KUPU-KUPU TAK BERSAYAP

138 3 3
                                    

           Malam yang panjang di bawah pohon rindang, Juwita memandang langit yang bertaburan bintang. Diam, termenung dan sendiri... "Sunyi sekali malam ini," desah Juwita seraya menghela nafas panjang.. Aku mendengar seperti berat beban yang menghimpit dadanya.

Juwita, sang primadona kota.. Cantik, supel dan pintar.. Rasanya aku tidak akan mampu menemukan kekurangan dalam dirinya. Begitu elok dipandang saat berada di bawah sinar bulan, seperti saat ini..

Seandainya aku laki-laki, mungkin aku akan jatuh cinta padanya. Sama seperti laki-laki kebanyakan saat ini, yang aku tahu begitu banyak laki-laki memuja, mengejar dan mengharapkan cinta sang Juwita.

Kalau dipikir, Juwita akan begitu mudahnya menentukan satu dari sekian laki-laki yang mencintainya tapi mengapa Juwita masih sendiri. Ada apa dengan dirinya. Banyak pertanyaan berkecamuk dalam pikiranku.

Setelah 15 tahun aku berteman dengannya, sekarang aku menyadari bahwa aku tidak mengenal banyak tentang Juwita. Aku merasa bersalah, bagaimana mungkin aku sampai tidak tahu apa yang sedang Juwita alami. Ku tengok Juwita yang berada di sampingku..masih seperti tadi. Diam dan tidak berkedip memandang sinar bulan purnama..mungkin saat ini Juwita sedang berada di bulan? Atau mungkin Juwita sedang bercakap-cakap dengan bulan? Ah..hanya Juwita yang tahu apa yang dipikirkannya.Tiba-tiba Juwita terpekik kecil sambil menepuk bahuku...

"Lihat, ada kupu-kupu melintas di bulan..!" kata Juwita.

Setengah terkejut aku mendongak melihat bulan yang jauh di atas sana.. Ya, aku melihat kupu-kupu.. Tapi tidak di bulan, kupu-kupu itu melintas di bawah sinar bulan hingga seolah-olah berada di bulan..

Aku tersenyum kecil..

"Ya, ada kupu-kupu di bulan," jawabku untuk menyenangkan sahabatku terkasih.

"Cantik ya kupu-kupunya..." ujar Juwita sambil menatapku sendu

"Iya cantik, seperti kamu.." jawabku ringan.

Mendengar jawabanku, tiba-tiba Juwita terdiam seperti memikirkan sesuatu...

"Rei..?" panggil Juwita.

"Ya.." kataku

"Kamu tahu ga Rei..aku ini adalah kupu-kupu, sama seperti kupu-kupu yang terbang tadi," kata Juwita

"Oh ya..bagaiman bisa?" tanyaku

Haaaaaa...Juwita menghela nafas panjang..

"Aku kupu-kupu..tapi bukan karena aku yang mau.Aku menjadi kupu-kupu karna hidupku ini singkat. Kamu pernah memperhatikan kupu-kupu gak..? Coba lihat..dia begitu mungil.. rapuh dengan tubuhnya..

cantik dengan sayapnya..tapi dia tidak lama menjalani hidupnya. Padahal dia begitu lama menanti untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik.." ujar Juwita padaku..

"Rei..," panggil Juwita

"Ya..," jawabku

"Aku..." lanjut Juwita.

******

Aku, Juwita Puspitasari. Kata teman-teman, aku memiliki wajah yang cantik, kulit putih dan tinggi di atas rata-rata normal. Aku berasal dari sebuah kota kecil di di pinggir Jawa Tengah, Cilacap. Aku tumbuh didalam keluarga normal. Aku bukan produk broken home, keluargaku utuh, walaupun dulu sempat terjadi kekacauan dalam keluargaku. SD kutamatkan dengan mulus, nilai rata-rata 7. SMP kulalui tanpa halangan dan aku termasuk siswi yang berprestasi. Saat aku SMA, akupun termasuk siswi yang pintar walaupun tidak masuk rangking 10 besar. Temanku banyak karena aku termasuk supel, aku tidak pernah memilih dalam berteman. Tapi sampai aku lulus SMA, aku tidak pernah berpacaran seperti layaknya teman-temanku. Bagiku, pacaran itu urusan sepele, nanti saja memikirkannya.

KUMCERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang