Kring kring
Suara handphone yang berbunyi di atas nakas membuat seorang lelaki berumur 17 tahun itu terbangun.
Tangannya meraba-raba di atas nakas untuk mengambil benda berbentuk persegi panjang tersebut.
"Halo," ucapnya dengan suara serak.
"Bang, bangun." terdengar suara lelaki dari handphone nya.
"Lo ngapain nelpon gue? Lo tinggal ngetok pintu kamar gue," balas lelaki itu.
"Gue sudah ngetok pintu lo dari subuh sampai tangan gue mati rasa kayak hati gue bang, tolong pengertiannya silahkan anda keluar kamar sekarang sebelum saya bom kamar anda."
"Iya iya,"
Lelaki itu langsung terbangun dari kasurnya, dengan malas dia melangkah kan kaki menuju kamar mandi lalu mengganti pakaiannya.
Kring kring
Handphone nya berbunyi lagi, dengan malas dia langsung mengangkat telpon itu.
"Gue sudah mandi, sudah ganti baju juga. Lo duluan aja ke sekolah," ucap lelaki itu spontan.
"Heh cungha! Ini gue Juleha," ucap seorang gadis dari sana.
Lelaki itu menatap teleponnya, disana tertulis "Cungje" teryata sahabatnya yang menelponnya.
"Kenapa Jul? Gue lagi sibuk mau ke sekolah, jangan-jangan lo kangen banget sama gue? Padahal kita baru ketemu hari Sabtu Jul,"
"Hihhh jijiq tralalala, gue bukan kangen sama lo. Gue telpon lo cuma mau mastiin lo masih bernafas,"
"Jahat banget lo Jul, kalau lo cuma mau mastiin gue bernafas nanti gue kasih nafas gue yang harum ke lo." ucap lelaki itu lalu tertawa.
"Ogahh!!"
Titt tittt
Lelaki itu menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya yang membuat paginya kini lebih bersemangat.
Lalu dia pergi ke lantai bawah untuk sarapan bersama keluarganya.
"Aduhh cah ganteng sudah bangun," ucap seorang wanita tua yang menyambut lelaki bermata hitam pekat itu.
"Selamat pagi Oma," ucap lelaki itu lalu menciumi pipi wanita tua itu.
"Selamat pagi ganteng," balas wanita tua itu.
"Selamat pagi kakek,"
Kakeknya tidak bergeming, lelaki tua itu hanya fokus pada makanannya. Hubungannya dengan kakeknya memang tidak baik dari dulu dan dia sudah terbiasa diabaikan seperti ini, akhirnya dia hanya bisa tersenyum pahit.
"Kamu sudah tau gimana kakekmu, tidak usah menyapa dia. Lebih baik kamu menyapa Oma saja,"
Hanya neneknya yang mengelus pundaknya setelah mendapatkan perlakuan dari kakeknya.
Lalu lelaki itu melempar buah apel kepada adik kembarannya yang sedang fokus makan, Untung saja adiknya dengan cepat menangkap apel itu.
"Selamat pagi adekku," ucap lelaki itu
"Gue mau muntah bang, Omah tolong cucunya disingkirkan saja dari sini."
Lelaki itu hanya tertawa melihat reaksi adiknya.
"Sudah jangan bertengkar, lebih baik kalian cepat makan lalu pergi ke sekolah."
Kedua lelaki kembar itu menganggukkan kepalanya sambil memakan sarapannya.
***
"Lee Jeno! Na Jaemin!" teriak seorang gadis saat melihat kedua lelaki itu di depan gerbang.
Kedua lelaki itu langsung menoleh ke arah belakang dan melihat seorang gadis tomboy yang sedang melambai ke arah mereka.
Jaemin terkejut melihat gadis itu lalu buru-buru pergi dari sana.
"Gue ada urusan sama bang Mark, lo duluan aja ke kelas." ucap Jaemin lalu berlari dari sana.
Jeno yang bingung akhirnya hanya menganggukkan kepalanya, lalu menunggu gadis tomboy itu.
"Cungha!!" gadis itu langsung memeluk Jeno dengan perasaan gembira.
Lalu saat ingin memeluk Jaemin, lelaki tersebut sudah tidak ada disamping Jeno. Lah kosong?
"Loh Nana mana No?" tanya gadis itu.
Jeno mengendikan bahunya. "Katanya tadi ada urusan sama bang Mark,"
Juleha langsung menekukkan wajahnya kayak ayam kehabisan oksigen.
"Jelek banget muka Lo Jul," ucap Jeno sambil ngakak.
Juleha menatap tajam lelaki dihadapannya. "Jul Jul! Nama gue Juleha! Bukan Panjul!"
Jeno memasang wajah pura-pura terkejut. "Nama lo Juleha? Kenalin nama gue Romeo, jadi kita Juleha dan Romeo."
Gadis itu langsung menarik telinga Jeno. "Itu Juliet sama Romeo bege!!"
Jeno langsung menutup telinganya, gadis dihadapannya ini walaupun badannya kecil namun suaranya melengking kayak tikus kejepit.
"Ah tauuk lah! Sudah gak ketemu Jaemin, malah di buat badmood sama lo lagi!" ucap Juleha bete lalu pergi dari sana.
Jeno mengikuti langkah Juleha dari belakang. "Lo suka banget sama adek gue?"
"Iya," jawab Juleha tanpa menoleh ke belakang.
"Kenapa lo gak sama gue aja? Gue kan kembarannya dia,"
"Gak, beda rasanya."
"Lo cari cowok atau makanan, pake rasa segala."
Juleha menghadap ke belakang. "Ini," Juleha menunjuk dadanya, "Ini yang beda No,"
Jeno tersenyum lalu mengelus puncak kepala Juleha. "Semangat yak! Gue yakin lo bisa ambil hati adek gue,"
Bibir Jeno memang tersenyum namun hatinya tidak bisa berbohong, ada rasa tak suka saat mendengar Juleha berkata seperti itu.
Akhirnya lelaki itu pergi meninggalkan Juleha yang masih terkejut dengan perlakuan Jeno yang tidak seperti biasanya.
Brakk
Jeno baru saja duduk di kursinya tetapi sudah ada teriakan seseorang yang membuat moodnya hancur seketika.
"Woyy Jeno!! Lo sudah jadian sama Juleha?" teriak seorang lelaki berkulit agak gelap.
"Peje dong peje! Gue lagi kere gak ada duit mau makan bakso pak Endut," tambah lelaki itu.
Jeno langsung menatap tajam lelaki itu. "Peje peje mata lo peyang! Dia lebih milih adek gue daripada gue!"
Haechan langsung terdiam mendengar teriakan Jeno, lelaki itu langsung menepuk pundak Jeno.
"Memang dunia ini kejam No, harusnya lo harus say no kepada para women."
Brakk
Seorang lelaki menggebrak meja Jeno dengan keras. "Kenapa lo No?"
"Ini si Juleha lebih milih Jaemin daripada Jeno," ucap Haechan dengan muka tanpa dosanya.
Lelaki itu langsung tertawa. "Kalau lo mau Juleha suka sama lo, gue punya tipsnya."
Jeno langsung menatap temannya itu. "Apa Yang?"
Yangyang tersenyum tipis. "Lo harus masuk OSIS,"
Jeno langsung menatap Yangyang. "Lo lupa kita siapa?"
Lelaki keturunan China itu langsung teringat, jika mereka tidak bisa masuk ke dalam OSIS.
"Kita salah satu siswa yang gak boleh masuk OSIS," ucap Jeno dengan serius.
******************************
Hai Chinggu!!
Semoga sukak dengan cerita ku yang ini🤗
Salam Hijau💚
Have a nice day👍
KAMU SEDANG MEMBACA
From J By J To J
FanfictionKetika kau memilih dia, disini aku mencoba untuk merestui namun tetap berharap. -ChungJe