Renjun membungkukkan badannya terus menerus. Hari ini ia sedang dimarahi oleh boss nya karena kesalahan yang ia lakukan.
"KAMU TAHU TIDAK TADI SIAPA?! DIA KLIEN SAYA. BERANI NYA KAMU MENUMPAHKAN KOPI KE CELANA MILIKNYA!"
Renjun menggosokkan kedua tangannya dan menangis.
"Ma-maaf boss. Sa-saya tidak sengaja."
Boss berbadan buncit itu menghela nafasnya.
"Sekarang kamu keluar dari kantor saya dan jangan kembali. Kamu dipecat."
Renjun bersujud dan kembali menggosokan kedua tangannya.
"B-boss saya t-tidak a-akan mengulanginya lagi."
"Saya juga sudah muak mendengar nada bicaramu yang gagu itu, Renjun. Keluar. Ambil barang-barangmu."
Boss berbadan buncit itu melenggang keluar ruangan meninggalkan Renjun yang masih dalam posisi bersujud. Renjun bangun dengan bibir yang mengerucut. Dia mengambil nampan di atas meja dan keluar ruangan. Berjalan menuju area dapur kantor dan menyimpan nampan di atas meja. Kemudian berjalan ke meja nya dan membereskan barang-barangnya ke dalam kardus.
"Renjun mau kemana?"
Salah satu senior di divisi yang sama melirik Renjun dan melipat tangannya di dada.
"A-aku dipecat, sunbae."
"Ah..."
Senior itu kembali fokus pada komputer nya. Renjun yang sudah memasukan semua barang-barangnya kemudian melangkah pergi.
"Baguslah si anak baru keluar. Aku kesal sekali dengan cara dia bicara."
"Haha sama. Dia beneran gagu atau hanya sok agar terlihat imut sih?"
"Entahlah. Akhirnya setelah sebulan lebih duduk disamping meja nya aku terbebas juga haha."
Renjun mendengar semua perkataan mereka. Dengan langkah cepat Renjun berjalan menuju lift. Dirinya langsung menekan tombol basement dengan tergesa. Sekarang masih jam kantor, tidak akan ada yang melihatnya menangis. Renjun terus menangis di dalam lift sembari memegang kotak kardus miliknya.
Suara dentingan lift terdengar nyaring. Renjun keluar dari lift dan berjalan melewati parkiran. Ia tidak sanggup jika berjalan melewati lobby. Renjun berjalan dan berjalan. Memegangi kardus tanpa tahu arah tujuan.
"Baru satu bulan aku bekerja sudah terkena pecat. Bagaimana aku harus membayar kost an untuk bulan ini..."
Renjun terus berjalan hingga arah jalan menuju kost miliknya. Sebelumnya ia membelokkan arah tujuan menjadi ke arah minimarket. Membeli satu buah susu dan dua buah onigiri. Dia baru ingat jika pagi ini ia belum sarapan. Renjun menurunkan kardus nya dan membayar. 4000 won ia habiskan.
Renjun meletakkan plastik belanjaan ke atas kardus dan kembali mengangkat kardus besar itu. Berjalan dengan pelan.
Brukk
Plastik yang ia bawa terjatuh akibat tergelincir. Renjun menundukan badannya dan membuat kardus yang ia bawa terbuka. Semua barang terjatuh berserakan di jalanan.
Renjun bersimpuh dan menangis kembali.
"Y-ya Tuhan.... co-cobaan apalagi ini hiks."
Renjun mengusap air matanya yang terus turun tanpa henti.
"Biar aku bantu."
Suara itu terdengar halus di telinga Renjun. Ia menengok ke samping dan menemukan teman lama nya saat SMP. Lee Jeno. Renjun ingat wajah itu.