tinggalkan komentar dan like ya♥︎
☆☆☆
Hari sudah mulai sore. Tang San pulang ke rumahnya dengan terburu-buru. Tadi, dia pergi meninggalkan Cheng Xia dalam keadaan yang tidak baik. Karena itu, dia merasa harus kembali lebih cepat.
Dia sempat lupa dengan Cheng Xia karena antusiasnya pada kebangkitan roh dan hal-hal terkait itu sehingga dia banyak mengobrol dengan Jack Old yang setidaknya tahu sedikit mengenai ini dibandingkan dirinya.
Itu wajar. Dia hidup mengasingkan diri dari luar dengan rajin kultivasi di bukit dan memasak untuk ayahnya yang pemabuk dan pemalas. Tidak heran jika Tang San tidak mengetahui apa-apa.
Setelah menaiki tangga tanah yang menuju ke rumah kecilnya, Tang San membuka pintu. Dia melihat ke sekeliling ruangan dan tidak menemukan ayahnya.
Setelah mendengar dengkuran dari kamar Tang Hao, Tang San berjalan memasuki kamarnya sendiri.
Baru saja dia melangkah masuk sambil mengangkat gorden kamar, Tang San hampir jatuh ke belakang karena seseorang yang baru saja melemparkan dirinya ke dalam pelukan Tang San.
Tang San refleks langsung menahan Cheng Xia dengan tangan di punggung dan pantat Cheng Xia.
Kedua tangan Cheng Xia memeluk erat leher Tang San. Wajahnya terlihat malu atas apa yang dia lakukan tanpa sadar. Dia benar-benar tidak tahu bagaimana menghadapi wajah Tang San, jadi dia mengubur wajahnya sendiri di samping leher Tang San.
Merasakan telapak tangan menyentuh tubuh bagian bawahnya yang saat ini sangat sensitif, Cheng Xia terkesiap dan sontak mengeluarkan erangan kecil.
"Ahh..." Satu desahan lembut lolos dari mulut kecil Cheng Xia.
Menyadari bahwa dia telah mengeluarkan suara yang aneh, Cheng Xia dengan cepat menggigit ibu jarinya sendiri.
Sementara itu, Tang San tertegun. Tampak tidak bisa berkata-kata dengan apa yang baru saja dia dengar. Telinganya sendiri sudah memerah dan gatal.
Apalagi dengan posisi Cheng Xia yang saat ini dalam pelukannya dan dengan wajah Cheng Xia di lehernya,
Cheng Xia sebenarnya mendesah di telinga Tang San!
Jadi, jangan salahkan Tang San karena memerah!
Tang San sendiri sebenarnya sudah dewasa dan meskipun dia tidak memiliki pengalaman, dia sedikitnya tahu apa yang sedang terjadi saat ini.
Tang San memeluk Cheng Xia dengan erat agar tidak jatuh. Meskipun dia masih kecil dan pendek, Tang San masih lebih besar daripada Cheng Xia.
Setelah berjalan pelan mencapai tempat tidur, Tang San duduk di tepi dengan Cheng Xia yang duduk di atasnya.
"Xiao Xia," bisik Tang San langsung ke telinga merah Cheng Xia.
Cheng Xia sedikit bergerak. Wajahnya menggosok di leher Tang San, tampak tidak nyaman dengan napas Tang San di telinganya.
Setelah memilah apa yang dia katakan, Tang San akhirnya bertanya, "Xiao Xia, apa yang terjadi padamu? Apa Gege dapat membantumu?"
Mendengar itu, Cheng Xia melepas tangannya yang mengikat erat leher Tang San. Kedua telapak tangannya meremas pundak Tang San dengan malu-malu.
Cheng Xia duduk tegak di atas paha Tang San. Dia menatap orang di depannya dengan tatapan tidak fokus. Kepalanya memiring dan dia terlihat memikirkan sesuatu, meskipun dia tidak memikirkan apapun.
Rasionalitas Cheng Xia saat ini sudah kalah perang dengan nafsunya sendiri. Jadi setelah persekian detik, wajah Cheng Xia mendekat dan kemudian menempelkan bibirnya pada bibir Tang San.
Bahkan sebelum anak laki-laki berambut hitam kebiruan itu bisa bereaksi, Cheng Xia telah membuka mulutnya dan menjilat bibir Tang San dengan lidah mungilnya yang panas.
"...?!"
Tang San melotot kaget dan dengan cepat mendorong bahu Cheng Xia. Anak laki-laki di depannya itu memiliki mata putih yang mengembun, tampak diselimuti nafsu yang membara.
Dia sebenarnya tergoda oleh jilatan panas dari lidah pink Cheng Xia. Namun, Tang San masih mempertahankan rasionalitasnya.
Apa yang harus dia lakukan sekarang adalah mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Cheng Xia.
Mengapa Cheng Xia tiba-tiba seperti ini?
Cheng Xia kembali mendekat, matanya memohon pada Tang San. "Ciumm ... cium... Gege~ Xiao Xia mau ciuman~"
Tangan Cheng Xia merentang ke depan. Mulutnya berkata meminta ciuman namun tubuhnya meminta pelukan.
Dengan tubuhnya yang duduk di paha Tang San, Cheng Xia sebenarnya sudah cukup dekat untuk memeluknya.
Mungkin dia hanya ingin bertingkah manja.
Mendengar suara lembut Cheng Xia yang memohon, Tang San merasa dia tidak bisa menolak. Tangan kirinya bergerak menarik Cheng Xia seluruhnya ke dalam pelukannya.
Sementara tangan kanannya dengan lembut memegang bagian belakang kepala Cheng Xia. Detik berikutnya, Tang San mencium Cheng Xia.
Asal kalian tahu. Tang San itu perawan.
Semua yang dia lakukan adalah murni insting!
Jangan meremehkan insting seorang perawan, oke? Mereka bahkan bisa lebih liar!
Sekali lagi, lidah Cheng Xia dengan malu-malu menjilat bibir Tang San, terlihat meminta lebih dan tidak puas hanya dengan saling menempelkan bibir.
Meskipun Tang San ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Cheng Xia, dia masih menuruti kemauan Cheng Xia dan membuka mulutnya, membiarkan sepenuhnya zona ciuman mereka meluas.
"Mmmh..."
Sensasi yang mereka rasakan saat lidah saling beradu adalah baik Tang San maupun Cheng Xia merasa tubuhnya tersengat listrik yang membut tubuh mereka mati rasa.
Hati mereka bergetar tak terkendali. Rasa senang yang meluap membuat keduanya dengan terburu-buru saling menjilat, menikmati rasa satu sama lain.
☆☆☆
Seluruh tubuh Cheng Xia melunak karena invasi. Dia menjatuhkan tubuhnya kepada Tang San sepenuhnya.
"Haahh... hah..."
Merasa bahwa dia akan melewati batas, Tang San melepaskan ciumannya.
Tangan kanannya yang berada di belakang kepala Cheng Xia mendorong Cheng Xia ke bawah dagunya dan mengistirahatkan dagunya sendiri disana.
Tang San merasa dia mencium bau harum yang menggoda. Dia tidak bisa mendeskripsikan bagaimana tepatnya bau itu, hanya merasa bahwa itu sangat cocok dengan hidungnya.
Namun hanya sekejap, bahkan Tang San merasa bahwa dia memiliki ilusi.
"Gege~" Cheng Xia memanggil dengan lemah. Tampaknya semua nyawanya telah tersedot oleh ciuman panas beberapa saat lalu.
"Mm? Kenapa, Xiao Xia? Apa lagi yang kamu inginkan? Biarkan Gege mendengarnya." Sambil mengatakan itu, Tang San mengusap rambut putih Cheng Xia dengan lembut.
Tangan Cheng Xia meremas baju Tang San dengan gemetar. "Maaf ... jangan benci Xiao Xia, ya?"
"Tidak. Bagaimana bisa Gege membenci Xiao Xia?"
Tang San menoleh kemudian mencium telinga Cheng Xia yang berada di pangkuannya.
Cheng Xia tidak menjawab, dia hanya bergerak mengeratkan pelukannya sampai mereka benar-benar saling menempel.
"Gege, leher belakangku gatal. Garuk sedikit untukku?"
Author Note:
Menurut kalian, Tang San ooc gk yaa?:v
Menurutku sih enggak, jujur aja:v
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Douluo Dalu: Destiny
Fanfic[Bukan Novel Terjemahan] Sejak hari itu, Cheng Xia dinobatkan sebagai orang yang paling tidak berguna. Orangtuanya yang menaruh harapan tinggi padanya langsung berbalik meninggalkan dia. Namun suatu hari, setelah kunjungan seorang peneliti ke rumah...