2

201 52 4
                                    

"Bu-bukan begitu kak, maaf... aku cuma mau bilang sesuatu yang privasi sama kakak nanti, dan nggak mau ada orang lain yang tiba-tiba dateng.." cicit JungWon, suaranya semakin pelan di akhir ucapannya.

JungWon takut.. dirinya takut jika saat ia menyatakan perasaannya pada kak Jay, tiba-tiba saja yang berada di sana adalah Jey.

JungWon menyukai Jay, tapi dia juga tak bisa menyangkal kalau dirinya memiliki sedikit rasa untuk Jey. Aneh.

Jay dan Jey, mereka adalah orang yang sama, ada di tubuh yang sama, namun, memiliki kesadarannya masing-masing.

Hal ini yang biasa di sebut, dual personality atau kepribadian ganda. Jay, kepribadian yang dingin di luar, pemendam perasaan, acuh, tetapi sebenarnya ia adalah pribadi yang hangat.

Sedangkan Jey, lebih seperti kepribadian gelap dari seorang Jay. Blak-blakan, nakal, pendendam, brutal dan egois.

Jika Jay ada di pagi hari dari pukul 12 pagi hingga 6 sore, maka Jey akan ada di sisa penghujung waktu.

Keduanya bertolak belakang dan sering berselisih. Menyakiti diri sendiri agar yang lain juga merasakan sakit yang sama.

Jay menatap lekat pada manik JungWon. Ia tak menjawab apapun dan hanya mengangguk.

Keduanya berpisah di depan kelas masing-masing dan berjanjian akan bertemu lagi di kafe seberang sekolah.

Sesampainya di kafe, hati JungWon tidak tenang sama sekali. Sekarang sudah pukul setengah enam sore, dan Jay belum kunjung datang.

Di saat dia semakin resah, tiba-tiba bunyi lonceng kafe terdengar. JungWon langsung mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang datang, dan ya.. itu Jay-!

Jantungnya berdegup semakin kencang, ketika Jay menduduki kursi pesanannya.

Jay menatap JungWon dengan senyum kecil di bibirnya. "Jadi, apa yang mau di bicarakan?"

JungWon menoleh ke kanan dan ke kiri, seakan memastikan tidak ada orang lain yang mendengarnya selain daripada keduanya.

Sayangnya, kafe ini terlalu ramai dan bising. JungWon jadi merasa tidak enak hati. Masa iya, mau nembak di tempat bising begini?

Akhirnya JungWon memutuskan untuk menarik Jay keluar, dan menuju ke halaman belakang kafe.

Jay hanya diam dan mengikuti, ia sangat penasaran akan apa yang sebenarnya ingin di katakan JungWon.

Pemuda manis itu menarik napas dalam, memejamkan matanya dan berucap, "kak Jay.. aku suka padamu-!

"Hoo, jadi ini?" Balasan suara yang berat dan dingin menyapa JungWon. Sontak membuat pemuda manis itu membuka matanya dengan cepat dan menatap yang lebih tua dengan lamat.

"Je-jey?!"

"Kenapa.. terkejut?"

JungWon rasanya ingin mati saja-! Habislah sudah..









Catatan
Hayolo i mager lagi 🙂

Dual [JayWon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang