Aku pikir kehidupan saat dewasa adalah hal yang paling indah, menyenangkan, dan paling di tunggu olehku. kenapa begitu? Entahlah yang aku lihat menjadi orang dewasa adalah hal yang paling menyenangkan.
Saat dewasa kita bisa bermain hingga larut malam, bekerja dan menghasilkan banyak uang. Masih banyak lagi yang aku anggap dewasa adalah hal yang indah dan menyenangkan. Ternyata setelah aku beranjak dewasa tidak seindah yang aku bayangkan. Setiap hari, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik, pikiranku begitu kacau dan rumit, jika bisaku gambarkan isi kepalaku, maka akanku tumpahkan semuanya saat ini. Entah itu memikirkan masa depan atau tidak, rasanya beban dalam hidupku akan tetap berlubang membentuk segala pikiran buruk yang menghantui.
Ya, Aku anak terakhir dari dua bersaudara. Saat ini kakaku sedang menempuh pendidikan di Yogyakarta. Gemar memainkan pensil diatas kertas membuatnya berani untuk mengembangkan bakatnya di dunia arsitek.
Kehidupanku saat ini sangat indah walaupun tanpa seorang ibu, Yaps ibuku telah berpulang ke pelukan sang maha kuasa saat aku berusia dua tahun. Di usia saat itu aku hanya seorang anak kecil yang masih asik bermain tanah bersama teman-teman sebayaku. Di usiaku itu aku tidak mengerti arti dari sebuah kehilangan, apalagi kehilangan orang yang telah melahirkan mu dan bertaruh nyawa demi anaknya dan saat ini aku benar-benar merasakan kehilangan sosoknya.
Meski begitu aku sangat bahagia hidup berdua dengan ayahku, sudah kubilang Kakaku sedang meraih mimpinya menjadi seorang Arsitek jadi sekarang di rumah ini hanya ada aku dan Ayahku saja.
Ayahku sangat baik, ayahku sayang terhadapku dan Kakaku. Ayahku rela bekerja memberikan kehidupan yang layak untuk anak-anaknya, dan pada akhirnya kesuksesan menghampiri Ayah. Ayah memiliki perusahaan yang cukup terkenal dan perusahaannya sudah bercabang di beberapa kota.
Menurutku kehidupanku saat ini sudah sangat sempurna. Aku benar-benar bersyukur di berikan kehidupan dan kaluarga seperti ini.
Tapi tampaknya Tuhan merubah semuanya, mungkin Tuhan ingin aku hidup lebih Bersyukur lagi. Kehidupanku berubah seratus delapan puluh derajat, di saat Ayahku mengucapkan sesuatu yang membuat diriku dan Kakaku tak sanggup mengeluarkan sepatah katapun.
"Ade, Kaka, Ayah minta izin untuk menikah lagi dengan perempuan pilihan ayah." Ujar Tama menatap anak-anaknya penuh harap.
" Ayah harap kalian menerima keputusan ayah untuk menikah dengan perempuan pilihan ayah. Ayah akan memperlakukan kalian dengan adil! Ayah tidak akan pernah mengabaikan kalian."
Damm, bagai disambar petir disiang bolong. Aku benar-benar tidak menyangka ayah akan mengatakan hal itu hal yang aku takutkan itu terjadi, runtuh semua air mataku mengalir tanpa bisa di cegah.
Bolehkah aku egois? Aku tak perlu sosok ibu ! Bagiku ibu ku hanya satu hanya ibu kandungku saja,walaupun ia sudah lama berpulang ke pelukan sang maha pencipta.
Disinilah ceritaku dimulai...
KAMU SEDANG MEMBACA
RenJana (On Going)
Teen FictionKehidupan Renjana Aqueenesy berubah seratus delapan puluh derajat. Saat dirinya diusia tiga belas tahun saat Tama ayah Renjana menikahi wanita yang sekarang telah menjadi ibu sambungnya. Tiada hari tanpa siksaan yang diberikan Tama, bahkan saat gadi...