Querencia

14 3 2
                                    

🍂🍂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍂🍂

  Dimana kehangatan itu terasa adalah dimana saat Raviandra Wonwoo memeluknya , mengusap lembut punggungnya , mengucap kata Penang untuk nya dan memberikan cinta yang begitu melimpah kepadanya . Dimana ada Wonwoo disitulah rumah ternyaman baginya untuk pulang . Namun , tuhan tak semudah itu untuk memberikan rumah ternyaman untuknya

Tuhan berkata lain saat ia harus menikahi seseorang , yang ia anggap sudah menjadi rumah kedua untuknya setelah Wonwoo . Dia mencintai seseorang itu , namun cintanya lebih besar untuk Raviandra Wonwoo-nya , dia menyayangi seseorang itu namun sayangnya lebih besar  untuk Wonwoo-nya .

Tapi suatu hal yang tak Abiandra Mingyu ketahui , bahwa setiap detiknya luka itu semakin bertambah banyak pada Raviandra Wonwoo . Mingyu tak pernah merasa , bahwa ia terlalu bersemangat untuk menyiram luka itu dengan cuka , bahwa ia sendiri yang membuat rumah nya semakin rusak .

Dan , membuat air jernih itu bertambah keruh dan hanya akan merusak segalanya .




"Wafa..." Wonwoo memanggil Mingyu yang tengah berdiri diambang pintu apartemen miliknya.  Lantas ia berjalan menghampiri Mingyu yang tersenyum kearahnya .

"Apa kabar pangeran ku . Hehehe,udah lama ga liat senyum manisnya ," Mingyu merengkuh Wonwoo , mendekap erat pemuda itu .

"Baik baik saja Raja ku . Ini udah liat senyumnya lagi ," Wonwoo mendongak , tersenyum dan menatap Lamat wajah Mingyu .

Rasa rindu keduanya begitu membuncah , saling memeluk erat satu sama lain seakan tak ada hari esok untuk keduanya . Wonwoo menghirup aroma yang selalu ia sukai , aroma tubuh Mingyu. Ia selalu menyukai setiap jengkal seseorang yang ada dihadapannya ini . Dari parasnya, tubuhnya , suaranya, aromanya dan cara dia mencintai dirinya. 

"Ayo masuk , mandi dulu kamu nya," Wonwoo melepas pelukan itu lebih dulu , menyuruh Mingyu untuk beranjak mandi .

"Ga mau, maunya pelukin kamu terus ," Mingyu malah memeluk Wonwoo kembali , merengek seolah tak ingin dilepaskan

"Abiandra Mingyu Alwafa, habis mandi sama makan kamu boleh pelukin aku sepuaaasnya . Gimana ?" Dengan tatapan penuh harap nya Wonwoo berkata .

Mingyu mengendus, "Sama kecup kecup ?"

"Iyaaaa. Sama kecup kecup , sana mandi . Aku mau masakin kamu dulu," Lalu Wonwoo benar benar melepas pelukannya dan melenggang pergi kearah dapur .

  Mingyu berjalan memasuki lebih dalam Apartemen Wonwoo , melepas kaos kakinya dan berjalan kearah kamar Wonwoo . Beranjak mandi seperti perintah Wonwoo tadi , sesaat dia berhenti dihadapan cermin kamar Wonwoo . Menatap pantulan dirinya di sana , lalu bergumam kata ' Maaf ' berulang kali .





  "Baca bukunya serius banget , akunya dicuekin ," saat ini keduanya berada di ruang tengah . Dengan posisi Mingyu yang bersandar pada kepala sofa dan Wonwoo yang bersandar di dada bidangnya .

  "Iya-iya , ini selesai . Rajaku jangan cemberut begitu mukanya ," Wonwoo berbalik menghadap Mingyu. Tangannya mengalung pada leher sang lelaki bersurai hitam itu  .

  Chup..

Mingyu mengecup bibir ranum yang selalu menjadi candu untuknya itu.  Lalu kembali menyesap benda kenyal tersebut dan Wonwoo hanya diam , menikmati setiap kecup dan sesapan Mingyu di bibirnya .

Ciuman terlepas , menyisakan wajah Wonwoo yang kini memerah,  "Fa...." Lirih Wonwoo

"Hm?"

"Kemana aja kamu satu Minggu ini? Tau ga , sepi banget ga ada kamu ," Wonwoo berucap , membuat Mingyu menegang. 

"Kan aku udah bilang sayang....aku keluar kota buat ngecek cabang baru di sana ," seolah menyimpan semua kebohongan dibalik kata kata nya.

"Beneran ?"

"Beneran dong sayang . Udah ah , mau nyicip bibir kamu lagi . Seminggu kayak sewindu kalo ngga sama kamu tuh , utututu wajahnya merah hehehehe," Mingyu menyakinkan dan setelahnya keduanya tertawa lepas .





  "Fa...ko belum tidur?" Tengah malam pada pukul satu dini hari , mata Wonwoo terbuka menatap Mingyu yang masih berkutat dengan gawainya .

"Belum ngantuk , kok kamu kebangun sih ? Haus ? " Mingyu menjawab juga melontarkan kembali tanya kepada Wonwoo .

"Engga , mau peluk...." Wonwoo merengek , merentangkan tangannya . Mingyu mengerti , lantas mematikan gawainya dan mendekap Wonwoo dalam pelukan hangatnya malam ini. 

"Tidur nyenyak pangeran ku..."

"Nyenyak juga Rajaku," 

Mata Wonwoo kembali terpejam . Mingyu menatap Lamat wajahnya, merasa bersalah setelah seperkian kalinya pada pemuda yang berada didalam dekapanya ini. 

 

  "Biarlah malam yang menghapuskan luka lukanya , biarkan pagi yang mengawali kebahagiaan nya , biarkan siang yang mengganti kepedihannya dan biarkan sore yang menemani kesendirian nya."


Note;

Halooooo, dichapter pertama ini bagaimana Reader-nim yang terjtintahhh? Sudah ada bayangan gimana kelanjutannya ? . Kalo sudah ada , siapkah lanjut ke bab selanjutnya?

Ga usah panjang lebar , Kailaa berterima kasih dan jangan lupa Vomentnya 

Lopyu from Tegal
Kailaa🐨








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 Caesura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang