duo

3.8K 656 19
                                    

Lucien membuka kacamatanya, menyipit saat sinar matahari yang menyilaukan menusuk matanya.
Dia memperhatikan setiap pinggir jalanan yang dilalui nya, hanya hutan yang gelap.
Jalan berlubang penuh lumpur membuta tubuhnya terguncang-guncang, dia mual dan malu karean seumur-umur baru kali ini dia mabuk kendaraan.

Dunia antah berantah apa ini.?
Teriak batin Lucien yang tak bisa memaafkan semua orang yang sudah membuatnya terdampar ke dimensi lain.

Ada papa yang keterlaluan, ada mama yang bisa-bisanya tidak berkutik melihat putranya dijauhkan.
Dan orang-orang yang Lucien pikir teman atau sahabat.
Orang-orang yang mempermalukan dan sudah membuatnya kecewa.
Pacar murahan yang melakukan hal yang membuat Lucien tidak habis pikir.

Teman-teman dan kekasih yang selama ini menjadi prioritas nya ternyata hanya ingin uangnya saja.!
Saat Lucien tidak mampu membayar makan dan minum atau saat dia tidak punya mobil Sport dan hanya bisa menumpang, mereka semua memperlakukan nya seperti sampah.
Teman-teman mulai menyisihkannya dan sang kekasih malah berselingkuh dengan teman baik Lucien.

Hidupnya benar-benar kacau.
Dia seakan dikutuk.
Setelah kecelakaan itu, tidak ad lagi kedamaian dalam hidupnya.
Papa yang biasanya santai mulai keras dan kaku, mama yang biasanya penyayang dan akan selalu jadi pelindungnya, langsung lembek dan tak berdaya mengahadapi papa.
Hidup Lucien yang sempurna hancur setelah kecelakaan tersebut.

"Apa ini pertama kalinya anda kesini, tuan Lucien.?"

Lamunan Lucien buyar saat suara orang yang menjemputnya nya terdengar.
Lucien menoleh, memperhatikan pria yang rasanya hanya lebih tua beberapa tahun darinya dari spion depan, mata mereka bertemu di cermin tersebut.
Dari mereka bertemu pertama kalinya di bandara, Lucien tidak bertanya apapun, saat namanya tertulis dikertas yang dipegang pria tersebut, dia mendekat langsung memperkenalkan dirinya dan berjalan memberi kode agar pria ini membawanya ke mobil dan setelah itu dia yang duduk dikursi belakang tidak bicara satu katapun hingga berjam-jam mereka diperjalanan.
"Siapa namamu.?" Tanya yang seharusnya bertanya hal ini dari awal.

"Ravi" jawab si pria.
"Saya mandor diperkebunan."

Lucien mengangguk.
"Jadi aku adalah bawahanmu.?" Sindirnya yang ditugaskan sebagai pembantu mandor oleh ayahnya agar dia bisa belajar.
"Karena itu aku harus menjawab semua pertanyaan mu." Lamunannya.
"Yah. Ini pertama kalinya aku datang ke sini dan ini juga jadi pengalaman pertamaku bekerja."

"Jika ada yang anda ingin tanyakan, sampaikan atau katakan, langsung saja kepada saya.
Secara kiasan kedudukan saya diatas anda, tapi kita berdua tahu itu bukan alasan untuk membuat saya tidak menghormati anda.
Anda putra dari tuan Julius, pemilik baru perkebunan.!"

"Berapa lama kau bekerja di perkebunan.?"
Tanya Lucien yang Kesal pada sikap hormat Ravi, mengingat kan pada teman-teman nya yang seperti serigala berbulu domba.

"Saya sudah bekerja selama delapan tahun, tapi baru menjadi mandor beberapa bulan ini, karena mandor yang lama, anak pemilik sebelumnya meninggal."
Terang Ravi yang terlihat tidak terganggu mengemudi dengan kondisi jalanan seperti ini.

"Mudah-mudahan umurmu panjang karena aku tidak mau naik jabatan sebagai mandor jika terjadi apa-apa denganmu.
Aku hanya akan berada disini setahun, tidak lebih seharipun. Begitu perjanjian usai aku akan langsung cabut."
Lucien serius dengan kata-kata nya tapi Ravi pasti menganggap dia sedang  melucu  jadi pria itu tertawa.
"Apa disini tidak ada apapun yang buka setelah matahari terbenam.?"
Lucien bicara memperhatikan keluar mobil.

Ravi tersenyum.
"Ini dusun, kalau tidak ada kebun teh, kami tidak akan tahu bisa hidup atau mencari uang dengan cara apa.
Karena kebun teh maka ada beberapa turis lokal dan asing yang datang.
Jadi ada penginapan dan Villa.
Kalau ada turis maka akan ada restoran Cafe dan tempat hiburan.
Jadi saat kita sampai di Dusun, saya akan tunjukan tempat yang kami sebut club tapi tentu saja akan akan membelalak dan mencemooh saat melihatnya."

Alis Lucien terangkat.
"Baik, tunjukan padaku.!"

Ravi mengangguk dan tersenyum, mereka tidak bicara apapun hingga dua jam kemudian yang benar-benar memguncang tubuh Lucien.

"Dari sini anda sudah bisa mendengar musik dari Club."
Ravi bicara memecah keheningan.
"Turunkan kacanya."

Lucien melakukan apa yang Ravi suruh, benar saja dai mulai mendengar suara musik yang keras, musik dengan aliran yang paling norak dan kampungan.
"Apa tidak ada yang protes saat mereka memutar musik seperti ini.?" Ketus Lucien.

Ravi menggeleng tertawa pelan.
"Perumahan agak jauh dari sini.
Lagipula kami orang dusun tidak terlalu menyukai musik rock, metal atau sejenisnya.
Yang terpenting kami para pria bisa menemukan tempat be senang untuk menghilangkan penat."

"Apa kau sering datang ke sini.?"
Lucien terdengar mengejek."

Ravi tersenyum, menunjuk ke arah bangunan tiga lantai yang berbentuk sederhana yang baru kelihatan.
"Sesekali saya datang ke sini. Dilantai paling atas sedikit lebih baik, ada para wanita juga yang bisa menemani anda, mendengar dan menghibur saat anda membutuhkan nya."

Lucien tertawa, dia lapar dengan wanita tidak pernah puas dengan mereka, tidak pernah setia pada kekasihnya termasuk yang terkahir yang ternyata juga tidak setia.
Tapi dia suka wanita berkelas hasil perawatan disalon hingga ketiak dan bokongnya sama putih dengan wajah.
Gadis dusun yang malu-malu genit tidak akan pernah diliriknya.
Tapi apa dia bisa puasa selama setahun berada disini.!

"Anda tidak akan kecewa. Mereka semua cantik, body aduhai dan bersih.
Umur mereka juga masih muda dan harga mereka lumayan murah."
Ravi kembali berlagak sebagai SPG.

Lucien memgangguk.
"Kita lihat saja nanti." Jawabnya tidak memberi kepastian.

"Atau jika anda suka yang nakal dan menantang, diperkebunan bekerja para janda yang haus belaian, anda bisa melakukan bisnis pribadi dengan mereka.
Disini semuanya aman, tidak akan ada yang ikut campur.
Kami fokus pada uang dan lagi anda adalah anak pemilik jadi akan gampang untuk anda mendapatkan apa atau siapa yang anda mau.
Kami butuh uang."
Ravi kembali membeberkan reality hidup di dusunnya yang aman dan tenteram.
"Dengan begitu akan tidak terasa waktu setahun."

Lucien mengangkat bahu.
"Kita lihat saja nanti."
Dia tahu apa yang Ravi pikirkan tentangnya, pria itu meremehkan nya, menganggap Lucien Hanya anak orang kaca yang manja tidak berguna.
Bagi Ravi sosok Lucien hanya beban yang dilemparkan tuan Julius padanya, diurus baik selama setahun.

Dan Lucien sama sekali tidak berniat untuk memperbaiki anggapan pria itu tentangnya.
Dia memang anak metropolitan yang manja, beban keluarga dan tidak sadar diri.
Inilah dirinya dan Lucien sama sekali tidak merasa risih.

Dia anak tunggal, pewaris kekayaan Julius.
Tanpa perlu melewati jalan terjal berliku penuh luka, dia tetap akan jadi orang kaya kelak.
Jadi CEO yang akan membuat pria lain iri dan marah padanya.

Hidup ini pilihan dan Lucien tidak pernah menyesal dengan pilihan hidupnya selama ini.!
Dia menjalani semuanya tanpa pernah menoleh kebelakang, ke hal yang sudah berlalu yang tidak mungkin bisa diperbaiki atau disempurnakan lagi.
Dia akan menatap lurus ke depan menyongsong masa depannya yang sudah pasti tidak bisa diganggu gugat.
Apapun atau bagaimanapun caranya, dia akan mendapatkan apa yang merupakan hak ya dan saat dia mendapat kan itu semua, mantan teman, sahabat dan kekasih akan mendapatkan pembalasan yang manis darinya.

*******************************
(03102021) PYK

PELANGI SETELAH HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang