Bagian satu

5 3 6
                                    

-juni2019

Pukul setengah 7 pagi gadis itu sudah siap dengan Seragam SMA nya. Memakai baju putih dan rok abu-abu dibawah lutut dan tidak lupa sebuah almameter di tangannya.

Ia tidak menyangka akhirnya salah satu mimpinya bisa terwujud bersekolah di salah satu SMA favorit yang sangat  Elite.

Semua usaha belajarnya tidak sia-sia, ia menjadi salah satu murid yang mendapatkan beasiswa.

Terlalu asik melamun ia sampai lupa bahwa ini adalah hari pertamanya ia tidak boleh telat.

Kemudian Teresa berjalan menuju ruang tengah sekaligus ruang makan di rumahnya. Hanya sebuah ruangan kecil dengan tikar sebagai alasnya dan sebuah Televisi berukuran sedang.

Disana terlihat ibu, ayah dan dua adiknya, Teresa pun ikut bergabung untuk sarapan.

"Sa, kamu disana sekolah yang benar ya jangan buat ulah kita ini orang enggak punya repot sekali nanti kalo kamu buat macem-macem " ujar ibu menasehati Teresa

sambil mengangukan kepala Teresa menjawab, "iya Bu, Teresa enggak bakal buat ulah lagian Teresa juga sekolah buat belajar bukan cari masalah"

"Bagus itu, anak ayah yang satu ini kan cerdas pasti disana tidak akan kesusahan belajarnya" ucap ayahnya

"Ah ayah, bisa aja Teresa kan bukan Albert Einstein yang  jenius  itu,  Teresa juga bisa mendapatkan beasiswa karena belajar yah"

"Ayah enggak tau siapa Albert Einstein Tapi, ayah harap kamu bisa mempertahankan beasiswa kamu ya sa"  ucap ayah Teresa

"Siap ayah, yasudah aku berangkat dulu ya ibu, ayah" ucapanya berpamitan sembari  menyalami kedua tangan orang tuanya.

                 ☁️☁️☁️☁️

Setelah 20 menit Teresa mengayuh sepedanya akhirnya ia sampai di parkiran sekolahnya. Ia melihat kanan kiri yang ternyata sudah dipenuhi kendaraan bermotor dan mobil yang berbaris rapih kemudian ia melirik sepeda berwarna pink miliknya.

"Ini kayaknya cuma aku doang deh yang bawa sepeda Tapi, enggak apa-apa aku kan disni mau sekolah bukan pamer" ucapnya kemudian memarkirkan sepeda miliknya di bawah pohon.

"Kamu disini aja ya pinky tunggu aku pulang" ucapnya sambil meninggalkan si pinky kesayangannya.

Teresa pun pergi meninggalkan sepedanya.

Sepanjang koridor kelas ia merasa diperhatikan membuatnya tidak nyaman banyak bisik-bisik terdengar

"Mereka kenapa ya liatin aku?" Batin Teresa

"Eh liat deh, itu katanya anak beasiswa"

"Oh Dia orangnya' penampilannya norak banget"

Ah, sekarang Teresa mengerti kenapa mereka membicarakannya ternyata karena penampilan.  Apa karena ia menggunakan sepatu canvas nya yang mulai pudar dan tasnya yang ia jahit karena robek? Tapi, seakan menulikan telinganya ia berjalan menuju kelasnya.

Sampai di kelas  10 IPA 3 Teresa mendapatkan tatapan meremehkan dari penghuninya. Teresa rasa masa SMA-nya akan menjadi masa yang sulit lebih sulit ketika ia SMP.

                 ☁️☁️☁️☁️

Dugaan Teresa benar setelah bel pulang sekolah berbunyi ia melihat pinky kesayangannya berada di lapangan sekolah tergeletak dengan ban yang sudah kempes dan copot dari tempat seharusnya.

Dan disana ada beberapa cewek yang mengelilingi sepeda milik Teresa sepertinya mereka adalah pelakunya dilihat dari penampilannya seperti kelas 11.

Kemudian Teresa menghampirinya, "kenapa kalian rusak sepeda aku?" Tanyanya

"Lihat guys yang punya sepedanya marah ni" ucap cewek dengan seragam yang terlihat kecil ditubuhnya mungkin dia ketua gengnya.

Sedangkan siswi-siswi yang lain hanya melihat ke arah Teresa tanpa ada niat untuk membantu.

"Aku enggak punya salah sama kalian, kenapa kalian rusak sepeda aku?" Ujar Teresa berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis didepan mereka

"Lo tau? Orang kaya Lo ga cocok sekolah disini" ujar cewek yang sama dengan bername tag Siska Atmaja

"Tapi ini kan sekolah umum siapapun berhak ada di sekolah ini" ujar Teresa dengan sedikit keberanian

Siska melangkah maju ke arah Teresa mencengkram bahunya "Berani ngejawab Lo!" Bentaknya

"Arghhh sakit" suara ringisan terdengar dari bibir Teresa tapi
Seakan tak mengindahkan suara itu Siska terus mencengkeram bahu Teresa semakin kuat dan mendorongnya.

"Lo bakal jadi babu gue selama Lo sekolah disini. Dan yang harus Lo tau bokap gue adalah donatur disekolah ini sampai Lo berani ngelawan gue Beasiswa Lo bakal dicabut, paham!"

Teresa mengangguk patuh ia tidak mungkin berbuat macam-macam karena ingat pesan orang tuanya. Dan lagi jika Teresa beasiswa Teresa dicabut bagaimana ia bisa membayar uang sekolah disini yang begitu mahal sebab untuk makan saja susah harus berhemat.


Halo Terimakasih telah membaca kisah ini jangan lupa vote+komen.

Dadah see you and the next part🦋🌻



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story Of TeresaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang