johsua merasa sudah cukup, tertidur lelap di pangkuan Cleo setelah melepas taringnya. Cleo yang menyadari hanya bisa terus menutup mulut supaya orang-orang di rumah tidak menyadarinya.

Malam hari, Johsua bangun dan duduk. Johsua mengingat kembali kejadian sebelumnya, menyentuh bibirnya yang berwarna merah nan lembut dengan dua jari kanannya. Tiba-tiba dia menitikkan air mata dan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Apa yang sudah aku lakukan...? Aku melukai Manusia... Maafkan aku, Grandpa... Maaf..." Rintihnya menangis.

Menyadari hari sudah gelap, Johsua keluar kamar dan pergi menuju taman setelah berpikir semua orang sudah tertidur.

Di taman, dia terkejut melihat Cleo diikat diatas bangunan hukum. Kedua tangan dan kakinya di rantai, tubuh penuh darah dan bekas cambuk yang masih baru. Johsua berusaha menahan bau darah dan rasa hausnya. Mengingat Cleo telah membiarkan-nya menghisap darah, Johsua pun mulai berpikir untuk menyelamatkan.

Dengan sedikit kekuatan, Johsua melompat dari satu tempat ke tempat Cleo, memeluk Cleo yang pingsan kesakitan. Selagi ada kesempatan, Johsua melepas semua rantai dan membawanya memasuki kamar.

Di kamar, Johsua mengobati luca Cleo dengan P3K yang tersedia di kamarnya. Saat ia hendak membersihkan luka pada leher Cleo, dia melihat bekas gigitannya yang sedikit demi sedikit mulai ada perubahan. Seperti dalam kepercayaan para Vampir, Manusia yang darahnya di hisap lama tanpa disadari akan membuahkan hasil. Seperti halnya Cleo, di leher bekas gigitan Johsua terdapat sebuah tanda kepemilikkan.

"Tanda ini... Sial, aku melakukannya tanpa aku sadari..." Batin Johsua menyesal dan menyalahkan dirinya sendiri.

Dari luar kamar, Harfei mengetuk pintu dengan hidangan segelas darahnya. "Tuan, saya membawakan anda makan. Bolehkah saya masuk." Tanya Harfei terdengar sangat sopan.

Johsua beranjak dari tempatnya, membuka pintu dan langsung mencengkram kuat leher Harfei dengan kesal, sehingga gelas yang di bawa Harfei jatuh dan menumpahkan semua isinya.

"Apa yang terjadi pada Cleo? Siapa yang melakukannya? Jawab pertanyaanku, Harfei!" Seru Johsua.

Harfei tidak ingin mengakui, lebih memilih diam membela diri dari cengkraman Johsua. Kesal pertanyaannya tidak di jawab, Johsua melepas cengkraman-nya menampar Harfei untuk yang pertama kalinya.

"Enyahlah dari harapanku, sekarang!" Titah Johsua kembali memasuki kamar dan mengunci pintu.

Harfei membelalakkan kedua matanya, tidak percaya dirinya yang telah bekerja begitu lama untuk Johsua di perintah untuk enyah darinya. "Apanya yang sempurna dari Manusia keji itu?! Cleo, lihat saja suatu saat nanti aku akan membuatmu menderita!" Seru batin Harfei.

Beberapa hari berlalu, Cleo belum juga bangun dari pingsannya. Johsua pun memutuskan untuk membersihkan dirinya.

Di bawah shower air yang menyala, Johsua sangat menikmatinya. Tiba-tiba dari belakangnya, dua tangan memeluk tubuhnya yang membuat dirinya sangat terkejut. Saat ia melihat ke belakang, tidak ada siapapun di sana. Ternyata itu hanyalah halusinasi Johsua saja.

"Hah... Hah... Halusinasi? Membuatku kaget saja..." Gumam Johsua kembali melanjutkan.

Sesudahnya membersihkan diri, Johsua mengenakan pakaian dan tidur di samping Cleo yang tertidur. Saat Johsua sudah tertidur lelap, Cleo siuman dan terkejut melihat Johsua tidur di sampingnya.

"Kenapa aku ada di sini? Apakah Tuan menyelamatkan ku? Tunggu, berapa lama aku tertidur?" Batinnya bertanya-tanya.

Tiba-tiba, Johsua bangun dan duduk, melihat Cleo siuman dia pun meranjak dari tempat. Johsua berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahnya. Saat dia keluar dari kamar mandi, terlihat dirinya mengenakan kacamata dan kembali duduk di samping Cleo yang juga duduk bersender.

"Cleo, bolehkah aku meminum darahmu?" Tanya Johsua terdengar sedikit lesu.

Cleo ingat dirinya juga pernah di gigit olehnya, dia pun tidak ragu menjawab Ya padanya.

Telah mendapat izin darinya, Johsua merangkak mendekati Cleo dengan tatapan haus darah. Johsua mengeluarkan taringnya dan menggigit leher Cleo yang sebelumnya pernah ia gigit. Cleo sedikit merintih, menahan suara supaya para pelayan tidak mendengar.

Tiba-tiba, Alice memasuki ruangan dengan tergesa-gesa sambil membawakan semangkuk bubur juga daging sapi panggang untuk Johsua dan Cleo. Dia sangat terkejut melihat pria yang di sukainya tengah menghisap darah Cleo. Dari situ, Alice pun menyadari bahwa Johsua bukan Manusia, melainkan seorang Vampir. Karena melihat hal di luar dugaan, Alice tidak sengaja menjatuhkan mangkuk pada tangannya.

Johsua melepas taringnya, melirik Alice dengan mata yang tampak terganggu akan kehadirannya. Johsua menyingkir dari pangkuan Cleo dan dengan sangat cepat dia mencengkram kuat leher Alice.

"U-ugh... Tuan... Ma-maafkan saya... Kumohon lepaskan saya..." Rintih Alice kesakitan.

Johsua tidak melepasnya, berniat untuk membunuhnya, membunuh Manusia yang telah mengetahui identitasnya. Dengan pujukkan Cleo, Johsua melepasnya dan menatapnya sadis. Johsua pun berkata, "Jangan memasuki ruangan ku sembarangan."

Setelah berkata seperti itu, Alice pun pergi setelah membereskan mangkuk yang pecah.

Begitu Alice pergi, Johsua terjatuh dalam keadaan duduk, menutup mulutnya dengan tangan kanannya yang baru saja melukai Manusia.

Cleo meranjak dari kasur dan menghampiri Johsua, khawatir Tuannya terluka. Saat melihat wajahnya, Cleo membelalakkan kedua matanya. Ia melihat Johsua menangis, menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian sebelumnya. Hal itu membuatkan Johsua shock dan merasa dirinya sudah keteraluan terhadap Manusia.

Tanpa peringatan, Cleo memeluknya dengan erat dan berkata, "Aku ada di sini, selalu di sanpungmu, selamanya." dengan sangat percaya diri.

Mendengarnya, hati Johsua berdegup kencang, wajahnya mulai membaik dan memeluk Cleo kembali.

"Cleo, bisakah kamu berjanji padaku?" Tanya Johsua terdengar sedikit terisak-isak.

"Katakan saja, saya adalah pelayan anda." Jawab Cleo.

"Cleo, hiduplah bersamaku untuk selamanya. Waktu pertama kali aku meminum darahmu, aku tidak sengaja memberimu tanda kelelawar merah di tempat aku menggigit." Ucap Johsua menyesal.

Tanpa pikir panjang, Cleo meng'iyakan-nya. Mendengar Cleo bersedia terus bersamanya, Johsua tersenyum untuk yang pertama kali dalam 6 tahun ini.

"Cleo, terima kasih."

BERSAMBUNG

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lord Vampire Is My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang