|Warn: NSFW, fem!Yuuji, vampire!Sukuna, Prostitution, blood, sucking blood, no use of 'memek', 'kontol', 'ngentot' etc, so don't be afraid|
____________________
Sukuna POV
Aku adalah jiwa lama yang terjebak dalam gemerlap kota. Si tua Bangka yang masih cari jati diri, selagi merepih langit malam yang dingin, ku hisap nikotin yang tinggal setengah dibelakang kursi supir.
Langit sudah semakin gelap, namun kota besar ini masih saja terang benderang, ku lihat ke arah jalan sana, lampu-lampu dalam bangunan modern raksasa itu masih menyala.
Sama halnya dengan jalanan, masih saja padat dan memuakkan.
Pikiran kolot ku masih mendominasi, berpikir, bagaimana manusia-manusia ini tak lagi takut akan kelam dan mencekamnya suasana malam hari?
Menyesap rokok yang terakhir kalinya --sebelum ku matikan dan buang sembarang di dalam mobil, ku pinta si pengemudi untuk menepi di tempat haluan.
Ku letakan kaki berbalut pantofel hitam mahal ke jalanan aspal yang basah, gerimis hujan menghantam kulit ku, ku rapihkan sedikit jaket kulit hitam mengkilap dan berjalan ke tempat tujuan.
Beberapa wanita keluar dari sana, berpakaian minim seadanya, seakan bahaya sudah tiada, kalau aku masih bertingkah primitif, kuanggap hal itu sebagai sebuah pertanda, toh memang selain anak-anak, wanita juga termasuk mangsa ku.
Tapi ku urungkan, aku sudah belajar untuk bertingkah layaknya seorang manusia.
Aku berjalan ke dalam tempat itu, gelap minim cahaya, berisik, musik menggema di tambah riuhnya para manusia. Biar begitu kaki ku berjalan seperti bertumbuh di tempat ini, tahu tujuan.
Beberapa tempat di lalui, hingga berhenti di lantai 3, di depan sebuah kamar. Pintunya berwarna coklat, sudah reot, penuh guratan-guratan. Telinga ku mendapati kamar ini sepi, apa selalu seperti ini setiap kali ku singgah.
Kenop pintu ku putar, dan sesuai dugaan, dia ada di sana, memandangi ku dengan wajah manisnya yang bagai nikotin, candu dan memabukkan.
"Kau datang? Larut sekali, ku pikir sia-sia hari ini aku menunggu."
Suaranya merdu, belum wajahnya yang memerah, dia malah semakin senyum lebar.
"Tapi kau tetap menunggu."
Aku masih bertengger di pintu, bertumpu pada bagian pinggirannya. Ia tertawa kecil sambil menutup setengah wajah cantiknya dengan tangannya.
"Mungkin terlalu berharap? Tapi memang kau biasa datang di malam Jumat Minggu ke-3 seperti ini kan? Masuklah Sukuna."
Ku tutup pintunya rapat dan ku kunci, sedikit tersanjung begitu ku perhatikan apa yang ia kenakan malam ini.
"Lingerie hitam yang bulan lalu kau hadiahkan, tak pernah ku kenakan selain untuk malam ini dan malam Jumat lainnya." Katanya, tangannya menuntun ku untuk duduk di kasur dengan sprai putih bersih.
Badannya naik ke atas pangkuan ku setelah duduk di kasur dan menyandarkan punggung ke tembok, ia melingkarkan tangan-tangan kurusnya ke leher.
"Yuuji, kau cantik sekali."
Anak rambutnya ku sentuh, ku selipkan rambut merah jambu nya di telinga, bau shampoo yang asing tercium jelas di penciuman.
"Terimakasih, apa wanginya kau suka? Biar nanti ku pakai terus jika kau datang lagi."
Yuuji menyamankan tubuhnya di paha ku perlahan, aku mengangguk sebagai jawaban.
"Apapun kau kenakan, aku suka. Tak pakai apapun aku tetap suka."
KAMU SEDANG MEMBACA
RED | ALLYUUJI
FanfictionOne/two/moreshoot and brainrot about All x Yuuji in bahasa, mostly 18+ Didedikasikan untuk Yuuji dengan penuh kasih, cinta, dan sedikit (bohong) napsu. warn: 18+, horny, cringe writing, gajelas, dari kapal umum sampe problematik, dari kapal lurus s...