page 2 ; bad impression

263 34 5
                                    

"Selamat siang, anak-anak. Kita akan bertemu dengan guru mandarin yang baru, kalian dipersilahkan untuk menyambut nya."

Seseorang dengan perawakan indah melangkahkan kedua kaki nya agar segera masuk ke dalam kelas yang di tuju. Perasaan gugup sedikit membuncah di dada nya.

Ia kemudian berdiri tepat di depan kelas, di samping kepala sekolah.

"Halo, perkenalkan nama saya Zhong Chenle. Saya akan mengajar mata pelajaran bahasa mandarin. Saya harap kalian dapat belajar dengan baik." seulas senyuman terpatri wajah nya, ia kemudian menatap satu persatu murid disana dengan tatapan yang ramah tentunya.

Namun saat ia melirik seorang murid laki-laki yang duduk di depan, rasa kesal tiba-tiba memuncak di dada nya. Pasalnya ia ingat betul anak laki-laki tersebut adalah seseorang yang memberikan umpatan berupa kata 'bodoh' pada nya saat tak sengaja berpapasan tadi.

Jisung, selaku seseorang yang memberikan umpatan pada Chenle yang diketahui sebagai guru mandarin nya pun tak kalah terkejut. Mengapa ia yang harus mengajar mata pelajaran ini?

Sudah membenci mata pelajaran ini, mengapa harus belajar dengan guru yang terlihat menyebalkan ini?

Jisung sedikit menghela nafas, ia memalingkan pandangan nya ke sembarang arah. Sedangkan Chenle, ia pun memilih untuk tak menghiraukan Jisung setelah itu.

Kelas berlangsung setelah perkenalan guru baru ini, ada dua macam tipe murid; yang sangat antusias untuk belajar dan yang terlihat tak berminat untuk belajar.

Chenle memulai menjelaskan materi secara perlahan, ia paham betul murid-murid nya akan merasa kesulitan saat ia menjelaskan materi terlalu cepat.

Satu jam kemudian, ia selesai menjelaskan materi. Kini waktunya ia memberikan latihan soal pada murid di kelas nya.

"Penjelasan materi sudah cukup, ada yang ingin ditanyakan terlebih dahulu sebelum memulai latihan soal?" ucap Chenle.

Seorang murid perempuan bernama Jang Wonyoung mengacungkan tangan nya pertanda ingin mengajukan pertanyaan, "Pak, mengapa anda terlihat begitu muda? Apakah kau sudah menikah?"

Pertanyaan ini berhasil membuat Chenle malu, ia menunduk namun dengan sedikit umpatan di dalam hati nya.

"Pertanyaan macam apa ini?! Anak-anak jaman sekarang semakin kurang ajar." batin Chenle.

"Anda juga terlihat tampan, Pak." ucap seorang murid perempuan yang lainnya.

Jisung yang mendengar ucapan-ucapan tersebut hanya merotasikan kedua bola mata nya. Biasanya ia yang mendapat pujian sebagai yang tampan, mengapa kali ini guru menyebalkan yang mendapatkan pujian?

Pembelajaran kembali dilanjutkan, kini para murid terlihat fokus mengerjakan latihan soal, sedangkan Chenle sedang sibuk melihat-lihat buku absensi kelas ini untuk sekedar mengetahui wajah dan nama murid.

"Bukankah ia anak kurang ajar itu?! Ia bernama Park Jisung rupanya." batin Chenle, ia sedikit kesal saat melihatnya.

➽───────────────❥

"Bagaimana dengan kegiatan mengajar hari ini, Zhong?" ucap Renjun.

"Tidak begitu melelahkan. Namun terasa melelahkan, sih. Mungkin karena ini adalah kali pertama."

"Sepertinya memang begitu."

"Aku tak terbiasa dengan panggilan 'Pak'. Itu membuat ku terlihat tua."

"Mau bagaimana lagi? Kini kau seorang guru, tentu saja akan dapat panggilan seperti itu."

Chenle mengangguk, ia kemudian menghela nafas kasar, "Ternyata anak menyebalkan yang memberi ku kata-kata umpatan berada di kelas tadi, ia bernama Park Jisung."

"Apa?! Park Jisung?"

"Ya, memang nya ada apa?"

"Ia salah satu murid terpandai yang ada di sekolah ini. Semua nilai mata pelajaran nya bagus, termasuk matematika. Namun berbeda hal nya dengan mata pelajaran bahasa mandarin, ia tak sepandai itu."

"Begitu ya? Bagus, rasakan." Chenle sedikit tertawa.

"Mengapa kau terlihat senang? Kau bahkan akan merasa kesulitan, karena kau harus mengajari nya dengan baik sampai ia pandai."

"Tidak, Renjun. Aku akan memperlakukan semua murid ku sama rata, akan menyampaikan materi sama rata. Itu adalah masalah nya bila ia tak mengerti setelah aku memberi materi."

Renjun hanya menggelengkan kepala nya, Chenle memang sedikit keras kepala menurut nya.

➽───────────────❥

"Pak Chenle terlihat masih muda, benar kan?" ucap Sungchan.

Kini ia sedang berada di kediaman Jisung, mereka sedang mengerjakan tugas makalah.

"Diam, jangan membahas nya. Aku tak menyukai guru baru itu."

"Mengapa? Ia terlihat baik, kok."

"Terlihat menyebalkan menurut ku, ditambah dengan fakta aku begitu membenci mata pelajaran bahasa mandarin, bahkan hanya memikirkan nya saja membuat ku malas."

"Tak apa bila kau tak menyukai nya, setidaknya bertahan lah hanya sampai satu tahun, setelah itu kita akan lulus dan segera memasuki universitas."

"Benar, tak perlu bertemu dengan si menyebalkan itu." Jisung tertawa.


To be continue...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

If It's You [ Jichen ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang