Menunggu

165 27 402
                                    


——Disclaimer——

1. Cerita ini murni berdasarkan hasil pikir sendiri. Sehingga jika ada kemiripan dengan cerita lain, itu merupakan unsur ketidaksengajaan.

2. Terdapat kata-kata kasar. Mohon membaca dengan bijak.

3. Ini cerita oneshoot, jadi pasti panjang hehe. Dan gaada lanjutannya.

——Happy reading! Jangan lupa pencet bintangnya ya!——





























"Putus lagi?" tanya pria yang berlesung manis itu sembari meminum minuman yang sedari tadi dia letakkan di meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Putus lagi?" tanya pria yang berlesung manis itu sembari meminum minuman yang sedari tadi dia letakkan di meja. Dia Choi Soobin, pria yang dikenal sangat manis dan ramah. Oh, jangan lupakan gigi kelincinya yang selalu menjadi ciri khas apabila mendengar nama Soobin. 

"Hm, begitulah." Gadis yang berada di depannya menyibak surai hitam gelombangnya dengan kasar. Sebenarnya, gadis itu sangat terlihat sedang menahan tangisannya dengan susah payah. Tentu, Soobin sang sahabat mengetahui itu. Namanya Hwang Soo Young, gadis yang sangat pandai menyembunyikan kesedihannya dan merupakan sahabat dari Soobin.

"Gausah nangis lo. Ga penting nangisin cowo kaya dia," ketus Soobin dengan nada yang dingin. Dia sudah sangat muak mendengar Soo Young— sahabatnya yang selalu menangisi pria berengsek itu. Walaupun Soobin sudah terlihat tak acuh, tetapi tetap saja tindakannya berkata lain. Jari-jemarinya mulai mengambil tisu yang berada di tas biru tua nya. 

Dia memberi helaian tisu itu ke gadis yang berada di depannya. "Bersihin air mata lo. Nanti dilihat anak kelas, dipikir gue yang buat lo nangis," lanjutnya membuat Soo Young mengambil tisu yang masih Soobin pegang. Dia memukul bahu sahabatnya dengan kesal hingga membuat Soobin meringis. 

"Lo ya! Udah tau sahabat lo sedih gara-gara cowo, tapi lo ga hibur gue," cibir Soo Young  dengan nada yang terdengar lirih karena dia menahan tangisannya di depan sahabatnya. Karena Soo Young sendiri tahu, bahwa pasti Soobin sudah sangat muak mendengarkan curhatannya tentang mantan— Choi Yeonjun. 

Soobin menghela nafasnya berat. Dia mengerjap melihat-lihat sekitar, terlihat masih belum ada murid lain selain mereka berdua karena masih ada waktu dua puluh menit lagi sebelum istirahat  berakhir. Benar, sekarang sepasang sahabat itu sedang berada di kelas. Pria berlesung itu berdiri dari tempat duduknya, melangkahkan jenjang kakinya ke arah pintu kelas. Dia mulai menutup pintu kayu tersebut dan menguncinya. 

Kemudian setelah menutupnya dia kembali ke tempat duduknya dan menatap netra hazel milik Soo Young yang semakin terlihat dengan jelas bahwa dia sedang menahan tangisannya. Hati kecil Soobin merasa sangat sakit melihat itu. Dia merasa sangat bersalah karena sudah berkata dengan ketus tadi. Ya, walaupun sebenarnya kata-kata Soo Young juga benar. Seharusnya sekarang ia menghibur sahabatnya, dibanding sibuk mencercanya dengan kata-kata yang menusuk hatinya. 

✓ Menunggu | Choi SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang