Awal Mula

5.4K 35 1
                                    

Aku masih duduk di bangku SMA saat itu. Di saat aku dengan teman-teman yang lain biasa pulang sekolah bersama-sama. Usiaku masih terbilang hijau, sekitar sembilan belas tahun. Aku tidak terlalu tahu banyak tentang wanita saat itu. Di kelas aku tergolong anak yang pendiam walaupun sering juga mataku ini melirik pada keindahan wajah teman-teman wanita dikelasku waktu itu. Hal ini jugalah yang membawa aku bersama 2 temanku Ryan dan Zacky kedalam sebuah pengalaman yang tak terlupakan bagi kami saat duduk dibangku SMA dulu.

Semuanya bermula dari kegigihan Ryan terhadap perempuan. Kebiasaannya untuk tak melewatkan barang sedetikpun perhatiannya terhadap keindahan wanita membawa aku, dia dan Zacky kesebuah rumah di komplek pemukiman Griya Permai. Mulanya aku dan Zacky sedang asyik bercanda,. Secara tiba-tiba Ryan menepuk pundakku dengan keras. Matanya tertuju kesatu rumah dengan tajamnya. Ternyata disana kulihat ada seorang wanita dengan mengenakan rok mini baru saja keluar meninggalkan mobilnya untuk membuka pintu pagar rumah.

“Heh, yan. Kenapa sih elu tiap lihat perempuan mata elu langsung melotot kayak begitu ?” tegurku.

“Elu itu buta ya, wan. Elu kagak lihat bagaimana bongsornya bodi tuh wanita ??” balasnya cepat.

“Ryan, Ryan.. bisa-bisanya elu nilai perempuan dari jarak jauh begini-ini” sambung Zacky

“Itu mata.. apa teropong”

“Wah, kalau untuk urusan wanita kita nggak pake mata lagi, men. Nih, pake yang disini nih.. dibawah sini” jawab Ryan sambil menunjuk-nunjuk kearah kemaluannya.

“Kalau gua udah ngaceng, perempuan diseberang planet juga bisa gua lihat” kata Ryan dengan senyum penuh nafsu.

“Jadi sekarang elu lagi ngaceng, nih ?!” tanya gue yang sedari tadi hanya bisa tenggelam dengan pikiran-pikirannya.

“So pasti, men. Nih kontol udah kayak radar buat gua. Makanya gua tahu disana ada mangsa” jawab Ryan dengan lagi-lagi menunjuk ke arah kemaluannya.

“Gila lu, yan” kataku.

“Sekarang begini aja” ujar Ryan

kemudian “Elu pada berani taruhan berapa, kalau gua bisa masuk kerumah tuh wanita ?”

“Elu itu udah gila kali ya, yan. Elu mau masuk kerumah itu perempuan ??” jawabku cepat.

“Udah deh.. berapa ? Goceng ??”tantangnya kepada kami.

Sejenak aku, dan Zacky hanyut dalam kebingungan. Teman kami yang satu ini memang sedikit nekat untuk urursan wanita.

“Goceng ??”potong Zacky cepat

“Wah gua udah bisa beli mie bakso tuh”

“Ha-alah, bilang aja kalau elu takut jatuh miskin. Iya kan, zack ?” balas Ryan dengan sedikit menekan.

“Siapa bilang, kalau perlu, ceban juga hayo” jawab Zacky tak mau kalah.

“Oke, oke.. heh, heh, heh. Sekarang tinggal elu nih, wan. Kalau melihat tampang elu sih, kayaknya gua ragu”

“Heit tunggu dulu” ujar gue.

Gue langsung cepat-cepat merogoh kantong celananya. Selembar uang kertas lima ribuan langsung dikibas-kibaskan didepan kedua mata Ryan.

“Gua langsung buktikan aja sama elu.. nih”
“Oke. Sekarang elu pada buka tuh mata lebar-lebar” kata Ryan

kemudian Ryan langsung berjalan menuju kerumah yang dimaksud. Tampak disana sang pemilik rumah telah memasukkan mobilnya. Saat ia hendak menutup pagar, aku lihat Ryan berlari kecil menghampirinya. Disana kulihat mereka sepertinya sedang berbicara dengan penuh keakraban. Aneh memang temanku ini. Baru saja bertemu muka dia sudah bisa membuat wanita itu berbicara ramah dengannya, penuh senyum dan tawa. Dan yang lebih aneh lagi kemudian, beberapa saat setelah itu Ryan melambaikan tangannya kearah kami bertiga. Dia mengajak kami untuk segera datang mendekatinya. Setelah beberapa langkah aku berjalan, kulihat Ryan bahkan telah masuk ke pekarangan rumah menuju ke pintu depan rumah dimana wanita itu berjalan didepannya.

my aunt's fantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang