Kalo kamu temen rl ku mending pergi aja, nggak usah baca. Aku nggak ikhlas.
⚠️NOTE⚠️
•Nama, kehidupan, dan karakter tokoh berubah
•Alurnya juga berubah
Call me Kaktus!
—
Lampu jalanan yang berwarna-warni ditambah taburan bintang di langit yang berkelap-kelip, membuat Kota Jakarta sangat indah bila dilihat dari atas. Gadis itu tersenyum lebar membuat aura cantiknya menguar- apalagi dia memiliki lesung pipi di bagian kiri.
“Suka nggak?” tanya cowok yang berdiri di sampingnya.
Gadis itu mengangguk antusias. “Suka bangeett!!” seru nya. “Kenapa baru ngajak ke sini sekarang, sih? Harusnya dari dulu,” cerocosnya membuat Aksa tertawa.
“Aku juga dikasih tau sama temen kalau ada tempat seindah ini. Mungkin kalau dia nggak kasih tau, aku juga nggak bakalan tau,” jelas Aksa.
“Eum... emang kenapa, sih, ngajak jalan?” tanya Geisha membuat alis Aksa berkerut.
“Biasanya juga ngajak jalan, kan?” tanya Aksa balik.
“Yaaaa, maksudnya tuh, tumben aja.”
“Tumben gimana?”
Geisha menggerutu kesal karena tidak dapat melontarkan isi kepalanya. “Ish! Ituuu.. apasih namanya?!” gadis itu gregetan sendiri membuat Aksa lagi-lagi tertawa.
“Apaa? Aku nggak tau kalo kamu nggak kasih tau,” kata Aksa sambil tertawa.
“Ck! Kata kamu jalan-jalan kali ini spesial, maksudnya tuh kenapa? Spesial karena apa?” tanya Geisha beruntun setelah berhasil merangkai kata-kata yang semoga saja bisa Aksa pahami.
Aksa mengangguk-anggukan kepalanya- tanda mengerti. “Nanti aku jawab. Sekarang pesen makan dulu,” ucap Aksa karena dari tadi mereka belum pesan apa-apa.
“Oke.”
Fyi, mereka lagi ada di salah satu restoran yang tempat makannya ada di bagian rooftop juga.
Sambil menunggu pesanan mereka datang, Aksa menatap Geisha dengan penuh makna. Gadis manis yang sudah menjadi pacarnya selama tiga bulan ini. Gadis dengan seribu keceriaan dan sejuta kesedihan di dalam hidupnya. Dia punya satu sahabat cowok, yang notabene musuhnya sendiri.
“Kenapa ngeliatin terus, sih?” tanya Geisha berusaha menutupi kegugupannya karena ditatap begitu oleh Aksa.
“Emang nggak boleh, ya, natap pacar sendiri?” tanya Aksa.
“Y-yaaa, boleh, sih...” ucap Geisha. “Tapi, ngeliatin nya jangan gitu banget!”
Aksa mengangkat satu alisnya. “Salting?”
Geisha membulatkan matanya. “Enggak, ya! Sembarangan!” seru Geisha pelan karena takut menganggu pengunjung yang lain.
“Dih, kok ngegas?” Aksa semakin gencar mengerjai cewek itu. Lucu saja kalau lagi marah.
“E-enggak! Siapa juga yang ngegas?!”
“Kamu lah, masa aku?”
Geisha berdecak sebal, “enggak ada yang ngegas. Emang aku motor apa ngegas,” ucap Geisha kesal.
Aksa tertawa, lalu tangannya terangkat mengacak-acak rambut cewek itu. “Udah, nggak usah cemberut gitu mukanya, tambah jelek,” ucap Aksa dengan nada meledek.