Lagi lagi Doyoung menampung air mata Yedam yang menangisi Ning Ning, pacarnya. Kali ini Doyoung hanya diam, dia tidak mau bicara sepatah katapun. Karena setelah Yedam menangis padanya, giliran dia yang menangis.
Tidak mudah menjadi seorang gay menyedihkan sepertinya. "Doy, tumben kamu tidak-"
"Percuma kak" balas Doyoung dengan senyum yang dikulum "Kakak ga bakal dengerin aku dan milih stay sama perempuan itu" kata Doyoung
Gulp, Yedam menelan ludahnya kasar
Kemudian suasana hening. Doyoung bangkit dari duduknya dan tersenyum tipis.
"Aku berangkat bimbel dulu ya kak" kata Doyoung kemudian masuk ke mobil Range Rover miliknya.
Sial, lagi lagi Doyoung menangis untuk laki laki bodoh itu lagi. Dan Doyoung menjadi orang yang lebih lagi.
Saatnya bergerak maju dan lupakan Yedam.
***
Apa mungkin dia harus mendengarkan kata kata Jeongwoo dan mengikuti sarannya?
Jeongwoo mengenalkan dirinya dengan seorang teman. Haruto namanya. Lebih tua 9 tahun darinya. Gila, dia masih terbilang minor, mengencani orang legal yang usianya jauh diatas dirinya, pasti akan mengundang masalah.
Tapi peduli setan, siapa yang akan peduli padanya? Pada anak tak berguna yang pembangkang ini. Orang tuanya bahkan tidak peduli padanya. Mereka terlalu sibuk memuji kakaknya yang lulusan kedokteran SNU dan akan mengambil spesialis di inggris.
"Woo, kapan aku bisa bertemu temanmu, Haruto?"
Anggap saja Haruto batu loncatan untuk melupakan si bodoh Yedam dan mulai hidup bahagia.