Hari menjelang sore, tak terasa hampir 3 jam singto dan krist tertidur, mungkin mereka sama-sama lelah karna melakukan perjalanan jauh tadi.
Krist terbangun dengan singto yang memeluknya erat, singto memang biasa tidur seperti ini, tetap saja kali ini rasanya berbeda.
Krist terpaku diam, entah kenapa ia menikmati pelukan erat singto saat ini, hingga tak lama singto bangun dari tidurnya dan menyadari tangannya yang memeluk erat krist.
Singto melepas pelukannya ,dan beranjak turun dari kasur, ia pergi ke kamar mandi.
Sedangkan krist ia membuka matanya kembali dan menatap kepergian singto.
Krist hanya menghela nafas-nya, kemudian beranjak dari tempat tidurnya, ia ingin menemui kakeknya, mungkin saja kakeknya sudah pulang dari kantor.
****
Saat ini mereka tengah makan malam bersama, sudah lama mereka tak makan bersama seperti saat ini, krist merasa sangat dimanja oleh kakek dan neneknya.
"Kapan kamu menikah sing? Usia mu bahkan sudah 36 tahun sekarang?" ucap papa singto.
Krist mendengar apa yang kakeknya katakan, tapi ia berusaha bersikap biasa saja, ia memakan makanannya dengan tenang.
Sedangkan singto? Ia sendiri bingung ingin menjawab apa.
"Kalau kamu belum punya calon sendiri, nanti mama kenalkan pada anak teman mama, dia masih lajang, cantik dan perkerjaannya juga bagus" ucap mama singto.
Mama singto memperhatikan reaksi singto saat ini yang hanya diam, ia semakin yakin jika ada yang tidak beres dengan anaknya, ia beralih menatap krist yang memakan makanannya dengan tenang, semoga saja apa yang dipikirkannya tak menjadi kenyataan.
"Krist sendiri apa sudah punya pacar?" Tanya mama singto.
"Krist belum punya pacar nek, kata daddy krist tak boleh pacaran dulu, nanti krist nikah muda juga sama seperti daddy" ucap krist polos.
Orang tua singto mengerti maksud krist, pasti singto sendiri yang mengatakan ke krist kalau dia nikah muda dulu, tapi biarlah Itu u memang sudah keputusan singto sejak 16 tahun yang lalu.
Setelah makan malam bersama, kini mereka tengah duduk bersama diruang tamu, sesekali bercanda ringan dan meminum minuman hangatnya.
Papa singto banyak menceritakan hal lucu ke krist, hingga krist tertawa mendengarnya. Sedangkan singto, ia hanya memperhatikan krist yang tertawa bahagia dengan papanya, singto tersenyum sendiri melihat krist.
Hingga malam mulai larut, mama dan papa krist sudah beranjak tidur, sedangkan krist masih asik menonton televisi.
Singto membiarkan krist menonton, ia menemani krist dan duduk di sofa sembari memainkan ponsel.
"Daddy bermain ponsel terus sejak tadi" protes krist.
"Daddy berkerja sayang, bukan main ponsel, ini lihat..." ucap singto seraya memperlihatkan layar ponsel-nya, ia memang sedang mengerjakan beberapa perkerjaannya lewat ponselnya tersebut.
Krist kembali fokus menonton dengan singto yang fokus berkerja.
Entah berapa lama mereka berada diruang tamu tersebut, singto melihat jam ternyata sudah jam 10 lewat, ia mematikan ponselnya dan beralih menatap krist.
Krist sudah tertidur didepan tv dengan posisi duduk dan mulut yang terbuka lebar.
"Sudah tidur ternyata" gumam singto.
Ia menggendong tubuh krist yang tertidur pulas dan membawanya ke kamar mereka. Singto merebahkan tubuh krist hati-hati seolah tak ingin membuat krist terbangun.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sudah tiga hari krist dan singto berada di rumah orang tua singto, saat ini krist tengah duduk di taman belakang rumah tersebut.Sedangkan singto entah kemana, sejak pagi tadi singto sudah menghilang tak kelihatan, krist sedikit bad mood dibuatnya, bisa-bisanya singto pergi jalan-jalan tanpa membawa dirinya.
"Krist, kenapa duduk di sini sendiri?" Tanya mama singto.
"Daddy kemana nek? Kenapa pergi tak pamit pada krist?"
"Bukankah krist sudah tahu itu? Daddy mu sedang pergi bersama dengan anak teman nenek, nenek bermaksud ingin menjodohkan daddy mu dengannya"
"Oh, jadi daddy sedang berkencan" ucap krist.
"Apa krist tak masalah punya mama baru?"
"Tidak, asal daddy bahagia" jawab krist dengan setengah hati. Sejujurnya hatinya sedikit sakit, tapi ia berusaha bersikap biasa saja.
"Nek, jika boleh tau mommy krist mana? Kenapa bisa berpisah dengan daddy?"
"Krist tak pernah bertanya itu ke daddy?" Tanya mama singto.
"Daddy hanya mengatakan jika mommy sudah pergi jauh, padahal krist ingin melihat wajah mommy, apa foto mommy sudah tidak ada lagi yang tersisa?" Tanya krist.
"Nanti kamu tanya sendiri kepada daddy, nenek tak tahu. ayo masuk ke dalam disini panas"
"Nenek masuk saja dulu, krist nanti menyusul" ucap krist.
Krist sampai heran, kenapa setiap ia menanyakan keberadaan mommy-nya tak ada yang menjawab dengan benar-benar serius. Apa yang mereka tutupi dari krist, apa mommy krist orang jahat dulu, hingga tak ada yang ingin membahasnya lagi?
Lama termenung akhirnya krist memutuskan untuk kembali masuk ke dalam rumah, ia tak ingin berpikiran macam-macam lagi, biarlah apa yang tak ia ketahui terbongkar dengan sendirinya nanti.
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy
FanfictionBagaimana jika kamu menyukai seseorang yang sudah kamu rawat sejak kecil? Bahkan sudah kamu anggap seperti anakmu sendiri, tapi setelah ia tumbuh dewasa, perasaan berbeda mulai hadir. Itulah yang saat ini Singto rasakan, ia jatuh cinta pada anaknya...