🎈#Istana

2.2K 323 15
                                    

"Tu pa li la, po!"

Tiba-tiba anak di sampingnya meneriakkan bahasa yang aneh, kedua matanya menyipit keheranan.

"?, apa itu tadi?" Tanyanya bingung.

Sedangkan anak lelaki yang dimaksud membenarkan posisinya dan berkacak pinggang.
"Itu adalah kode rahasia!" Lagi-lagi dia mengatakan hal yang tidak Renjun mengerti.

"Kode rahasia? Apa itu?" Renjun memiringkan kepalanya.

Tak lama anak di depannya itu memasang senyum cerah lalu menarik tangan Renjun untuk mengikutinya.
"Lihat istana yang kubangun!" Tunjuk Jaemin pada buntalan selimut yang menumpuk.

"Itu .... Istana?" Renjun agak ragu, dia tidak pernah mengira tumpukan selimut yang berantakan itu adalah istana.

"Benar! Jika ingin masuk istanaku, kau harus menyebutkan kode rahasianya!" Jaemin mulai bersemangat, dengan bangganya dia memamerkan hasil karyanya.

"Ooh." Hanya itu yang keluar dari mulut kecil Renjun.

Tangan Jaemin kembali menggenggam kedua tangan mungil Renjun.
"Ayo sebutkan kode rahasianya!" Serunya.

"Eh? Eee .... Gyu?" Renjun yang kebingungan hanya memberi jawaban asal sambil sedikit memajukan bibirnya. Apa keperluanmu melakukan itu, Huang?

Jaemin kecil sedikit merona karena anak di depannya ini sangat imut! Tapi kodenya salah, jadi Jaemin tidak bisa mentoleransinya.
"Bukaann! Seperti ini, tra la li pa, bo!" Ucapnya mengulangi kalimat aneh yang dia sebut kode.

"Tapi yang ini beda."

"Lakukan saja."

"Lu la, pu?" Lagi-lagi Renjun mengulangi kesalahannya.

"Salah!"

"AAAHH, AKU TIDAK TAU!" Nada suaranya meninggi karena kesal.

"Baiklah, karena Renjunie adalah temanku, maka kau kuizinkan." Akhirnya Jaemin yang mengalah, salahnya juga yang membuat kode yang terlalu rumit. Buktinya saja dia tidak ingat.

"Eh, Renjun? Di mana kau?!" Saat membuka matanya dia tidak mendapati sosok kecil di dekatnya, anak itu menghilang entah ke mana.

Setelah beberapa saat mencari seseorang, akhirnya dia menemukan yang selama ini dia cari sedang asyik bermain dengan orang lain di bak pasir.

"Hei, ayo main di istanaku." Jaemin menarik lengan Renjun saat sang empu tidak menyadari kehadirannya.

"Uuh .... Mau main sama Nono." Renjun mengerucutkan bibirnya dan mengembungkan kedua pipi hingga berbentuk bola bola sempurna dengan rona merah akibat cuaca yang semakin terik.

Nono yang dia maksud sedang sibuk membuat sesuatu dengan pasir untuk ditunjukkan pada Renjun.

"Tapi dia hanya punya pasir! Aku punya istana!" Jaemin kesal saat Renjun tidak memilihnya.

"Bukan pasir, tapi istana pasir!" Renjun mengelak.

"Aaaa ayo main sama Nanaaa." Jaemin mulai merengek seperti umurnya, dia menggoyangkan tangan Renjun dengan wajah memelas.

"Ih, Nana jangan berisik." Renjun tidak suka saat ada orang lain berteriak di dekatnya, mulut yang sebelumnya terbuka lebar itu dia tutup hingga tidak mengeluarkan suara apapun.

"Renjun, istananya sudah selesai dibuat!" Jeno menghampiri dua orang itu dengan sekop pasir merah di tangannya.

"Benarkah!? Aku mau lihat!" Renjun mulai berseri. Jujur, dari pada gundukan kain yang disebut istana, dia lebih tertarik dengan istana pasir milik Jeno, maaf Jaemin.

Sudah sejak lama dia memimpikan ingin pergi ke pantai dan membuat banyak istana pasir yang besar.

"Huh!" Jika Jaemin adalah banteng, mungkin asap sudah keluar dari lubang hidungnya.

"Halo teman-teman~!" Seseorang datang dengan kalimat yang bernada, dia berlari dan melompat membuat rambutnya bergoyang.

"Haechan!!" Tiba-tiba Renjun berteriak padanya.

"Apa?" Haechan hanya melemparkan ekspresi bingung.

"Kau merusak istananya!" Ucap Renjun menunjuk istana pasir yang sudah melebur di bawah kaki Haechan.

"Istana?" Kepalanya menunduk ke bawah.

"Ini kan cuma pasir ...." Tatapan polos tanpa dosanya berhasil menyulutkan api seseorang.

"Haechan pabo." Jeno datang dengan senyumnya yang tetap merekah.

"Wa! Kenapa kau mencubitku?!" Teriak Haechan kaget saat tangan Jeno mencubit kuat perut bayinya.

Dengan hasil, Jeno menyerang Haechan membuat sang empu menggunakan kedua kakinya untuk membawanya pergi dari Jeno. Sedangkan yang mengejar tetap memasang senyum di wajahnya, nak, apa kau bibit psikopat?

"MAAFKAN AKU!! AKU TIDAK SENGA—JIAAHH!"

"Jeno menyeramkan." Ucap Jaemin merinding, Renjun mengangguki.

"IBUU!! TOLONG AKU!!!"







"Eh? Di mana mereka?" Seorang wanita dewasa memeriksa halaman belakang dan tidak melihat satu pun anak-anak yang sebelumnya ricuh.

"Apa ini?" Dia menemukan selimut-selimut yang menumpuk di dekat pohon besar, dia membuka selimut itu dan betapa terkejutnya dia.

"Astaga, mereka tertidur rupanya." Garis senyumnya terlihat melihat ketiga anak-anak itu tidur nyenyak dengan saling berpelukan.

Semoga saja Jaemin tidak ingat dengan istananya, atau tidak mungkin dia akan menangis setelah bangun.











Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Baby Huang [ norenmin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang