Rafael mengembuskan nafasnya kasar menatap ke arah terik matahari yang menerpa tubuhnya. Dia berdiri di tengah lapangan yang panas itu sendirian, itu semua karena guru BK yang datang tiba-tiba dan menariknya ke lapangan.
Padahal dia mau mendekati Lisa yang terkenal cantik dan memiliki body yang sempurna itu. Tapi karena guru BK itu, dia berakhir di hukum bahkan sebelum bertemu dengan Lisa. Dia berdecak kesal, menatap ke arah Jeno yang menertawakannya, pria itu tidak di hukum karena dia sudah ke kelas lebih dulu.
Dan dia berakhir tidak berdaya di tengah lapangan seperti ini. "uh.. panas," gumamnya membuka dua kacing seragamnya, bahkan jas seragamnya sudah dia jatuhkan di bawah.
"Semangat berjemurnya El," ucap Jeno berteriak sebelum dia berlari menjauh untuk ke kantin.
"Anjing lo!"
Rafael ikut berteriak, tapi tidak lama setelah itu ada guru BK datang dan menepuk bahunya dengan kuat.
"Mulutnya di jaga!"
"Eh.. Bapak." Rafael terkejut, menatap guru BK itu, "mulut saya memang begini pak," ucapnya yang mendapatkan tatapan tajam dari sang guru.
"Push up lima puluh kali, sekarang!"
***
Seorang gadis tengah duduk santai, di tangannya ada sebuah rokok yang menyala. Di sampingnya juga ada seorang pria yang hanya menatapnya dalam diam, ini masih di dalam lingkungan sekolah tapi gadis itu tidak peduli dan terus merokok tanpa henti.
Bahkan batang rokok yang ada di belah bibirnya adalah rokok ketiga yang sudah dia nyalakan. Pria di sebelahnya, terlihat tidak peduli karena dia sudah tahu kebiasaan gadis itu. Dia hanya sibuk menatap layar iPad yang ada di genggamannya dengan santai.
Tidak lama setelahnya gadis itu menoleh, menatap ke arah iPad yang tengah menyala itu.
"Bagaimana? Apa ada informasi?"
"Masih belum."
"Cih.. kerja mereka lambat sekali!"
Pria itu tidak menjawab, sudah biasa mendengar umpatan dari gadis itu. Dia terus fokus pada iPad-nya, bahkan saat gadis itu bangkit dari posisi duduknya.
Topinya dia buka asal, membenarkan tatanan rambutnya yang panjang. Sesekali dia bergumam hal tidak jelas sebelum melempar putung rokok yang sudah habis. Maniknya menoleh, menatap pria di bawahnya dengan sorot mata dingin.
"Aku tidak mau tahu, cepat urus masalah ini secepatnya!"
Setelahnya gadis itu pergi, meninggalkan pria itu tanpa rasa bersalah sama sekali.
***
"Ah.. ini gila!"
Rafael frustasi, dia di putuskan lebih dari lima pacarnya dalam satu hari. Padahal semuanya baik-baik saja selama dua tahun terakhir. Tapi entah kenapa hari ini dia sangat sial, bahkan dia juga di hukum oleh guru BK karena bolos kelas.
"Gue bilang juga apa, kena karma juga kan lo!" ucap Jeno masih sibuk memakan mie ayam yang ada di hadapannya.
"Karma! Karma! karma! Memangnya gak ada hal lain yang bisa lo ngomongin apa!"
Jeno menggeleng pelan, mengejek sahabat kecilnya yang menggerutu karena kena karma. Ini juga salahnya jadi dia tidak ingin mencampuri urusan pria itu, tapi dia juga kasihan pada sahabat anehnya yang selalu membuatnya sakit kepalanya.
Untung saja dia adalah sahabatnya, jika tidak sudah dia buang ke jurang pria tidak tahu diri itu.
"Sudah sana pulang lo! Gue yakin lo bakal kena marah lagi sama kakak cantik lo itu!"
"Gitu amat lo, untung aja cuma Kak Kayra yang ada di rumah. Kalau Kak Nayra juga ada, gue yakin! Gue bakal mati di tempat."
Jeno tertawa puas, tahu bagaimana sikap kakak ketiga Rafael. Gadis bernama Nayra itu sangat mengerikan saat marah, bahkan sahabatnya pernah tidak berangkat sekolah selama tiga hari karena terkena pukulan sang kakak.
Dia bahkan menertawakan Rafael saat menjenguk sahabatnya itu.
"Gue pikir ada Kak Nayra, padahal gue mau lihat lo makin babak belur gara-gara kakak lo itu!"
Rafael mendengus, punya sahabat kaya Jeno membuatnya harus sabar. Dan dia langsung bangkit setelah menghabiskan satu minuman penuh milik Jeno.
"Bangsat lo!"
Rafael tertawa, berlari kencang meninggalkan sahabat kecilnya.
***
Rafael masih berlarian di koridor, dia terlalu puas membuat Jeno mengumpat padanya. Sesekali mengerjai pria itu tidak ada salahnya, salah sendiri dia selalu saja mengatakan karma padanya. Dan sekarang dia benar-benar mendapatkan karma bahkan dia sampai tidak percaya dengan hal itu.
Dia masih tertawa puas, sampai tubuhnya menabrak seseorang yang ada di depannya.
Rafael terkejut. Gadis itu tersungkur di hadapannya, bahkan semua buku yang di bawa gadis itu juga berantakan di lantai.
Dengan cepat, Rafael membantu gadis itu bangkit. Lalu tangannya sibuk mengambil semua buku milik gadis itu, bahkan dia juga mengambil kacamata yang ternyata pecah karena ulahnya.
"ah.. Aku benar-benar minta maaf," ucap Rafael cepat, dia jelas merasa bersalah.
Walau dia seorang playboy tapi dia tahu apa yang dia lakukan saat ini adalah salahnya dan dia harus bertanggung jawab.
"Tidak apa." Gadis itu bersuara, menatap ke arah Rafael yang membawa kacamata miliknya.
"Tapi ini salahku, dan aku harus menggantinya," sahut Rafael masih berusaha untuk membuat gadis itu mau menuruti keinginannya.
Gadis itu mengembuskan nafas kasar, menatap Rafael untuk mengambil tumpukan buku miliknya. Dia hanya diam, membiarkan Rafael mengambil kacamata yang ada di atas bukunya.
"Aku akan tetap menggantinya," ucap Rafael menatap ke arah nametag milik gadis itu. "Jessica. Baiklah, sampai bertemu lagi."
Gadis bernama Jessica itu hanya bisa menghela nafas kasar, menatap tidak suka pada apa yang dilakukan Rafael. Padahal dia tidak perlu kacamata, bahkan kacamata itu hanya pelengkap saja untuk sekolah. Dengan santai dia berjalan menuju jalan raya dimana sebuah mobil hitam menunggunya.
Tatapannya melirik ke arah sekitar, setelah di rasa aman dia langsung masuk ke dalam mobil. Di sana sudah ada pria yang juga memakai seragam sekolah yang sama sepertinya. Menatap Jessica sebelum alisnya naik, "Dimana kacamatamu?"
"Ada pria kelewat bodoh yang cari perhatian memecahkannya," sahut Jessica mengacak rambutnya, bahkan di langsung melepaskan softlens yang dia pakai tanpa peduli pada pria di kursi depan.
Pria itu hanya mengangguk dan langsung menjalankan mobil itu menjauh dari sana.
TBC
Bagaimana cerita ini, aku bingung karena tidak ada yang baca dan aku coba nulis chapter ini. Walau aku tidak yakin bakal ada yang baca, tapi aku hanya berusaha saja dan melihat hasilnya nanti. Karena cerita ini juga masih di chapter awal, dan aku berharap semoga akan ada yang baca.Terima kasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Villains
RomanceBagaimana jika pria playboy bertemu dengan gadis dingin yang ternyata seorang gangster. Yuk baca aja, pasti seru..!