Sekarang sudah jam 7 malam, tapi singto belum juga kembali ke rumah, krist merasa semakin badmood, ia dari tadi hanya mengurung dirinya dikamar enggan melakukan aktifitas lainnya.
Hingga tak lama suara pintu terbuka menyadarkan krist dari lamunannya.
Singto yang baru saja datang melihat wajah kesal krist.
"Daddy dari mana? Kenapa tidak mengajak krist jalan-jalan tadi, kenapa pergi sendiri!!?"
"Daddy bertemu teman sayang, bukankah tidak enak jika membawa anak? Nanti teman daddy canggung, lagi pula tidak kemana pun daddy pergi kamu harus ikut, kamu sudah besar krist"
Mendengar jawaban dari singto krist semakin sadar akan posisinya, benar kata singto kenapa juga dia harus ikut, memang ada ayah yang selalu membawa anaknya ke manapun ayah itu pergi, apa lagi krist sudah 18 tahun sekarang.
Krist memilih memejamkan matanya dan tertidur dari pada memikirkan kemana singto perginya hari ini. Wajar saja jika singto bertemu teman lamanya soalnya ini memang kota kelahiran singto kan?
Singto yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat krist sudah tertidur pulas, singto duduk di pinggir ranjang dan mengusap rambut krist ,
"Maafkan daddy, jika daddy mengabaikan mu, tapi ini memang yang terbaik krist" gumam singto.
Singto beranjak dari tidurnya dan pergi keluar menemui orang tuanya.
"Bagaimana kencan mu dengan patt?"
"Biasa saja, itu bukan kencan ma. kami hanya bertemu"
"Sama saja kan? Apa kalian merasa cocok?"
"Sebenarnya di tempat ku tinggal aku juga sudah mempunyai seseorang dan sudah aku kenalkan pada krist , namanya apple, sebaiknya untuk yang ini tak perlu saja"
"Itu bukan hanya alasan kamu untuk menolak kan?"
"Benar ma, aku sudah punya kekasih dan krist juga sudah pernah bertemu dengannya"
"Jadi kapan kamu ingin mengajaknya bertemu mama? Lebih cepat lebih baik, mama sudah tak sabar ingin menimang cucu"
"Bukankah krist juga cucu mama? kenapa mama bicara begitu, jika krist mendengar ia bisa salah paham"
"Krist juga cucu mama, tapi krist sudah besar sudah tak bisa di timang lagi"
"Benarkah hanya karna itu? Jika nanti aku punya anak sendiri ku mohon jangan bedakan kasih sayang anak ku dengan krist, kasian krist nanti ma"
"Singto, kenapa kamu bicara begitu? Mama sangat menyayangi krist, mama tak mungkin mengabaikannya nanti, krist tetap cucu pertama untuk mama"
"Baiklah, jika begitu aku ke kamar dulu ma, aku lelah ingin istirahat"
Singto beranjak dari tempatnya hendak berjalan menuju kamarnya, tapi tiba-tiba suara mamanya menghentikan langkahnya.
"Jangan peluk krist seperti kemarin sing"
Singto terkejut mendengar ucapan mamanya, apa maksudnya?
"Kenapa? Apa tak boleh seorang ayah memeluk anaknya tidur?"
"Tapi itu sudah terlewat batas, jangan begitu, nanti yang melihat bisa salah paham"
Singto mengabaikan mamanya dan beranjak dari sana, apa mama-nya sudah curiga padanya sekarang?
Singto masuk ke kamarnya dilihatnya wajah tenang krist yang tertidur. Ia merebahkan dirinya disamping krist dan menghadap krist, wajah mereka saling berhadapan saat ini, singto mengusap pipi krist lembut.
Salahkah singto jika menyukai anaknya sendiri? Lagi pula krist juga bukan anak kandungnya, hanya anak yang ia asuh sejak kecil.
Hembusan nafas mereka saling bertautan, saking dekatnya wajah mereka saat ini. Debaran jantung singto semakin kencang, ia memandang wajah putih mulus milik krist, seputih susu bahkan tanpa lecet sedikit pun.
Singto nekat mencium bibir krist, kali ini dengan sesapan pelan, ia sedikit melumat bibir pink alami milik krist.
Hingga krist yang tertidur pulas merasa terganggu dan membuka matanya, mata krist membulat melihat singto tengah mencium bibirnya, apa lagi singto memejamkan matanya saat ini, jadi singto masih tak sadar jika krist sudah membuka matanya.
Bukankah ini kali kedua singto menciumnya? Tetap saja krist masih terkejut dengan perlakukan singto.
"D-daddy" ucap krist.
Singto memandang wajah krist yang sudah terbangun.
"M-maafkan daddy"
"Hah? K-krist mengantuk, sebaiknya kita tidur"
Krist memilih tak ingin membahas kejadian ini, memang apa yang ingin di jelaskan jika sudah ketahuan mencium bibir seperti tadi.
Krist tak ingin membuat singto merasa bersalah atau tak nyaman, lagi pula krist juga suka dengan perlakuan singto tadi.
*****
Keesokan paginya mereka terbangun dengan keadaan canggung, krist maupun singto enggan untuk memulai berbicara.Sudah hampir seharian mereka masih belum berbicara satu sama lain, krist juga bingung ingin bicara apa semua terasa canggung sekarang.
Singto juga tak tahu ingin bicara apa, jadi ia lebih memilih mengabaikannya dan menganggap semalam tak terjadi apa-apa.
"Krist apa kamu ingin jalan-jalan, daddy kebetulan tidak sibuk jadi daddy bisa menemanimu jalan-jalan hari ini"
"Kita kemana dad?"
"Terserah kamu ingin kemana"
****
Sedangkan saat ini orang tua singto sedang membicarakan hubungan krist dan singto yang terlihat semakin tak masuk akal, apa lagi semalam mama singto kembali melihat singto melakukan hal yang tak seharusnya di lakukan seorang ayah pada krist."Mama melihat singto mencium krist semalam, apa lagi kemarin mama pernah melihat singto memeluk erat tubuh krist" ucap mama singto pada suaminya.
"Mungkin ciuman sayang ayah kepada anaknya"
"Tapi itu ciuman di bibir pa, mama curiga dengan singto, jangan-jangan ia menyukai krist lagi"
"Memangnya kenapa jika ia menyukai krist? Apa tak boleh?"
"Jelas saja tak boleh, krist anaknya"
"Tapi bukan anak kandung, bahkan mereka tak ada hubungan darah sedikit pun"
"Tapi mama ingin singto hidup normal dan menikah dengan wanita"
"Apa jika menikah dengan krist itu tak normal?"
"Pa jangan bercanda, mama serius saat ini, apa kata orang-orang nanti jika singto sampai menikahi krist, walaupun hampir tetangga kita tahu jika krist hanya anak angkat singto, tapi tetap saja kan, tidak enak di dengar berita seperti itu"
"Sudahlah ma, jangan terlalu di kekang singto, biarkan dia memilih jalan hidupnya sendiri"
"Tidak, sampai kapanpun mama tak akan menyetujui krist dan singto"
"Mama tak sayang krist?"
"Justru karna mama sudah menganggap krist cucu jadinya tidak enak jika nanti krist harus memanggil mama, sama seperti singto, lagi pula usia mereka berbeda jauh"
"Mama tak perlu ikut campur, lagi pula papa lihat krist sepertinya tak menyukai singto, papa melihat krist biasa saja dengan singto"
"Iya... tapi bagaimana dengan singto?"
"Biarkan singto menata hatinya dengan baik lagi, kemana mereka saat ini?"
"Tadi singto mengatakan ingin membawa krist jalan-jalan "
Tbc.
![](https://img.wattpad.com/cover/286699298-288-k872131.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy
FanficBagaimana jika kamu menyukai seseorang yang sudah kamu rawat sejak kecil? Bahkan sudah kamu anggap seperti anakmu sendiri, tapi setelah ia tumbuh dewasa, perasaan berbeda mulai hadir. Itulah yang saat ini Singto rasakan, ia jatuh cinta pada anaknya...