Ni

1.2K 254 31
                                    

“Shibami?”

“Siapa?”

“Kakucho.”

“Oh,”

Serius, Kakucho hanya diam merasa canggung berhadapan dengan Shibami (Y/n).

Ini cewek satu nyasar apa gimana?

Kok bisa nyampe ke depan pantinya Kakucho?

“Eh... Shibami-chon(?) Nyasar?”

Shibami (Y/n) mengangguk dengan wajah tak berdosa, “Tadinya aku mau bertemu Ijana tapi gak tau rumahnya.”

Ijana lagi...

Kakucho ber oh ria. Ia tersenyum tipis, “Mau kuantar bertemu dia? Rumahnya sedikit jauh dari sini.”

(Y/n) memiringkan kepalanya, “Boleh? Hari ini aku nyasar tiga puluh tiga kali.”

Kakucho terdiam dengan senyum sweatdrop.

Itu nyasar atau takbir?

Ah, maaf.

Kakucho mengangguk, “Aku antarkan lagipula tidak baik perempuan sendirian dini hari seperti ini.”

(Y/n) membentuk tanda oke dengan ibu jari dan telunjuknya.

Keduanya kemudian berjalan meninggalkan panti asuhan itu.

Menuju rumah Izana~

Dilihat-lihat lagi, (Y/n) ini masih pakai seragam.

Seragamnya kemeja putih yang dibalut jas merah bergaris hitam dan rok diatas lutut berwarna hitam kotak-kotak.

Tak lupa terdapat pita cantik di bagian kerah.

“Oh, Apa kau punya kontak-”

“Masih pakai seragam?” tanya Kakucho.

(Y/n) tersenyum kosong karena Kakucho memotong ucapannya, “Iya, habis sekolah langsung ke sana.”

Alis Kakucho mengernyit, “Sekolahmu pulang jam berapa?”

“Jam... Seperti sekolah pada umumnya tapi setelah pulang sekolah biasanya ada kegiatan jadi, ya...”

Kakucho manggut-manggut, “Oh, begitu...”

Kakucho dan (Y/n) sama-sama diam.

Tak ada percakapan lagi diantara keduanya.

Kakucho memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Ia tak tahu harus bicara apa lagi.

Rasanya tidak etis jika ia berbicara hal random pada (Y/n).

Gadis di sampingnya ini terlihat begitu elegan bahkan dari caranya memegang tas.

Kaya emak-emak arisan- gak dong.

“Oh, Kuchin, mau bermain sesuatu?” (Y/n) tiba-tiba bersuara.

Kuchin?

Oh, kita lupa (Y/n) adalah orang yang suka memberi panggilannya sendiri pada orang lain.

Kakucho tentu mengangguk, “Ya,”

“Yang kalah, pinjamin tubuhnya, ya?”

“Huh?”

Kakucho membeku mendengar hal itu keluar dari mulut seorang gadis.

Ia pikir Shibami bukan gadis seperti itu.

“Tunggu, maksudmu-”

“Ah, bukan, bukan, maksudku bukan pinjamin yang begitu...”

𝙁𝘼𝙉𝘽𝙊𝙔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang