"Aish!!!!! Yak!!!! Dasar gadis sialan!! Kau berniat membuat bisnisku hancur eoh !!" teriak seorang ahjumma dengan kasar seraya menarik surai panjang gadis itu. Beberapa pengunjung turut menyaksikan insiden itu, namun tidak ada satupun yang berniat untuk membantu.
"Annimida imonim." jawab gadis itu tanpa ekspresi meskipun dirinya tengah menahan rasa sakit di kepalanya.
"Rasanya aku sangat ingin membenturkan kepala kosongmu ini ke tembok saja Jung Soo Jung!!" maki ahjumma itu seraya mendorong kepala Soo Jung dengan kasar hingga membuat yeoja itu terhuyung hampir jatuh.
Soo Jung segera merapikan penampilannya setelah ahjumma itu pergi menuju ke dapur tanpa mengucapkan permohonan maaf kepada para pengunjung yang ada.
"Aigo, aku merasa kasihan pada gadis itu." suara seorang namja berbisik kepada pasangannya yang justru menatap namja itu tajam.
"Mwo?! Kau merasa kasihan karena dia cantik? Jangan bilang kalau kau juga berniat menjadikan gadis itu penghangat ranjangmu?!" balas gadis itu sedikit menohok yang sontak langsung mendapat gelengan dari pasangannya.
Soo Jung hanya menghela nafas pelan saat mendengar pembicaraan dua sejoli itu. Sudah lebih dari cukup dirinya mendengar celotehan seperti kedua sejoli itu. Bahkan tak jarang jauh lebih parah dari yang barusan dia dengar.
"Ya!! Neo gwaenchana?" tanya teman Soo Jung saat gadis itu berada di sampingnya. Soo Jung mengangguk pelan. Soo Jung menyadari tatapan penuh empati dari sosok di sampingnya itu. Sebuah senyum samar terukir di wajah cantik Soo Jung.
"Ehm. Nan gwaenchana Hyein-ah." jawab Soo Jung pelan seraya merapikan tumpukan mangkok di depannya.
Di sudut ruangan, seorang namja memperhatikan gerak gerik Soo Jung dengan seksama, tak jarang namja itu mengambil foto Soo Jung dalam berbagai kegiatan termasuk saat Soo Jung dijambak oleh pemilik restoran itu sekalipun.
Ya, Soo Jung memang bekerja di sebuah restoran. Tapi karena Soo Jung juga tinggal di tempat si pemilik restoran itu yang juga merupakan bibinya sehingga sang bibi sering bersikap tidak manusiawi kepada Soo Jung.
Bahkan tidak jarang, bibinya terang-terangan berniat untuk menjual Soo Jung kepada pria hidung belang. Tentu saja Soo Jung menolak, dan anehnya semua hidung belang yang berniat membeli Soo Jung akan langsung membatalkan tawaran mereka di keesokan harinya dan tidak akan pernah muncul lagi di restoran itu.
Itulah alasan kenapa bibinya berpikir jika Soo Jung berusaha menghancurkan usaha restorannya.
"Hah.." Soo Jung menghela nafas lelah di depan minimarket diujung jalan. Soo Jung duduk jongkok bersandar di dinding.
"Aku lelah.." ucap Soo Jung seraya menengadahkan kepalanya menatap langit malam yang sudah gelap gulita.
"Bahkan langit pun ingin menghukumku dengan menumpahkan hujan disaat seperti ini." gumam Soo Jung saat merasakan rintikan air hujan yang mulai turun.
Melihat hujan yang mulai turun, Soo Jung justru memilih untuk beranjak dari minimarket itu. Soo Jung berjalan dengan gontai seraya menyusuri jalan itu, bukan kearah restoran milik bibinya melainkan kearah yang berlawanan.
Cukup jauh Soo Jung berjalan dengan pelan, tubuhnya sudah basah kuyup dari ujung kepala hingga ujung kakinya.
"Geumanhae." suara seorang namja yang berat dan maskulin menghentikan langkah kaki Soo Jung. Namja itu sedari awal sudah mengikuti Soo Jung, awalnya namja itu mengikuti Soo Jung seraya membawa payung. Namun setelah beberapa saat mengikuti Soo Jung, akhirnya namja itu menaruh payungnya di tepi trotoar saja.
Soo Jung menoleh memandang namja yang sudah berdiri di sampingnya itu dengan tatapan tajam. Melihat wajah namja dan juga setelan namja itu membuat Soo Jung langsung memalingkan wajahnya dan kembali berjalan menjauhi namja itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Un-Wanted Marriage
Lãng mạnJung Soo Jung gadis yang tumbuh besar di lingkungan yang kurang menyenangkan. Tidak ada satu hari pun dia lalui tanpa cacian bahkan pukulan. Namun tiba-tiba seseorang datang dan memberinya sebuah tawaran yang menarik. Dia menawarkan bantuan agar Soo...